NB!
Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!
Untuk font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....
Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.
Okey...enjoy this story
oOo
Krystal menggandeng tanggan Jiyeon sembari bersenandung senang, kedua gadis cantik itu mengikuti instruksi para penjaga akademi ke arah lobby akademi.
"Semoga kita sekelas!!" Ujar Krystal senang.
Jiyeon mengagguk sembari tersenyum, "Aku tak menyangka akademi seindah ini..." ujar Jiyeon yang dibalas anggukan setuju dari Krystal.
"Apa kau tahu? Akademi tempat ketiga terindah bagi ku setelah istana kerajaan sama katedral." Balas Krystal, Jiyeon hanya mengangguk.
Sesampainya di lobby, para murid berdiri menghadap tangga, disambut oleh seorang wanita paruh baya yang Jiyeon yakini adalah pengajar akademi. Kedua wanita itu tersenyum ramah
"Selamat datang murid-murid semua, saya madam Lynsie, saya bertanggung jawab di bidang kesiswaa. Saya ucapkan selamat bagi kalian semua yang telah berada disini yang artinya kalian telah dinyatakan lulus. Untuk hari ini kalian semua disilahkan untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk acara pembukaan besok." Ujar madam Lynsie dengan senyum merekah miliknya.
"Ah iya, satu lagi... di kamar kalian masing masing sudah ada list mata pelajaran yang bisa kalian pilih, pikirkan baik baik, besok akan dikumpulkan setelah upacara pembukaan." Setelah mengatakan itu madam Lynsie benar benar pergi meninggalkan lobby.
Perginya madam Lynsie juga membuat para murid baru akademi juga membubarkan diri dan sibuk menuju ke kamar mereka atau sekedar berjalan jalan mengelilingi akademi.
Krystal berbisik kearah Jiyeon sembari tersenyum jahil, "Hei, apa kamu sadar? Sedari tadi Sehun melirik kearah mu!! Itu pasti tatapan cinta."
Jiyeon yang mendengar itu mendelik tidak peduli. Atas dasar apa tiba tiba sang putra mahkota itu jatuh hati kepadanya.
Jiyeon pun memalingkan wajahnya kearah Sehun yang tak jauh darinya. Selang beberapa detik Jiyeon langsung memutuskan pandangannya.
Apakah mata Krystal telah rusak? Tatapan jatuh hati apanya? Itu lebih terlihat seperti tatapan penuh curiga!!!
Jiyeon memilih untuk mengabaikan hal tersebut dan berjalan kearah papan pengumuman untuk melihat aturan aturan apa saja yang harus di patuhi selama menjadi murid di akademi.
Namun fokusnya terpecah, aura tatapan Sehun tidak main main, Jiyeon merasa panas di punggungnya. Gadis cantik itu menghela nafas pelan, lalu membalikkan badannya ke arah Sehun yang masih saja memperhatikannya.
"Krystal bisakah aku bicara dengan sepupumu?" Tanya Jiyeon kearah Krystal.
Gadis berambut silver itu mengagguk antusias, "Tentu saja, aku juga harus memikirkan kelas yang akan aku ambil dengan cermat jadi aku akan ke kamar sekarang!" Ujar Krystal lalu berjalan sembari melambaikan tangannya kearah Jiyeon dan mengedipkan matanya kearah Sehun, membuat pria berahang tegas itu bingung.
Jiyeon menyatukan kedua tangannya lalu menghela nafas perlahan. "Maaf kan saya yang mulia, dengan hormat saya ingin bertanya ada apa gerangan hingga anda menatap saya dengan tatapan anda yang sangat menusuk relung jiwa saya ini? Tidak hanya hari ini, bahkan sebelumnya saat saya berada di kediaman Krystal. Badan saya rasanya akan berlubang karena tatapan tajam anda kepada saya."
"Buahahahahahahahahahahahah" Kai yang mendengar itu tak kuasa menahan tawanya.
Sehun juga tampak memalingkan wajahnya sebentar lalu berdehem pelan. "Kita berada di akademi sekarang, kau tak perlu seformal itu." Ujar sehun kearah gadis bersurai hitam didepannya.
"Baiklah, Sehun. Apakah aku boleh tahu alasan kenapa kamu menatap aku seperti itu? Apakah aku telah melakukan kesalahan?" Tanya Jiyeon sopan.
Sehun memperhatikan sekitar, kondisi aula yang mulai sepi membuat Sehun kembali menatap Jiyeon
"Maafkan saya, dari semalam sepertinya aku terlalu bertele-tele dalam menanya hal ini. Jiyeon apakah kamu pernah ke danau hati?" Tanya Sehun.
Jiyeon membeku, ia tak pernah berfikir pria didepannya itu akan mengetahui hal tersebut.
Kai yang mendengar hal itu juga menatap bingung, karena lokasi danau itu hanya anggota inti kerajaan saja yang tahu.
Jiyeon ayo perfikir, apa aku jujur saja?
Apakah aku harus bercerita bahwa aku adalah jiwa dari dunia lain yang bereinkarnasi dan dunia ini awalnya adalah sebuah novel??
Hahaha, yang ada aku diasingkan karena dikira gila.
Hm... ah aku tahu mau jawab apa!
"Da--"
"Halo yang mulia, ah kita sedang berada di akademi! Halo Sehun, halo Kai dan hai saudariku akhirnya kita bisa memiliki waktu untuk bersama!!" Sejeong datang menghampiri dan menyela ucapan Jiyeon.
"Sejeong!! Kamu dari mana saja?? Aku tak melihatmu dari tadi." Ujar Jiyeon kearah Sejeong.
Sejeong!! Untuk kali ini aku berterima kasih kepadamu! Sungguh!!
"Jiyeon, aku melihat kak Jimin mencarimu... kenapa kau tidak menghampirinya?" Ujar Sejeong.
"Begitukah? Terima kasih Sejeong! Sehun, kai sepertinya aku harus pergi... senang bisa berbicara dengan kalian." Ujar Jiyeon sembari menundukkan kepalanya dan pergi dari tempat.
Sejeong tersenyum melihat kepergian saudari tirinya itu, "Apa dia bodoh? Sudahlah, putra mahkota hanya pantas denganku."
"Sehun, bagaimana jika kita berkeliling akademi? Bukankah kamu sudah beberapa kali kemari? Aku ingin berkeliling tapi aku takut tersesat." Ujar Sejeong melas.
"Oh event Sejeong mengejar Sehun dimulai benar benar hari pertama masuk kah? Menarik." Gumam Jiyeon pelan sembari tersenyum miring.
Sehun melepaskan tangan Sejeong yang sedari tadi melingkar di lengannya.
"Ada peta yang telah di sediakan, Sejeong. Kau bisa menggunakan itu karena akubada urusan yang lebih penting. Mari Kai." Ujar Sehun lalu pergi meninggalkan Sejeong yang menatap kesal.Sudah kuduga melihat Sejeong merendahkan dirinya untuk mengejar Sehun itu akan menyenangkan.
-
TBC!!
Jangan lupa untuk vote, komen dan share biar cerita ini ga sepi kayak hati aingAloooo timekasi yang tetep nunggu yaahhhh karena aku sangat sibuk di rl huehuehue
Maap kalau ada typo yaa, besok saya revisi lagi mwehehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Queen
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!!] ketika seorang gadis era 21 masuk kedalam novel era pertengahan. Rian, seorang gadis yang berjuang hidup dalam ketidakadilan, apakah setelah mati pun ia harus mendapatkan ketidakadilan? inilah kisah, kisah seorang protagon...