NB!
Baca ini dulu biar ngerti alur nya!!
Untuk font yang miring semua itu berarti batinnya neng Jiyeon ya....
Sedangkan yang font miring dan diikuti tanda petik di awal dan diakhir itu berarti batin dari salah satu cast.
Okey...enjoy this story!
Hope u like it!!
oOo
"Nona, apa kita mau ke penjahit Griffin? Atau yang lain?" Tanya Millie sopan kearah Jiyeon yang tengah dibantu untuk naik keatas kencana.
Jiyeon menatap Millie lembut, "Kita ke penjahit langganan keluarga saja, tapi sebelum itu kita pergi ke kediaman Duke Luzard."
Millie yang mendengar itu menatap bingung, "Bukan kah, tuan Dong Gun berada di sini?" Tanyanya.
"Aku ingin menemui tuan Duke, ah ya.... Tolong siapkan kertas dan pena juga ya, bibi." Ujar Jiyeon hangat.
Millie hanya mengangguk walau dia bingung dengan sikap Jiyeon yang sedikit demi sedikit mulai berubah, wanita itu mulai memasuki kereta dan duduk dihadapan Jiyeon.
Maniknya seolah tak lepas dari Jiyeon yang tengah menulis diatas kertas,
Menyadari Millie tengah menatap bingung kearahnya, Jiyeon tersenyum lembut sembari melipat kertas itu.
"Hari ini... Aku mengambil keputusan yang besar, bi. Jadi aku ingin menjelaskannya secara pribadi kepada tuan Duke, aku tak mau Dong Gun terkena masalah karena ku.... Karena dia adalah pria yang aku cintai." Ujar Jiyeon membuat raut wajah sesedih mungkin,
Hati Millie meringis, ia tak tega melihat wajah sedih Jiyeon yang terlihat amat mengenaskan,
"Nona... Anda sangat baik, seperti malaikat." Ujar Millie sembari menggenggam tangan Jiyeon erat.
Dibalik senyum sedihnya, Jiyeon tersenyum puas.
Aku akan selalu menjadi malaikat didepan kalian, dan menjadi dewi kesengsaraan didepan mereka yang pantas.
"Saya yakin, tuan Duke akan mengerti maksud anda dan tidak menyalahkan tuan Dong Gun... Beliau pasti merasakan niat baik Anda, nona!" Ujar Millie optimis,
Jiyeon tersenyum manis, merentangkan kedua tangannya lalu memeluk Millie hangat.
Namun kini sorot matanya kembali menajam, menatap kearah jalanan dengan senyuman miring.
Maaf Millie, tapi kedatanganku ke kediaman Luzard itu untuk menjadi percikan api diatas tumpahan bensin yang dibuat oleh si bodoh Dong Gun.
Lalu...
Boom!
Permainan, akan dimulai....
Jiyeon menyudahi pelukannya, "Terima kasih bibi..." Ujarnya lembut.
"Apapun masalahnya, saya akan selalu setia dengan mu, nona!!" Ujar Millie yakin, membuat Jiyeon tersenyum haru.
Iya Millie, aku tak akan membiarkan orang sepertimu mati sia sia.
oOo
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Queen
Fantasy[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!!] ketika seorang gadis era 21 masuk kedalam novel era pertengahan. Rian, seorang gadis yang berjuang hidup dalam ketidakadilan, apakah setelah mati pun ia harus mendapatkan ketidakadilan? inilah kisah, kisah seorang protagon...