19

9.6K 729 17
                                    

Hendery sekarang akhirnya bisa tinggal dengan Johnny dan Chitta, meskipun belum secara resmi menjadi anak angkat karena Johnny dan Chitta belum memenuhi syarat sebagai pasangan suami istri yang sah. Namun ada pro untuk Johnny mengingat kesaksian polisi tentang anak itu yang akhirnya memberikan keputusan akhir bahwa Hendery akan langsung menjadi anak angkat Johnny dan Chitta apabila mereka menikah. Well itu bukan masalah besar sebenarnya, karena Kepala Instansi Sosial memberikan izin agar Hendery tinggal bersama mereka mengingat Hendery tak memiliki rumah. Dan karena permohonan Chitta.

Namun itu semua bukan masalah utamanya saat ini. Yang jadi masalah adalah.......

"Apa perlu papa bantu??" Tawar Johnny ketika melihat Hendery membawa tumpukan mainan ditangannya yang hanya dibalas gelengan ribut dari anak itu sebelum melenggang pergi dengan terburu-buru. Johnny menghela nafas, ini sudah satu minggu mereka tinggal bersama, namun Hendery masih merasa begitu waspada dengan Johnny karena apa yang ia alami.

"Deketinnya perlahan-lahan aja mas" ucap Chitta mengelus bahu kekasihnya itu yang hanya dibalas anggukan lesu dari Johnny. Yeah dia sebagai ayah memang harus bekerja keras.

-----------------------

Pukul 08:00 malam setelah makan malam, terdengar suara ramai dari Johnny yang sedang bermain dengan Mark, ditambah lagi lengkingan tawa Mark semakin meramaikan suasana rumah yang luas itu.

"Mas udah dong ntar Mark cape!!" Ucap Chitta namun tak digubris oleh Johnny membuat Chitta mendengus kesal dan memilih meninggalkan sepasang ayah anak itu sendiri dengan dunia nya. Chitta sempat berhenti lalu bibirnya berusaha menahan kedutan agak tak naik keatas ketika melihat Hendery sedang memandang dua orang di ruang tamu itu dengan sendu.

"Dery ngapain disini??" Tanya Chitta lembut membuat Hendery gelagapan merasa tertangkap basah.

"De-dery i-itu--"

"Mau main juga sama papa sama adek??" Tanya Chitta lagi.

Hendery menunduk lalu menganggukan kepalanya pelan "ta-tapi takut" ucapnya lirih sambil memilin ujung kaosnya membuat Chitta terkekeh gemas. Dia kemudian merain pipi gembil bocah lima tahun itu dan diangkat lalu dielusnya pelan.

"Papa gak jahat kok sayang, liat tuh adek aja gak papa main sama papa, malah ketawa seneng" ucapnya dengan senyum tulus. Hendery menatap Johnny dan Chitta bergantian, masih terlihat ada setitik keraguan dari mimik wajah Hendery mengingat bagaimana galaknya wajah papa barunya itu.

"Main yah sama papa, papa juga pengen main sama Dery, kemaren papa curhat sama mama katanya papa sedih Dery gak mau main sama papa" ucap Chitta dengan wajah yang dibuat sedih. Hendery menatap Chitta dengan pandangan 'benarkah??' yang hanya dibalas anggukan oleh Chitta.

Hendery menatap sekali lagi kearah Johnny yang terlihat sedang bermain dengan Mark "anterin" ucapnya kepada Chitta yang hanya dibalas tawa ringan, namun Chitta juga tak menolak dan menggandeng tangan Hendery membawanya kepada Johnny.

Johnny menatap Chitta dan Hendery yang bergandengan tangan dengan bingung, mau kemana mereka berdua dengan aura yang cerah seperti ini??, Tidak untuk Hendery sih, dia gugup takut dibentak.

"Ayo bilang sayang" ucap Chitta berjongkok menyesuaikan tinggi badannya dengan Hendery, memegang bahu sempit itu sekedar memberikan dorongan.

"Papa Dery mau ikut main boleh??" Tanya Hendery ragu. Raut bingung yang awalnya ditampilkan Johnny berubah menjadi sebuah senyuman cerah tatkala mendengar kata-kata yang keluar dari muku Hendery. Dengan semangat dia mengangguk dan mengajak Hendery bermain. Astaga ini rasanya lebih menyenangkan daripada mendapatkan proyek besar dari luar negeri.

Chitta tersenyum senang. Bahagia sekali rasanya ketika melihat Hendery mulai bisa mengakrabkan diri demgan Johnny, dia juga jadi lebih terbuka dan nyaman. Chitta pun memilih meninggalkan mereka bersama dan masuk kedalam kamar.

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang