2

20.5K 1.4K 78
                                    

Satu minggu sejak tragedi menangis nya Chitta di rumah sakit. Dan satu minggu juga setelah kematian sang buah hati. Chitta sudah bisa pulang kerumah setelah 3 hari dirawat dan dengan catatan tidak melakukan pekerjaan yang terlalu berat karena luka hasil persalinan nya masih cukup menyakitkan.

Dan disini lah dia sekarang. Duduk di sofa ruang tamu sambil makan sereal ditemani sang sahabat.

Mereka memang memutuskan untuk tinggal di satu apartemen yang sama dengan uang hasil patungan bersama. Selain untuk menghemat biaya ini juga dilakukan karena mereka kuliah di kampus yang sama walaupun beda gedung.

"Chit"

"Hem"

"Gua ada ide buat bantu elu"

Chitta masih menatap kearah TV sambil menyuap sereal ke mulutnya sendiri. "Hem, gimana??"

"Jadi babysitter"

Chitta secara otomatis mengalihkan pandangannya ke Taera. Seketika seluruh atensinya berada pada sahabat nya. "Maksud lu??"

" Ya elu jadi babysitter. Sekalian kan biar lu bisa ngerasain ngurus bayi walaupun bukan dari anak lu sendiri??. Dan mungkin ini bisa ngegantiin rasa kehilangan lu sama bayi lu" ucap Taera antusias.

Chitta nampak berpikir. Tidak ada salahnya juga untuk mencoba kan??.

"Bagus juga ide lu. Tapi lu udah tau siapa yang butuh jasa babysitter??" Tanya Chitta.

Taera tampak berpikir lalu memberikan cengiran bodohnya "ehehe belum chit".

Seketika muka Chitta menjadi masam. Salah emang kalo berharap lebih dari idenya Taera "dah lah Tae. Lu tenggelam aja mendingan" ucap Chitta terus ngelanjutin makannya dengan wajah masam.

"Yeeuu, kalo gak inget lu lagi sakit karena pasca persalinan. Udah gua banting lu!!" Ucap Taera noyor kepala Chitta lalu melenggos masuk kedalam kamarnya.

"HEH!! KUALAT LU NOYOR ORANG SAKIT!!" Protes Chitta. Toyorannya si Taera emang kagak main-main. Kalo aja itu tangannya dikasih nyawa udah wasalam si si Chitta.

Setelah itu Chitta kembali merenung.

"Babysitter ya"

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Disisi lain............

"Oeeeekkkkkkk oeeekkkkkk"

Terdengar suara tangisan kencang seorang bayi menggema di ruangan kedap suara itu. Seorang pria mencoba menenangkan sang putra yang menangis keras entah karena apa. Dia benar-benar buruk dalam urusan mengurus bayi.

"Aduhhh nak berhenti dong nangisnya, ntar sakit tenggorokan nya kalo nangis terus" ucap si pria dewasa itu dengan wajah yang nyaris menyerah. Sungguh dia lebih memilih mendengarkan ocehan koleganya dalam meeting daripada mendengar tangisan sang putra yang tak tanggung-tanggung itu.

Bukannya berhenti menangis. Sang putra malah semakin histeris menangis. Si pria dewasa pun akhirnya kelabakan.

Ceklek

"Wow wow wow. Anak lo lagi demo jhon??"

Pria yang di panggil Jhon atau yang kita tau Jhonny menoleh kearah pintu dan melihat sahabatnya yang menyeringai jahil.

Jhonny tak punya banyak waktu untuk meladeni sahabatnya berdebat dan memilih untuk mencoba menenangkan sang putra kembali.

Sang sahabat berjalan mendekati mereka lalu menatap si bayi yang wajahnya sudah memerah karena terus menangis sejak tadi.

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang