15

9.8K 767 28
                                    

Johnny keluar dari mobil dan berlari dengan tergesa menuju ruangannya tanpa memperdulikan tatapan aneh karyawan disana yang melihat Johnny bak orang kesurupan.

Joy mengerutkan dahinya ketika dari jauh melihat Johnny yang berlari begitu kesetanan dan menjengit ketika Johnny berdiri didepannya.

"Kenapa pak??"

"Na...nadia mana??"

"Udah balik kali, tadi saya liat di ruangan bapak gak ada" ucap Joy.

Johnny mengumpat dalam hati lalu berlari lagi menuju ruangannya, berharap gadis gila itu masih disana, dia berusaha berfikir positif mungkin wanita itu bersembunyi di kolong meja kerjanya. Joy bingung, tapi tetap saja dia mengikuti langkah Johnny menuju ruangannya.

Ceklek

Johnny mengumpat untuk kesekian kali ketika menemukan ruangannya kosong tak berpenghuni, dia berjalan menuju mejanya dan menggeram marah ketika menemukan sebuah sticky note yang tertempel di atas meja kerjanya.

To Johnny

Mark aku bawa, maaf aku egois, kalo kamu mau Mark selamat, nikahin aku sekarang

Brak!!

"Bangsat!!" Umpat Johnny lalu duduk  ketika merasa pening mendera kepalanya.

"Kenapa pak??" Tanya Joy dengan heran. Johnny tak merespon apapun membuatnya mengambil sendiri sticky note yang Johnny pegang. Matanya membelalak kaget dan mulutnya menganga ketika membaca setiap kata disurat tersebut.

"Udah gila ni lonte!" Ucap Joy spontan.

"Joy saya harus gimana??" Ucap Johnny lirih sambil menangkup wajahnya frustrasi. Joy sebenarnya ingin mengumpatinya lagi, tapi dia kasihan dengan Johnny, lagipula dia takut dipecat, cari kerja dengan bos seperti Johnny itu susah. Mencari bos yang sabar dan mau aja di maki-maki sama sekertaris sendiri itu perbandingan nya 1:100000000.

"Yaudah bapak tenang dulu--"

"BAGAIMANA BISA SAYA TENANG, ANAK SAYA DICULIK INI!!" Bentak Johnny lalu setelah itu dia mulai menangis.

Joy tak mengerti harus bagaimana, dengan hati-hati dia mendekati Johnny lalu mengelus punggung lebar pria itu sembari mengucapkan kata penenang "iya pak sabar, nanti kita cari Mark ya, kalo perlu kita lacak Mark nya dimana" ucap Joy sehalus mungkin.

"Kok nanti??"

"Iya sekarang kita nyarinya ya pak, udah dong jangan nangis, diketawain Mark nanti"

"MARKKKKK" Johnny kembali menangis membuat Joy kalang kabut sendiri. Astaga kapan bosnya ini akan waras.

-----------------------

Chitta duduk melamun disofa ruang tengah sembari menonton tv dengan tatapan kosong, ia biarkan suara apapun yang dikeluarkan mesin kotak tipis itu berlalu tanpa berniat masuk dan teresap dalam ingatan Chitta.

Taera yang melihatnya menghela nafas berat, ia kembali melihat sahabatnya berada di titik yang sama ketika ia kehilangan anak pertamanya, dengan perlahan Taera mendudukkan dirinya di sofa samping Chitta duduk lalu mengelus perut buncitnya dengan lembut.

Ah satu hal yang membuat Chitta terkejut adalah ketika sampai di apartemen dia malah melihat Taera dan Jeffrey sedang bermesraan dengan Taera yang hanya menggunakan setelan baju kurang bahan dan perutnya yang membuncit besar. Chitta marah tentu saja, karena Taera tak memberikan kabar apapun tentang kehamilan nya yang sudah 8 bulan itu.

Chitta menatap kearah samping, tepatnya kearah perut buncit Taera yang mengundang tangannya untuk mengelus buntalan besar itu.

Taera peka, tentu saja "mau megang gak??".

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang