NB!
Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!
font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....
Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.
Okey...enjoy this story!
Hope u like it!
oOo
"Nona!!" Millie berjalan cepat ketika melihat Jiyeon di ujung lorong,
"Bibi? Ada apa?" Tanya Jiyeon lembut, Millie tersenyum lembut.
"Tuan Louis tengah menunggu di ruangan anda, nona." Ujar Millie sopan, Jiyeon menautkan kedua alisnya sejenak.
"Tuan-- Ah! Tuan Louis! Astaga aku lupa jika aku meminta tuan Louis datang!!" Jiyeon menepuk jidatnya pelan, "Terima kasih bibi..." Ujarnya dan segera berjalan menghampiri sang kepala keuangan keluarga Blaine itu.
Ketika pintu raksasa itu terbuka, Jiyeon kini dapat melihat jelas seorang pria tua dengan janggut putih yang panjang tengah menyesap teh miliknya.
Alis Jiyeon lagi lagi saling bertautan,
Bolehkah aku memegang dan mengepang janggutnya itu?
Dia terlihat seperti Dumbledore! Mungkin lebih pendek.
"Nona, apa anda akan berdiri disana sepanjang malam?" Tanya Louis ramah,
"Ah, iya... Maaf kan saya tuan..." Jiyeon sedikit membungkukkan badannya, lalu berjalan pelan menuju sofa didepan Louis.
"Untuk ukuran bangsawan, anda sangat ringan untuk meminta maaf... Bahkan anda tidak segan meminta maaf kepada seseorang tanpa nama belakang sepertiku." Ujar Louis lembut.
Jiyeon hanya tersenyum manis mendengar hal itu, ia tahu... Louis bukanlah pria yang mudah untuk memuji seseorang,
"Ada apa anda memanggil saya nona?" Tanya Louis langsung ke intinya.
Jiyeon lagi lagi tersenyum mendengar hal itu, "Maaf mengganggu waktu Anda tuan, sebenarnya saya ingin meminta tolong... Anda tahu bukan, sebentar lagi saya akan keluar dari mansion ini dan hidup sebagai seorang siswa di sekolah nantinya, jadi saya ingin semua harta atas nama saya, hanya saya saja yang dapat mengaksesnya. A- apa itu berlebihan?" Tanya Jiyeon berpura pura gugup,
Louise menatap lembut kearah gadis didepannya itu, "Tentu tidak nona! Sudah seharusnya harta yang Anda miliki itu menjadi milik anda sepenuhnya, tidak ada yang berhak menggunakannya selain anda. Baik itu Nyonya Marquisess, nona Sejeong ataupun Tuan Marquis." Jelas Louise sembari menyesap teh miliknya.
Jiyeon menyatukan kedua tangannya, "Sungguh!!! Terima kasih tuan!" Ujar Jiyeon senang.
Louis berdiri dari duduknya, "Baiklah, sepertinya semuanya sudah jelas nona, beristirahatlah... Besok anda akan melakukan tes bukan?"
Jiyeon tersenyum sembari mengangguk pelan, "Iya, sekali lagi terima kasih Tuan."
"Walau saya sudah tua, namun saya dapat melihat bahwa Anda orang yang sangat baik. Saya akan selalu mendukung anda." Ujar Louis sebelum benar benar pergi dari kamar Jiyeon.
Jiyeon tak menjawab, ia hanya tersenyum sembari mengangguk pelan, menatap kepergian Louis yang semakin menghilang dibalik lorong.
"Jiyeon..." Suara lembut itu kini menari di indera pendengarannya.
Gadis cantik itu membalikkan badannya, menatap gadis yang seumuran dengannya itu.
Sejeong tersenyum manis, ia menyodorkan sepiring biskuit kearah Jiyeon.
"Aku membawakan biskuit untuk menemani mu belajar, Jiyeon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Queen
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!!] ketika seorang gadis era 21 masuk kedalam novel era pertengahan. Rian, seorang gadis yang berjuang hidup dalam ketidakadilan, apakah setelah mati pun ia harus mendapatkan ketidakadilan? inilah kisah, kisah seorang protagon...