NB!
Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!
font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....
Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.
Okey...enjoy this story!
Hope u like it!
oOo
Seorang pria berkulit putih itu kini tengah khusyuk membaca sebuah buku tebal dihadapannya.
Seorang pria berjubah emas itu menghampiri sang anak, Gabriel mendudukkan dirinya tepat didepan sang putra.
"Kau tak pergi ke undangan rumah Marquis Blaine?" Tanya Gabriel ramah.
Sehun hanya melirik sang ayah sekilas, lalu kembali membaca bukunya,
"Untuk apa ayah menanyakan pertanyaan yang ayah sendiri sudah tahu, jawabannya." Ujar Sehun tanpa melihat kearah sang ayah."Lagi lagi kau menyuruh Kai untuk mewakili dirimu, pergi ke pesta walau sebentar tidak akan membuat kau melupakan pelajaran mu, sungguh..." Ujar Gabriel khawatir,
Sehun tersenyum tipis, berdiri sembari menyeduhkan teh untuk sang ayah, "Aku baik baik saja... Aku hanya ingin menjadi nomor satu tertinggi di ujian masuk... Itu saja."
"Terserah kau saja..." Gabriel menghela nafasnya pasrah,
Sehun tersenyum tipis lalu matanya menatap kearah pintu,
Sedikit kaget saat mendapati Sean tengah berdiri dengan tatapan datar miliknya.
"Oh, anakku! Sean sayang kemarilah, kita minum teh bersama." Ajak Gabriel saat menyadari anak bungsunya tengah berdiri di ambang pintu.
Bibir pucat itu tak bergerak sama sekali, tatapan datar masih menghiasi wajah tampan Sean,
"Aku hanya ingin ibu."
Kalimat itu lagi lagi keluar dari mulut Sean, Sehun meremas ujung kemejanya,
"IBU SU-- Haah... Sean, berhenti dan terima semuanya... Kumohon, ini sudah tiga tahun semenjak kepergian ibu.""Untuk apa? Untuk apa aku mengerti?! TIDAK! AKU TIDAK MENGERTI!! DAN BAHKAN AKU TAK MAU MENGERTI! KALIAN YANG TIDAK MENGERTI!!" Sean mengamuk, pria kecil itu berteriak sembari membanting apapun yang ada didekatnya,
Beberapa pengawal langsung mengamankan pria kecil itu, membawa Sean bergi walau pria itu terus saja meronta minta dilepaskan.
Sehun menatap pintu yang tertutup rapat itu, mengusap wajahnya kasar,
"Ayah, dia benar benar harus diterapi, kita harus membawanya walau dengan cara menyeretnya paksa." Ujar Sehun khawatir, ia tak mau adiknya semata wayangnya itu terus terusan tersiksa."Ayah ingin, tapi itu akan buruk, jika kita memaksanya, dia bisa saja.... Memilih untuk menyusul ibunya." Gabriel menutup wajahnya, menangis walau tertahan.
Sehun memeluk sang ayah sembari mengusap punggung Gabriel pelan.
"Aku harap ada keajaiban sehingga Sean mau di terapi."oOo
Para gadis bangsawan kini tengah duduk bersama, tentu kali ini Jiyeon ikut bergabung walau harus terus memasang topeng ramah tamah yang membuat otot pipinya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Queen
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!!] ketika seorang gadis era 21 masuk kedalam novel era pertengahan. Rian, seorang gadis yang berjuang hidup dalam ketidakadilan, apakah setelah mati pun ia harus mendapatkan ketidakadilan? inilah kisah, kisah seorang protagon...