"Mama lehernya kenapa merah?"
Byur
Johnny menyemburkan air yang sedang ia minum ketika mendengar pertanyaan polos yang keluar dari mulut Hendery, sedangkan Hendery hanya menatap polos pada sang ayah yang terlihat kesusahan bernafas.
Hendery mendekat lalu dengan polosnya mengelus punggung Johnny "papa minumnya pelan-pelan aja, Dery gak bakal rebut kok" ucapnya polos yang hanya dibalas senyuman lirih oleh Johnny, kagum dengan kepolosan anak ini.
Chitta tertunduk malu, sedangkan sang mama yang sedang mengaduk susu formula untuk Hendery hanya terkikik geli. Jika ada yang bertanya apa yang dilakukan ibu anak satu itu disana, jawabannya hanya satu.
Yaitu membantu keperluan bulan madu pasangan baru menikah ini.
Mama datang kesana untuk membawa Mark dan Hendery tinggal bersama selama 3 hari kedepan. Sebenarnya Johnny maunya satu minggu, tapi Chitta menolak karena Mark tak bisa ditinggal lama. Sekalian untuk mengurus ijin adopsi Hendery dan mengadaptasi kan anak itu dengan keluarga besar."Kamu gak sabaran banget sih John, ntar kan bisa kalo udah sampai dibali nya" ledek sang mama yang hanya dibalas rengekan oleh Chitta. Astagaaa dia malu sekali.
Semua sudah beres, baik pakaian atau dompet untuk bertahan hidup selama beberapa hari dibali sudah dibawa. Chitta juga sempat memberitahu mama rumah sakit langganan nya untuk mengambil ASI yang biasanya ia pakai jika suatu hari tak bisa berada dekat dengan Mark.
Johnny dan Chitta berangkat menuju bandara dengan menggunakan supir pribadi, tak mungkin juga meninggalkan mobil dibandara kan?.
Mereka duduk dikursi tunggu sembari menyender satu sama lain menunggu nama pesawat mereka diumumkan, saling bercanda ringan atau sekedar memainkan jari satu sama lain tanpa menyadari tatapan gemas dari beberapa orang disana. Ada juga sekelompok remaja yang sepertinya akan liburan berbisik sedih meratapi kejombloan ketika melihat dua orang ini yang terlihat begitu romantis. Ada juga yang menyesali berada didekat atmosfer romantis yang mereka berdua ciptakan karena sendiri.
-----------
Chitta duduk di kursi dekat jendela pesawat menatap kearah Johnny yang sibuk memasukan barang di kabin pesawat. Johnny menutup pintu kabin lalu mendudukkan dirinya disamping Chitta yang masih memandanginya. Johnny mengelus singkat puncuk kepalanya dan bertanya 'kenapa?' dengan mimik wajah yang hanya dibalas gelengan singkat dari Chitta, yeah lagi pula memandangi suami tak perlu dengan alasan kan??.
Memikirkan tentang Johnny yang sudah menjadi suaminya membuat Chitta jadi tersenyum malu-malu sendiri. Astaga rasanya seperti mimpi.
Johnny menyengrit bingung tatkala melihat istrinya yang sedang tersenyum sendiri, apa ada sesuatu yang lucu??. Johnny kemudian menjawil hidung Chitta yang membuat dia spontan mengedipkan matanya lucu. "Kenapa senyum-senyum gitu??" Tanya Johnny dengan ekspresi tengil.
"Emangnya kenapa kalo senyum-senyum??, Gak boleh??, Mas mau liat aku murung seharian??" Tanya Chitta sewot, malu sebenarnya tertangkap basah sedang senyum sendiri layaknya orang bodoh.
"Ya enggak, aneh aja kamu tiba-tiba senyum-senyum gak jelas" ucap Johnny, terkikik ketika mendengar ucapan sewot Chitta yang entah kenapa terasa lucu. Astaga bagaimana bisa setiap hal yang Chitta lakukan terasa menggemaskan untuk Johnny??. Ingin rasanya ia kurung didalam kamar dan mendekapnya seharian agar hanya dia yang melihat segala macam ekspresi manis istrinya tersebut.
"Yaudah kalo gitu aku cemberut aja" ucap Chitta mencebikkan bibirnya. Moodnya tiba-tiba menjadi jelek. Johnny tertawa ketika berhasil menjahili istrinya itu, sedangkan Chitta mendelik galak. Ayolah ini bulan madu pertamanya bisa kah Johnny membiarkan bahagia tanpa rasa kesal?? rasanya menyebalkan melihat Johnny yang tertawa lepas tanpa dosa, ingin sekali dirinya menyumpal mulut Johnny dengan kantong oksigen yang menggantung diatasnya itu. Tapi dia berpikir lagi jika Johnny mati itu artinya dia kehilangan suami, artinya dia akan menjadi janda dan menghabiskan bulan madu sendiri?. Ah kalo begitu tunggu sampai selesai bulan madu saja ia sumpal mulut Johnny, tapi mungkin dengan kaos kaki Johnny yang tidak di cuci dari bulan lalu supaya dia tau seberapa baunya kaos kaki itu hingga memberikan secercah motivasi untuk rutin mencuci kaos kakinya secara mandiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABYSITTER [ END ]
RandomBerawal dari rasa sakit hati Chitta yang kehilangan bayinya pasca melahirkan karena gagal jantung. mempertemukannya dengan dua orang baru yang yang akan menggantikan kebahagiaan yang sebelumnya tak dia dapatkan. Jhonny. Seorang duda anak satu yang k...