8

12.5K 930 17
                                    


Sekarang sudah pukul 8 malam Chitta dan Johnny memutuskan pulang setelah Mark terus merengek karena tidak nyaman dengan kamar diruangan nya Johnny. Entahlah dia merasa lebih nyaman ditempat tidurnya sendiri.

Langkah Chitta seketika berhenti ketika merasakan sesuatu mengganjal didalam sepatunya.

"Kenapa Chit??" Tanya Johnny heran

"Kayaknya ada yang ganjel deh di kaki aku, mas duluan aja ntar aku nyusul" Johnny tanpa bertanya lagi mengikuti perintah yang Chitta katakan, lagi pula parkiran dingin, kasian Mark.

Ketika berhasil memasang sepatunya kembali langkah Chitta tiba-tiba terhenti ketika ada suara yang menginterupsi.

"Ada hubungan apa kamu sama dia??"

Tanpa menebak pun Chitta tau itu siapa. Dia pun berbalik dan menemukan nya.

Lucas.....
Pria yang menjadi alasan Chitta menangis keras dalam pelukan Johnny dan sekarang sedang menatap nya dengan pandangan yang benar-benar tidak bersahabat sarat kemarahan.

"Bukan urusan anda" ucap Chitta lalu berlalu dari sana.

Namun naas, langkah Lucas nyatanya lebih lebar dan cepat dari Chitta hingga hanya dalam sekejap lengan Chitta ada dalam genggaman nya.
"dia anakku kan??". Tanya nya dengan geraman rendah.

"Dia bukan anak anda" ucap Chitta tak kalah menggertak dan mencoba memberontak.

"PEMBOHONG!!" Teriak Lucas. chitta meringis ketika dirasakannya genggaman Lucas kian mengerat seakan mampu mematahkan tangan Chitta saat itu juga.

"DIA SUDAH TIDAK ADA LUCAS!!! DIA SUDAH TIADA!!!, SEPERTI YANG KAMU MINTA DULU KAN!!!. Dia pergi sesuai dengan keinginan kamu" ucap Chitta berteriak yang diakhiri dengan lirihan nya yang begitu lemah. Cengkraman Lucas pada lengan Chitta pun melemah seiring dengan air mukanya yang terlihat terkejut, bersalah dan pasrah.

"Belum beberapa detik dia ada didunia, dia memutuskan untuk kembali ke surga karena dia tau Ayahnya tak menginginkan keberadaan nya sama sekali" Lucas merasa jantungnya berdetak cepat dan melemahkan seluruh sendi dalam tubuhnya hingga membuatnya roboh ke tanah.

"Chit......"

Chitta berbalik. Menemukan Johnny yang memandangnya dengan pandangan datar.

"Mark bangun, dia ingin mama nya" ucap Johnny dengan sengaja menekan kan kata Mama. Tanpa menunggu perintah lebih Chitta memilih untuk pergi dari sana. Biar lah kali ini Johnny yang mengambil alih keadaan. Untuk sekarang dia hanya ingin berlindung dibalik punggung seseorang yang mampu melindungi nya. Dan dia adalah Johnny.

"Saya tidak perduli apa yang anda alami dengan istri saya dimasa lalu. Tapi yang jelas, dia adalah milik saya dan ibu dari anak saya sekarang. Saya harap anda menghormati ini dan menjaga batas anda terhadap istri saya" ucap Johnny lalu melenggang pergi dari sana meninggalkan Lucas yang masih bertahan dengan posisi bersimpuh di lantai parkiran.

Johnny masuk kedalam mobil dan duduk dikursi kemudi. Dia menatap kearah samping dimana Chitta yang sedang termenung dengan Mark yang ia peluk dengan erat. Johnny ingin bertanya namun dia urungkan. Mungkin nanti saja.

---------------------

Keesokan harinya hari berjalan seperti biasa. Namun Johnny cukup peka untuk menyadari suasana janggal dan suram dimeja makan yang diciptakan oleh Chitta sejak semalam.

"Chit..." Chitta hanya berdehem membalas panggilan Johnny padanya.

"Ntar temenin kerumah mama yah, aku mau ambil sesuatu".

Tidak seperti biasanya Chitta akan bertanya lebih kepada Johnny, sekarang dia hanya mengangguk tanpa bicara apa-apa. Cukup membuat Johnny menghela nafas kecewa dengan respon yang diberikan Chitta.

-------------------------

"Jadi mas kenapa tiba-tiba ngajakin aku buat ketaman??" Chitta merasa tertipu. Bukannya tadi Johnny mengajaknya untuk mengambil sesuatu dirumah mama??. Tapi kenapa tiba-tiba dia malah duduk ditaman berdua dengan Johnny tanpa Mark.

Sebenarnya mengambil sesuatu dirumah mama itu hanya alibi Johnny agar bisa bicara berdua dengan Chitta tanpa Mark. Johnny bicara dengan mama agar bersedia menjaga Mark sebentar selagi dia akan pergi bersama dengan Chitta. Mengerti yang putra tunggalnya maksud, mama laura pun dengan cepat menyetujui nya. Siapa tau kan nanti dia punya cucu baru.

"Jadi kamu mau cerita??" Tanya Johnny.

"Apa yang mau aku ceritain??, Kemarin aku udah ceritain semua. Males ngulang" ucap cita kesal sembari memainkan cup cofee ditangannya.

Johnny terkekeh ringan, dia pun meletakkan tangannya dibahu Chitta dan menarik tubuh mungil itu dalam pelukannya. "yaudah kalo gak mau cerita peluk aja" ucapnya.

"Apasih" dumelnya tak suka meskipun pipinya sudah tersipu malu.

"Lagian mas juga enteng banget meluk anak orang, giliran baper ntar gak mau tanggung jawab" lirih Chitta hampir tak bisa didengar oleh Johnny.

"Ngomong apa Chit??"

"NGGAK ADA!!" Ucap Chita kesal. Tapi tetap saja dia menyenderkan tubuhnya pada Johnny dan membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan tubuh besar pria disampingnya itu.

Johnny membalas memeluk Chitta lebih erat lagi.

Terkadang untuk menenangkan hati bukan hanya tentang bercerita tapi terkadang pelukan dan bahasa batin cukup untuk membuat hati seseorang menjadi lebih tenang.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Tbc

Note: gak ada sih:)

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang