"Kalian ngapain??" Tanya Chitta datar dengan Mark dalan gendongan nya yang menatap polos.
Mereka berdua lalu mengalihkan pandangan mereka kearah Chitta.
"Chit--"
Bugh
Buagh
"Akhh" panggilan Johnny disela oleh ringisan perih yang keluar dari mulutnya saat tiba-tiba Joy, sang sekertaris menendang perut dan meninju pipi Johnny dengan telak, lalu memandang dengan pandangan polos penuh keantusianan.
"Gitu kan pak??" Tanya nya. Johnny hanya mengacungkan jempolnya kepada sang sekertaris, demi tuhan tendangan dan pukulan Joy itu menyakitkan. Jika seperti ini Johnny akan tenang jika memberikan tugas pada Joy untuk menemui klien.
Sudah Chitta duga, seharusnya dia tak mengharapkan suatu yang waras akan terjadi antara bos dan sekertaris didepannya ini yang baru bekerja sejak 2 minggu lalu. Ada saja tingkah gila yang mereka lakukan yang membuat orang berpikir ratusan kali tentang fakta mereka adalah bos besar dan sekertaris yang cerdas.
Joy menyengir lalu menatap Chitta "tadi aku lagi latihan bela diri kak, biar nanti kalau misalnya ada yang mau ngelecehin aku, akunya bisa lawan. Kak Chitta gak usah cemburu, lagian aku juga gak mau kok sama bapak-bapak alay kayak pak Johnny" ucap Joy dengan polosnya.
"Kalau ada apa-apa juga gak papa kok, emangnya saya siapa??, Kan cuma babysitter saja" ucap Chitta datar, melewati mereka dan duduk disofa setelah meletakkan renteng makanan. Joy meringis mendengar perkataan pedas mengandung sindiran Chitta dan menggeleng iba melihat Johnny yang terlihat teraniaya. Duhh Prahara rumah tangga, lebih baik pergi saja, batin Joy lalu dengan diam-diam undur diri keluar dari sana. Ngeri jika berada ditengah dua orang yang dalam perang dingin rumah tangga.
Seperginya Joy dari ruangan itu, Johnny lalu mendekat kearah Chitta yang sedang mengelus pipi Mark yang menatapnya dengan polos, ingin duduk lebih dekat, tapi ingat kalau Chitta marah. Yatuhan kapan amarah Chitta berhenti??? Dia sudah gatal ingin memeluk tubuh kecil itu lagi.
"Chit....aku gak ada hubungan lebih kok sama Joy......" Ucapan Johnny masih tidak digubris oleh Chitta.
"....tadi aku cuma ngajarin Joy doang kok, gak bohong, percaya ma aku!! Aku--"
"Kalau pun anda dalam hubungan tertentu dengan sekertaris anda itu tidak ada hubungannya dengan saya, jika Anda lupa kita tidak ada dalam hubungan yang resmi jadi anda tidak usah memikirkan perasaan saya bagaimana" ucap Chitta dengan datar tanpa menatap kearah Johnny.
Chitta mendekat lalu memberikan Mark kepada Johnny dengan pelan
"Mark ingin bertemu sama papanya" ucapnya datar lagi. Lalu dia kembali pada posisi duduknya yang sebelumnya dengan jarak yang cukup lebar dengan Johnny. Duduk membelakangi Johnny yang sedang menatapnya bagaikan seekor anak kucing yang meminta susu pada induknya."Mark mama kamu marah ya??" Ucap Johnny mengajak Mark untuk bicara yang hanya dibalas dengan tatapan polos dan liur yang menetes pada tangan Johnny hasil dari emutan Mark pada jarinya sendiri.
"Salah papa apa yah Mark??"
Astaga Chitta ingin sekali melempar Vas bunga yang ada didepannya itu ke kepala Johnny. Berani-beraninya pria itu bertanya apa salahnya dihadapan wanita yang sedang marah. Benar-benar cari mati.
"Coba tanya mama kamu, papa salah apa??" Ucapnya lagi seakan kode pada Chitta yang sekarang sedang membelakangi.
Oke Chitta tidak tahan. Dia pun berbalik tanpa mendekat dia pun berbicara cukup keras "Mark bilang papamu itu kalau digantung tuh gak enak" ucapnya lalu keluar meninggalkan Johnny kena skakmat kekasihnya sendiri.
Sudah gak usah protes, Johnny kan kaya makanya ngerasa bebas ngeklaim anak orang sendiri.
------
Pada ujungnya Chitta tetap kembali ke ruangan Johnny setelah mencari udara segar selama 30 menit. Ingatkan Mark itu tidak bisa jauh dari Chitta terlalu lama, tapi Mark juga rewel ingin tetap bersama Johnny. Ntah kenapa Chitta merasa anak ini bekerjasama dengan keadaan untuk membuat mereka tetap berdua. Astaga padahal biasanya Mark anti sekali jika Johnny sudah menunjukkan tanda-tanda akan mendekati Chitta.
Jadi pada akhirnya Chitta tetap dikantor Johnny hingga Johnny pulang.Di lobby saat mereka akan pulang, mereka malah tanpa sengaja berpapasan dengan Lucas. Sebenarnya Johnny sudah merasa sangat gatal ingin menarik tangan Chitta dari sana, atau minimal merangkul Chitta saat gadis itu sedang berbicara santai dengan sang mantan itu. Tapi mau bagaimana lagi, Chitta sedang marah dengannya. Johnny yang tipe suami takut istri bisa apa. Yang ia bisa hanya menatap mereka dengan Mark dalam pangkuan di mobil dengan mendumel.
"Kemarin aja nangis-nangis bilang benci ma si Lucas Lucas itu! Sekarang malah ngobrol santai sama dia, mama kamu labil banget sih Mark" keluh Johnny pada Mark yang tentu tak diberikan respon berarti kecuali gumanan bayi yang tak jelas.
"Mentang-mentang udah berdamai dengan mantan terus sekarang marahnya ma aku, awas aja dia ngeluhin aku ke Lucas kayak dia ngeluhin Lucas ke aku!!" Dumal Johnny dengan tak jelas.
Johnny kemudian memperbaiki posisi duduknya yang awalnya menyampung kearah jendela menjadi duduk menghadap kedepan dengan ekspresi cueknya sambil memainkan tangan kecil Mark yang sedang menggenggam tangannya.
Chitta kemudian masuk ke kursi depan mobil Johnny dan menutup pintu. Tanpa bicara Chitta pun mengambil alih Mark kedalam gendongan dan menatap keluar jendela tanpa berniat untuk bicara.
Johnny pun sama, dia tak berniat memulai percakapan karena mood nya menurun gara-gara Chitta yang terlihat santai bicara dengan Lucas.
Memangnya cuma perempuan saja yang bisa ngambek??. Pria juga bisa!!!
Johnny bersumpah dia tak akan bicara terlebih dahulu sebelum Chitta yang bicara!!!.-----------------------------
Tbc
Note: gimana yah, gua bosen kalo sekertaris nya yang jadi pelakor. Pengen gitu sesekali bikin sekertaris yang jadi pemeran pendukung:)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABYSITTER [ END ]
RandomBerawal dari rasa sakit hati Chitta yang kehilangan bayinya pasca melahirkan karena gagal jantung. mempertemukannya dengan dua orang baru yang yang akan menggantikan kebahagiaan yang sebelumnya tak dia dapatkan. Jhonny. Seorang duda anak satu yang k...