6

14.3K 968 4
                                    

Pagi yang cerah.

Yaa....

Hanya itu yang bisa Chitta deskrip kan mengenai awal harinya.

Hanya duduk di meja makan sembari menikmati sarapannya ditemani Johnny didepannya yang juga sedang menikmati sarapannya sembari membagi atensi dengan ponsel di meja.

Johnny tiba-tiba menyerngitkan dahi. Dia menolehkan pandangannya pada Chitta "Chit, ntar temenin aku ke kantor ya".

Chitta menatap Johnny dengan bingung "buat apa??" Tanya nya setelah ia menelan kunyahannya yang entah keberapa.

"Sekertaris aku mau periksa kandungannya hari ini, jadi izin gak masuk" ucap Johnny tanpa menatap Chitta.

Sekertaris Johnny memang sudah menikah satu tahun lalu dan sekarang sedang hamil tua, dia juga mengatakan pada Johnny bahwa dia akan resign setelah melahirkan karena dia ingin memfokuskan waktunya untuk mengurus anak.

"Owhhh, gak kerasa teh Irene udah mau lahiran aja, padahal rasanya baru kemaren aku ngelihat teh Irene ngidam ngejambak mas dilobby kantor" ucap Chitta sembari terkekeh kecil ketika mengingat kejadian 7 bulan lalu dimana Irene dengan ganas nya menjambak Johnny hingga membuat kegaduhan di kantornya. Katanya sih buat simulasi pas lahiran bakal ngejambak Seno suaminya. Chitta benar-benar selalu tertawa selama beberapa hari ketika melihat Johnny setelah kejadian itu. Dan karena kejadian itulah ntah kenapa malah menghilangkan kecanggungan antara mereka berdua.

"Yaampun Chit masih aja dibahas" ucap Johnny dengan cemberut. Chitta hanya terkekeh kecil melihat sikap kekanakan lelaki didepannya itu.
"Dah ah, gak nafsu makan lagi" ucapnya meletakkan sendoknya dengan kasar, menghempaskan badannya kekursi dan memalingkan wajahnya sembari melipat kedua tangan didada menunjukkan bahwa dirinya sedang merajuk.

"Dih gitu aja ngambek" ledek Chitta. Johnny tidak merespon apa-apa.

"Iya dehh, maaf"

Johnny masih saja tak menggubris

"Mas....."

"Gak ah males"

"Ihh yaudah iya, mas mau nya apa biar gak marah lagi" tanya Chitta mencoba untuk sabar.
Johnny melirik kearah Chitta dengan pandangan jahilnya. Ini dia kalimat keramat yang ia tunggu.

"Temenin kekantor" ucap Johnny sembari mencondongkan badannya kearah Chitta.

"Ya tapi aku ngapain disana??" Tanya Chitta jengah. Dirumah dia masih ada banyak kerjaan.

"Temenin aja, biar gak sepi" ucap Johnny merengek.

"Terus ini kerjaan dirumah gimana???" Ucap Chitta kesal. Jika bukan karena pekerjaan rumah yang menumpuk Chitta pasti akan mengiyakan permintaan Johnny dari pada dia dan Mark bosan dirumah.

"Udah ntar panggil tukang bersih-bersih aja kesini" ucap Johnny enteng.

"Kalo misalnya dia nyuri??" Tanya Chitta dengan segala pemikiran emak-emak nya. Dia begini bukan tanpa alasan, kemarin Taera memberitahu nya kalau sepupunya itu kemalingan sama orang yang ia bayar sebagai tukang bersih-bersih. Memang bukan barang yang terlalu penting yang hilang, hanya beberapa barang yang bisa dikatakan murah. Dan bukan suatu hal yang harus dikhawatirkan, tapi bagaimana jika yang di curi itu TV, atau sertifikat penting??. Apalagi rumah ini tuh tidak ada yang murah. Pencuri bisa langsung kaya hanya dengan sekali mencuri disini.

"Yaudah kalo dicuri ya beli lagi, gitu aja kok repot, jangan jadi kayak orang susah" Chitta menatap Johnny dengan pandangan sengit. Bagaimana pria didepannya ini bisa bicara begitu dengan entengnya padahal seisi rumahnya itu bukan cuma krupuk seribuan yang ia sering beli waktu SD.
Dan juga Chitta seharusnya mendengarkan Teh Irene tentang jangan membiarkan Johnny terlalu lama mengobrol dengan Mas Seno suaminya Irene, kalau tidak nanti jadi ketularan sombongnya. Tapi Chitta tak mengubris sama sekali dan hanya menganggap itu sebagai sebuah candaan saja mengingat bagaimana narsisnya mas Seno itu. Tapi yah sekarang dia menyesalinya.

"Mas kurangin deh bergaul sama mas Seno, ntar pahalanya ketumpuk ma dosa karena mas keseringan sombong" ucap Chitta kesal.

-----------------------------

Pada akhirnya setelah berdebat panjang yang diakhiri tangisan Mark yang minta ASI karena haus, Chitta akhirnya duduk di sofa ruangan Johnny dan sibuk sendiri bermain dengan Mark. Johnny sendiri sedang berada di ruangan lain karena ada Meeting yang harus dia datangi.

Karena bosan Chitta pun memutuskan untuk keluar dan berjalan-jalan, lagipula dia lapar, mungkin dia akan mencari kafetaria.

Dia pun menggendong Mark "Mark, mama laper, temenin mama cari makan yuk" ucap Chitta yang hanya dibalas kikikan ringan sang bayi.

Chitta terkekeh melihat kegemasan bayi digendongnya "Lets go!!" Seru Chitta.

--------

Chitta dengan Mark di gendongan berjalan menyusuri lantai satu dimana kafetaria berada.

Ah ya.....
Chitta tadi sempat bertanya kepada salah satu pegawai disana yang ternyata adalah Resepsionis yang ia temui waktu itu. Resepsionis itu bahkan tidak berani menatap mata Chitta karena takut dan malu. Bagaimana bisa dia bersikap sinis kepada istri bosnya, untung saja dia tak dipecat batinnya.

Yah, setidaknya biarkan itu tetap dipikiran sang Resepsionis.

Sedangkan Chitta, dia tak masalah sama sekali. Salah nya juga waktu itu datang dengan pakaian gembel. Lagipula dia ini kan memang pembantu. Eumm babysitter dan pembantu itu sama kan??

----------------

Setelah sampai di kafetaria dia pun memesan makanan dan menghabiskan nya tanpa bicara dengan Mark yang hanya memperhatikan dengan pandangan polos sarat keingin tau-an.

---------------

Selesai dengan acara makan siang nya. Chitta bergegas menuju keruangan Johnny. Johnny pasti sudah selesai Meeting saat ini.

Tidak ada yang spesial dijalan menuju ruangan Johnny, hanya ada kikikan girang Mark karena Chitta yang terus mencium pipinya yang membuat geli.

"Chitta......"

Chitta seketika berhenti.

"Suara itu........"



°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Tbc

Note: gini nih kalo bikin WP gak ada persiapan cast sama sekali:)

Bingung kan gue:)

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang