Chap.22

1.5K 228 40
                                    

NB!

Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!

Untuk font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....

Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.

Okey...enjoy this story

oOo

Gadis berparas ayu itu menghela nafas panjang, bangunan megah mulai terpampang jelas di depan matanya.

"Ayo Jiyeon, saatnya bekerja menjadi seorang aktris handal, seperti biasa." Ujarnya dengan nada malas. Jujur saja Jiyeon merasa nyaman tinggal bersama Krystal, tak ada drama disana.

"Nona, kita sudah sampai." Ujar seorang prajurit sembari membuka pintu kereta itu,

Senyum indah tepatri diparas ayu nya, "Terima kasih tuan Axiel." Ujar Jiyeon lembut.

Sang prajurit tersentak kaget, hanya mengangguk bingung sembari membantu Jiyeon turun dari kereta kuda.

"Kenapa anda terlihat kaget tuan?" Tanya Jiyeon lembut.

Axiel tersenyum kikuk, "M- maafkan saya nona." Ujarnya.

Jiyeon terkekeh kecil, "Anda tak melakukan kesalahan apapun, apa yang harus saya maafkan tuan?" Axiel hanya tersenyum sembari menunduk hormat.

"Anda mengingatkan saya dengan nyonya Tae hee. Beliau juga sangat sopan seperti anda." Ujar nya, Jiyeon menatap Axiel rumit.

Sebaik itukah ibu dari Jiyeon ini? Tapi kenapa suaminya sepertinya kotoran?!

"NONAA!!" Panggil Millie yang tampak berlari keluar dari mansion, kaki Jiyeon terhenti sembari menatap bingung kearah Millie yang terlihat sangat panik.

"Bibi... Tenang, ada apa?" Tanya Jiyeon bingung, Millie tampak mengatur nafas,

"Saat saya sampai di mansion tadi pagi, nyonya besar mengatakan bahwa saat nona menginap di kediaman Grey, ada sekelompok orang asing yang masuk dan mencuri semua barang barang milik nyonya Tae hee!" Ujar Millie panik.

Jiyeon tak kaget, sudah ada perasaan bakal muncul suatu tak beres yang akan dilakukan oleh ular berkepala dua itu,

"A- apa bi?! Bagaimana?! Bagaimana bisa?!" Teriak Jiyeon,

"Jiyeon anak ibu..." Azzula berjalan, menghampiri Jiyeon dengan wajah sedih miliknya,

Dalam hati Jiyeon merutuki wanita ular didepannya itu, Jiyeon berlari kecil, memeluk tubuh sang ibu tiri.

"Bagaimana bisa terjadi ibu!!! Bagaimana bisaa!?" Ujar Jiyeon histeris, air mata kepalsuan berhasil turun dari manik rubahnya.

"Sayang... Maafkan ibu... Itu semua terjadi begitu saja..." Ujar Azzula sendu.

Para pelayan yang berada di ambang pintu hanya bisa menatap Jiyeon kasihan, karena mereka tahu betul siapa dalang dari kekacauan yang terjadi.

"Ibu... Kenapa harus barang milik ibuku... Kenapa ibu?! Kenapa?!" Jiyeon membenamkan wajahnya di dada Azzula, suara Isak tangis yang begitu menyedihkan terdengar menyakitkan.

Perfect QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang