NB!
Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!
font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....
Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.
Okey...enjoy this story!
Hope u like it!
oOo
"INI SUSAH! TAK ADA SATUPUN YANG MASUK KEDALAM KEPALAKU!"
Mendengar teriakan sang saudari tiri, Jiyeon berjalan mendekat kearah pintu raksasa yang tak tertutup rapat itu,
Bibir Cherry miliknya melengkung angkuh, tatapan sinis gadis itu tujukan kepada seorang wanita yang tengah melemparkan buku ke lantai.
"Bukankah ini tidak adil? Bagaimana bisa kami para wanita bangsawan mengerjakan soal yang sama dengan para pria?! Para wanita itu harusnya hanya berdandan, berdansa dan berpesta! Belajar? Huh, konyol!" Ujar Sejeong kesal sembari menginjak-injak buku tebal itu.
"N- nona... Bukankah semua para gadis bangsawan diberikan waktu selama lima tahun untuk belajar? T- tapi nona tak pernah mau... N- nona selalu berpes--"
"Diam kau! Jadi kau bilang ini salahku?! Jangan karena kau mengajariku belajar, kau berasa lebih hebat dariku! Kau hanya Putri Baron miskin! Aku, Sejeong Blaine tak pernah salah! Kau saja yang tak becus mengajariku! Paham?" Sejeong melipat kedua tangannya di dada, memandang rendah kearah gadis yang lebih tua sepuluh tahun darinya itu.
Jieun, gadis bersurai pirang itu mengangguk lemah, "I- iya nona..."
Sejeong tersenyum miring, gadis itu membelai kepala Jieun, namun seperkian detik berikutnya ia menarik Surai emas itu kasar.
"Awh... S- sakit... Nona..." Ringis Jieun, namun Sejeong hanya tersenyum melihat itu.
Jiyeon yang menyaksikan dari balik pintu menganga tak percaya,
Aku tahu dia antagonis, astaga... Dia benar benar gila!
"Jika ayahku bertanya padamu, kau tau harus menjawab apakan?" Tanya nya kearah Jieun.
Jieun mengangguk cepat, "I- iya nona, saya akan mengatakan bahwa nona belajar dengan sangat rajin." Ujarnya takut.
Sejeong tersenyum miring, dengan ringannya ia melepaskan cengkramannya dari rambut Jieun secara kasar, hingga tubuh gadis itu terdorong kebelakang.
"Cepat, jelaskan lagi tentang sejarah itu kepadaku! Jelaskan hingga aku paham, mengerti?!" Tihtah Sejeong sembari duduk dengan angkuhnya.
"I- iya nona..." Jieun berjalan kearah lantai, memungut buku yang sudah hampir rusak karena diinjak oleh heels milik Sejeong.
"Kenapa hah? Tenang saja, aku tak sepertimu yang miskin. Aku bisa membeli buku itu dengan harga sepuluh kali lipat dari aslinya." Ujar Sejeong santai, Jieun yang mendengar itu mengeratkan genggamannya.
"I- iya nona..." Ujar gadis itu pelan.
Dari balik pintu, Jiyeon menggeleng, menghembuskan nafasnya kasar, "Wanita gila..." Ujarnya lalu pergi meninggalkan kamar Sejeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Queen
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!!] ketika seorang gadis era 21 masuk kedalam novel era pertengahan. Rian, seorang gadis yang berjuang hidup dalam ketidakadilan, apakah setelah mati pun ia harus mendapatkan ketidakadilan? inilah kisah, kisah seorang protagon...