4

16.6K 1.2K 24
                                    

Wanita paruh baya itu menghela nafas lelah, melepas kaca mata dan memijat pangkal hidung atas sekedar menghilangkan rasa pusing yang sejak kemarin mendera kepalanya karena mendapatkan informasi yang tak terduga.

Setelah susah payah mencarikan wanita terbaik berdasarkan standar kriteria menantu idaman, dia malah mendapatkan protes karena ia dituduh mencari kan istri kepada pria yang berstatus suami orang, padahal dia sendiri tak tau anak satu-satunya sudah memiliki istri baru semenjak istri pertamanya meninggal karena melahirkan sang cucu 10 bulan lalu.

"Kapan anak itu menikah??, Kenapa dia tak memberi tahu??. Apa dia lupa yang meninggal itu istrinya bukan ibunya??" Sang wanita paruh baya itu hanya bisa mendesah pasrah. Benar-benar tak bisa memahami isi otak putra tunggalnya.

Dia mencoba menghubungi putranya.

Lagi

Dan ini yang ke 123 kali sejak kemarin sore.

Dan tak ada satu pun panggilan yang diangkat oleh sang anak.

"Anak ini selain tidak ingat orang tua ternyata durhaka!" Ketus sang wanita sembari menatap ponsel nya kesal.

Hanya ada satu cara sekarang. Yaitu menghampiri anak durhaka yang tidak ingat orang tua itu, menyidangnya kalo perlu dengan ancaman akan membawa sang cucu kesayangan pergi jauh.

•••••••••••••••

Chitta jengah.

Sangat jengah dan kesal.

Keinginan untuk memukul pria besar yang ada didepannya ini benar-benar sudah melewati batas diagram.

"Mas!!, Udah dong jangan jahilin anaknya terus!!"

Johnny yang sedang memainkan pipi Mark yang tertidur hanya terkikik geli "seru tau Chit, sini deh coba, pipinya Mark tuh imut banget" katanya tanpa mengalihkan pandangannya dan masih memberikan atensi penuhnya mengulen pipi si kecil Mark layaknya adonan donat tanpa menyadari satu-satunya wanita disana menatap nya dengan pandangan seolah ingin mencabik-cabik wajah tampannya.

Oh ayolah!!
Chitta benar-benar kesulitan untuk menidurkan Mark sejak tadi yang rewel karena demam, dan dia bahkan haru merelakan mie ayam nya yang menggugah selera mendingin dan jadi tidak enak. Dan sekarang dengan tidak berakhlak nya Johnny datang dan menghancurkan kerja kerasnya selama hampir dua jam?!?!.
Chitta tau dia bekerja dan di gaji disini. Tapi ini sudah kejam! Ini penganiayaan!! Dia harus melapor ke meja hijau!!

Belum selesai memuaskan hasrat nya untuk mendumal, tangisan Mark membuat nya seketika menatap keji kearah Johnny yang bahkan hanya memberikan cengiran tanpa dosanya.

"Udah dibilangin jangan di ganggu malah ngeyel!!, Susah tau nenangin Mark kalo lagi demam!!" Ucap kesal.

Mencoba untuk tetap sabar, dia menarik nafas perlahan lalu menghampiri si kecil dan menimang-nimang nya dalam gendongan. Mengucapkan kalimat-kalimat penenang yang halus dan menepuk punggung sang malaikat kecil dengan perlahan mencoba menenangkan nya.
Dirasa agak tenang Chitta mendudukkan dirinya dan mulai menyusui si kecil Mark sembari menepuk pantatnya perlahan.

Johhny duduk disamping Chitta dan mengelus pipinya Mark "Mark lucu yah kalo tidur, jadi pengen nyubit pipinya".

Chitta mendelik lalu menyampingkan badannya kearah berlawanan dari pria di samping nya membuatnya secara tak sengaja membelakangi Johnny. "Mas ngapain sih disini?, Bukannya kerja juga cari uang!" Dumal Chitta sembari mengelus lembut kepala nya Mark.

Johnny mendekatkan badannya ke Chitta, menarik bahu si wanita dan membuat nya seakan sedang bersandar didada bidang pria dibelakang nya ini. "Ngapain?, Kan mas yang punya perusahaan, mas cari pegawai juga buat kerja, biarin aja mereka yang ngerjain" ucapnya lalu menyenderkan dagunya di bahu sempit Chitta, memeluk wanita didepannya dan memejamkan mata.

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang