Eummm bagaimana kita memulainya...
Apapun itu narasinya yang penting sekarang adalah bagaimana aneh nya wajah Chitta yang menganga dengan mata menatap dua kotak cincin berwarna merah ditangan kanan dan kirinya.
"Mas udah beli cincin, tapi kenapa malah ajak aku beli yang baru??"
Johnny hanya melirik sedikit lalu kembali fokus pada jalan raya "aku lupa" ucapnya dengan santai.
Ahh ya mungkin jika kalian bersedia menggunakan otak kalian untuk sedikit berputar ke beberapa jam sebelum Mark diculik, Johnny sempat membeli sebuah cincin untuk Chitta, namun karena insiden itu membuat fokus Johnny teralihkan hingga lupa dengan cincinnya.
"Buang-buang uang kan jadinya" ucap Chitta dengan desahan pasrah. Ayolah jiwa ibu-ibu dalam dirinya tak bisa menerima sebuah pemborosan besar seperti ini, ditambah lagi kedua cincin dalam genggaman nya ini harganya sangat mahal. Cukup membuat tangan Chitta bergetar karena aura mahalnya.
"Yaudah kalau gitu, yang satu buat pertunangan yang satu lagi untuk pernikahan" ucap Johnny dengan enteng nya seperti yang ditangannya ini adalah dua buah nasi padang.
Chitta menghela nafas dan memilih menyenderkan tubuhnya di kursi mobil, tak berniat membalas ucapan Johnny karena sungguh itu hanya membuang tenaga.
"Jadi kita akan kemana??" Tanya Johnny tiba-tiba.
"Mau kemana lagi??, Ayo pulang" ucap Chitta dengan malas.
"Eyyy mana bisa gitu, kita udah dapat kesempatan jalan berdua tanpa Mark saat ini, masa kamu mau sia-siakan" ucap Johnny memelas.
Chitta berdecak, lagipula ini bukan keinginan nya, itu semua karena Johnny yang mendesak mama untuk menjaga Mark sementara waktu sehingga memberikan sedikit moment untuk Johnny dan Chitta bersama setelah beberapa hari yang berat. Meski ada sedikit drama Mark tak mau di tinggal hingga menangis kencang, berakhir dengan Chitta yang menyusui Mark terlebih dahulu dan meninggalkan beberapa botol ASI yang sempat ia simpan untuk berjaga-jaga jika Mark menangis dan terbangun karena kelaparan.
"Terserah mas aja" ucap Chitta pasrah dan dibalas tawa kemenangan dari Johnny.
----------------
Sekarang sudah pukul 9 malam, Chitta hanya menatap keluar jendela mobil pada tetesan hujan yang cukup deras. Sedangkan Johnny disampingnya memasang wajah cemberut dan sesekali mendumel kesal, rencana ngedate sampai tengah malam yang sudah ia susun terpaksa hancur karena Chitta merengek minta pulang dengan alasan perasaan nya tak enak, dia bilang katanya khawatir jika meninggalkan Mark terlalu lama. Johnny masih setia mendumal, menyinggung tentang bagaimana temannya bercerita bahwa dia menikmati kencan hingga tengah malam bersama kekasihnya dengan begitu romantis. Sedangkan yang disinggung hanya bersikap acuh tak acuh dengan kelakuan lelaki disampingnya yang begitu kekanak-kanakan.
Chitta menyengrit ketika melihat sesuatu yang cukup mencurigakan agak jauh didepannya. Ketika sudah hampir mendekat Chitta meminta Johnny untuk menghentikan mobilnya. "Mas berhenti bentar" ucapnya sambil memukul pelan lengan Johnny yang hanya dibalas dengan delikan kesal.
"Apa??" Ucapnya setengah hati, dia masih cukup kesal untuk diajak bicara ngomong-ngomong.
"Berhenti aja dulu" ucap Chitta dengan kesal.
Dengan setengah hati Johnny pun menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Chitta semakin menyipitkan pandangannya dan seketika matanya membulat kaget melihat pemandangan yang cukup membuat hati seorang ibu nyeri.
Didepannya ada seorang anak usia sekitaran 4 sampai 5 tahun yang meringkuk kedinginan beralaskan sebuah kardus di depan sebuah toko yang sudah tutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABYSITTER [ END ]
RandomBerawal dari rasa sakit hati Chitta yang kehilangan bayinya pasca melahirkan karena gagal jantung. mempertemukannya dengan dua orang baru yang yang akan menggantikan kebahagiaan yang sebelumnya tak dia dapatkan. Jhonny. Seorang duda anak satu yang k...