5

15.9K 1K 9
                                    

Suara alunan lulaby dari mulut kecil itu bersayup-sayup menyelaras dengan suasana redup dibalkon itu, angin yang berhembus pelan dan pengertiannya sang surya untuk meredupkan kuasanya membuat tidur sang permata kecil itu menjadi nyenyak dan lelap dalam dekapan sang wanita muda.

Chitta memejamkan matanya. Membiarkan angin berhembus pelan memnambah kelegaan hati nya setelah tadi berbincang dengan ibunya Johnny. Namun entahlah, meski secara tak langsung mendapatkan lampu hijau dari beliau, masih ada setitik ragu untuk benar-benar menggantungkan takdir dan hidupnya pada lengan kekar sang pria.

Trauma masa lalu, rasa takut kehilangan, ketakutan akan dia akan berpaling sudah cukup membuat Chitta ragu untuk mendamaikan otak dan hati nya dan berjalan menuju masa depan yang lebih cerah.

Gesekan lembut dari pipi gembil bayi dipelukannya menyadarkan ia dari pikiran buruk yang sekali lagi menghantui dirinya.

Dipeluknya erat tubuh mungil itu dan dikecup keningnya dengan penuh kasih sayang. Dia mungkin tidak akan pernah siap jika dihadapkan fakta suatu saat nanti dia harus menyerahkan bayi dalam dekapan ini kepada seorang yang seharusnya, yang memang seharusnya berhak akan anak ini. Seorang wanita yang nantinya berhak mendapatkan panggilan mommy.

Greb

Lamunannya terpecah ketika dirasakannya sebuah pelukan hangat dari dua tangan kokoh dibelakangnya. Tanpa menebak pun Chitta tau siapa pelakunya.
Memangnya siapa lagi pria lain di rumah ini selain Johnny si duda muda yang sudah menggoyahkan ragu Chitta kepada cinta.

"Mama sudah pulang??" Tanya Chitta

"Yeah" ucap Johnny singkat sebelum menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Chitta dan kembali menghirup aroma yang entah sejak kapan merubah candu Johnny yang awalnya kopi berubah menjadi buah-buahan segar.

Dan yeah...
Sang ibunda sudah pergi beberapa saat yang lalu setelah memberikan berbagai macam petuah, wejangan dan ceramah yang cukup menguras tenaga Johnny dan membuat telinganya menjadi lelah dan kebas. Dia membutuhkan suara lembut Chitta untuk membantu telinganya.

"Bernyanyi lah lagi, aku butuh suaramu saat ini" ucap Johnny dengan rengekan lirih yang manja.

Chitta mendelik kesal. Ayolah dia itu manusia bukan radio, gramaphone, atau playlist lagu tidur yang Johnny simpan diponselnya yang secara tak sengaja Chitta temukan saat Johnny tertidur dengan musik menyala.

"Mas minggir dulu ih, aku harus nidurin Mark dulu di kasur,
Kalau enggak nanti lehernya sakit". Ucap Chitta mencoba memberontak selemah mungkin agar tidak membangun kan si kecil.

"Janji dulu kalau setelah itu bakal nyanyiin aku" ucap Johnny manja.

"Gak mau ih, pakai YouTube aja sana!" Ketus Chitta.

"Yaudah kalau gitu gak dilepasin" Chitta menghela nafas lelah. Sebenarnya yang bayi disini itu Mark atau Johnny??. Dia bingung.

"Iya iya ntar aku nyanyiin, sekarang lepas dulu, kasian Mark nya" ucap Chitta.

Akhirnya Johnny pun melepaskan pelukan itu dan menatap Chitta dengan cengiran tak berdosa yang hanya dibalas delikan sebal dari Chitta.

Johnny mengikuti Chitta menuju kamar Mark guna memastikan kalau Chitta tak akan melanggar janjinya dan malah tertidur dengan Mark.

Setelah menidurkan Mark dan  menarik selimut Mark sebatas dada dan menepuk pelan pinggang Mark untun membuatnya nyaman Chitta hendak berjalan keluar namun terhenti ketika melihat Johnny dengan wajah excited layaknya anak kecil berdiri didepan pintu seakan menunggunya.

Setelah menidurkan Mark dan  menarik selimut Mark sebatas dada dan menepuk pelan pinggang Mark untun membuatnya nyaman Chitta hendak berjalan keluar namun terhenti ketika melihat Johnny dengan wajah excited layaknya anak kecil berdiri didepan pint...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Note: huhu gemoi(>0<;) )

Chitta mengerutkan keningnya bingung sembari menatap Johnny.

Johnny dengan cengengesan pun mendekati Chitta dan menarik tangannya menuju ruang tamu dan duduk di sofa. Dia pun menelusupkan wajahnya di ceruk leher Chitta dan memeluk pinggang sang wanita dengan erat. "Kamu dah janji lho Chit buat nyanyiin aku" katanya dengan manja.

Chitta hanya menghela nafas pasrah, ingin memberontak tapi tubuh laki-laki yang memeluk nya ini sebesar beruang, dia tentu tak akan punya cukup tenaga untuk sekedar melepas pelukan dari pinggang nya itu. Terlintas keinginan untuk berteriak, tapi dia ingat kalau ada Mark yang sedang tidur di kamar sana. Jadi yasudahlah, Chitta pasrah saja.

Hufttt
Mereka bersikap layaknya sepasang kekasih padahal diantara mereka tidak terucap ungkapan cinta kepada  satu sama lain.

Yasudahlah, orang dewasa terbiasa mengungkapkan perasaan dengan tindakan dan dalam bentuk yang tersirat dan hanya dipahami antara mereka saja.


°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Tbc

Note: please deh gua juga nyadar Johnny tuh cringe parah disini.
Tapi ya emang tujuan gua diawal tuh gak memfokuskan konflik dipdktan mereka.
Dan juga ini cerita dengan konflik ringan
Tolong jangan berharap gua bakal ngasih kalian konflik berat yang bikin nangis berdarah-darah.
Huhuhu:(

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang