Suasana hening menyelimuti mobil itu, hanya terdengar suara isakan kecil Chitta yang menunduk dan ketukan pelan jari Lucas di setir mobil dengan pandangan kemana-mana sekedar menghilangkan rasa canggung walau tak berguna.
Lucas ingin bertanya sebenernya, tapi takut dia slaah bicara dan berakhir Chitta mengamuk padanya.
"Eeee kamu udah mendingan??" Lucas merutuki mulutnya yang terbiasa memanggil Chitta dengan panggilan manis sok akrab, astaga semoga Chitta tak terlalu berpikir jauh tentang panggilannya. Dan apa-apaan pertanyaan itu??, Serasa bertanya pada orang sakit saja.
Chitta hanya mengangguk.
"Kamu ada masalah sama Johnny??" Tanya Lucas dan hanya dibalas tatapan saja oleh Chitta.
Melihat reaksi Chitta membuat Lucas panik sendiri, nanti takutnya Chitta berpikir kalau Lucas itu terlalu kepo tentang masalah orang lain "kalau gak mau ngasih tau gak papa kok" sambung Johnny dengan cepat.
Chitta menunduk dan memilin ujung bajunya "Mas Johnny bakal nikah sama cewe lain" ucap Chitta bergetar.
"APA?!?!" Teriak Lucas ngegas.
"Lucas!! Ngagetin ih!!" Ucap Chitta sambil memegang dadanya yang hampir melompat mendengar teriakan sangar Lucas. Hilang sudah mood galaunya, sekarang dia hanya ingin menjambak pria disampingnya itu.
"Maaf, kaget aja denger kamu panggil dia Mas, pas sama aku aja kamu gak pernah manggil aku Mas atau kakak, atau panggilan gemes lainnya" ucap Lucas protes, dia sebagai mantan merasa ketidakadilan dan diskriminasi terjadi disini.
"Ya kan kita seumuran Lucaass" ucap Chitta gregetan. Sebenarnya Lucas sadar dengan inti kalimat yang Chitta lontarkan tadi gak sih?? Kenapa dia hanya fokus pada panggilan akrabnya dengan Johnny saja??.
"Oh iya lupa" lalu hening lagi.
Tunggu........
Tadi Chitta bilang menikah dengan wanita lain kan?? Batin Lucas.
Seketika dia melotot kaget.
"APA?!?!" Teriakan Lucas mengejutkan Chitta hingga melompat dari kursi tempat dia duduk. Lucas kemudian mendapatkan pukulan di lengan kekarnya dan omelan pedas Chitta.
Tapi Lucas tak peduli, dia masih syok dengan apa yang Chitta ucapkan tadi.
Membayangkan Johnny menikah dengan orang lain saat Lucas saja mendapatkan ancaman dari Johnny untuk jangan mengganggu Chitta atau merebut Chitta darinya.-------------------------------
Setelah drama menangisnya diikuti Lucas yang mendadak kesurupan, akhirnya Chitta sampai juga kerumah. Membuka pintu dengan kunci yang memang salah satunya dia pegang kemudian masuk tak lupa mengunci pintunya kembali.
"Dari mana saja kamu??" Ucapan datar di sofa disampingnya itu menghentikan langkah Chitta, siapa lagi kalau bukan Johnny, lelaki yang membuat Chitta lelah hati dan yang ingin ia hindari.
"Saya rasa itu bukan urusan anda untuk tau" ucap Chitta tak kalah datar. Mencoba menekan suaranya agar tidak bergetar dan berakhir menangis sambil memukul dada Johnny dengan pukulan lemahnya.
Johnny bangkit, mendekati Chitta dan menarik tangannya membuat tubuh mereka lebih menempel. Yatuhan berikan Chitta kekuatan lebih.
"Kamu lupa kalau kamu itu babysitter
Mark, seharusnya kamu ada disetiap Mark butuhkan" ucap Johnny mencoba menekan amarahnya."Ini sudah lewat jam kerja saya, lagipula sekarang jam nya Mark untuk tidur, dia bukan tipe anak yang bangun tengah malam" ucap Chitta lagi.
"Chit kamu ini kenapa sih??!" Tanya Johnny frustrasi, kenapa masalah yang awalnya sepele malah jadi membesar dan membengkak seperti ini.
"Seharusnya saya yang bertanya seperti demikian, anda kenapa pak Johnny??, Pertanyaan anda terlalu menyimang dari pekerjaan saya bahkan pembicaraan antar Majikan dan pembantunya" ucap Chitta menekan setiap kata-katanya.
"Dan juga lepaskan pegangan anda pada tangan saya, ini akan terlihat aneh karena anda akan segera menikah" ucap Chitta menundukan kepalanya.
Johnny menganga tak percaya "siapa yang menikah Chitta??" Tanya nya frustasi.
"Bukannya Mas bakal nikah sama sama Mbak Nadia?!?!, Jadi berhenti main-main sama perasaan aku mas, berhenti ngasih perhatian lebih, berhenti ngasih aku tatapan dan bicara layaknya seorang suami ke aku. Tindakan Mas dan apa yang yang terjadi akhir-akhir ini buat aku bimbang!!" Ucap Chitta. Dia tak tahan untuk menahan semua yang ada dalan hatinya.
"Kamu percaya sama apa yang wanita itu bilang??" Tanya Johnny lirih. Kenapa Chitta tak mengerti, perlakuan special yang ia berikan selama ini cukup untuk emmbuat wanita waras paham akan keseriusan cintanya. Tapi mengapa Chitta berbeda??
"Lalu aku harus percaya Mas??, Setelah Mas bilang cinta ke aku tapi satu menit kemudian mas gak nolak ketika perempuan itu meluk lengan mas dengan manja!!" Ucap Chitta menggebu-gebu.
Baiklah Chitta melupakan apa yang Joy katakan tentang seberapa gilanya wanita bernama Nadia itu.
Tolong jangan salahkan Chitta. Dia hanya merasakan cemburu setelah beberapa tahun tak mengalami, jadi mohon pemahamannya dia hanya tak terbiasa.Baiklah Johnny kesal sekarang. Apa wanita ini baru saja meragukan perasaannya??.
"Oke!! Kalau kamu emang percaya nya itu!! Iya!! Aku akan nikah sama Nadia! Dan kamu bisa pergi dari sini sekarang, karena pasti Nadia akan mengurus Mark lebih baik daripada wanita egois kayak kamu!!" Ucap Johnny lalu melangkah pergi dari sana. Terserah mau dibilang kekanakan dengan ucapannya yang terkesan kekanak-kanakan, dia tak peduli. Rasanya terlalu mengesalkan.
----------------
Keesokan harinya Johnny terbangun karena mendengar Mark tiba-tiba menangis. Dia melihat jam di sampingnya dan menunjukkan pukul 07:00 pagi. Dia mengnyeritkan heran. Tak biasanya Mark rewel jam segini. Dengan malas Johnny menghampiri Mark yang merengek di tempat tidurnya. Dia menggendong Mark dan mengayunkan tubuhnya pelan untuk menenangkan si bayi. Dia berjalan keluar kamar menuju dapur biasanya dia akan melihat Chitta sedang berkutat dengan bahan makanan dengan celemek berwarna peach yang terlihat manis bertengger di badannya. Namun kenapa sekarang tidak ada??. Dia mencari hampir keseluruh ruangan di rumah itu namun tak menemukan eksistensi gadis tersebut. Bahkan hingga ketika Mark kembali tertidur dia pun tak kunjung menemukan nya. Karena lelah dia pun duduk di sofa ruang tamu dan menyenderkan tubuhnya menghela nafas lelah memikirkan kemana wanita itu pagi-pagi.
Matanya tak sengaja menemukan sebuah surat yang ditahan dengan sebuah pulpen. Diambilnya surat tersebut dan dibacanya dengan perlahan.
Dear Johnny
Aku sudah meletakan ASI untuk Mark untuk beberapa hari kedepan, apabila habis jangan belikan susu formula, cari saja ASI di rumah sakit yang memang disumbangkan oleh para ibu hamil untuk para bayi. Mark tidak bisa minum susu formula jadi jangan kau paksakan nanti dia akan muntah, aku sudah meletakan popok daj perlengkapan mandi Mark di samping tempat tidur, kau tau cara mengganti popok dan memandikannya kan??.
Aku sudah pernah memberitahu mu.Aku pergi.....
Sesuai yang kau minta.
Johnny memukul meja didepannya, mencoba untuk tidak berteriak marah mengingat adanya Mark disini.
Apa Chitta benar-benar pergi??, Kenapa dia mengikuti apa yang Johnny katakan??."Kenapa dia gak percaya ungkapan cintaku yang tulus tapi percaya pada bualan omong kosong karena amarah ku??" Tanya Johnny lirih pada dirinya sendiri.
"Sekarang bagaimana??, Aku belum siap kamu tinggal pergi Chit, dan gak bakal pernah siap" ucapnya lalu menangis terisak dalam lipatan tangannya.
------------------------------------------
Tbc
Note: sebenernya sih pengen lanjut, tapi yaudah deh, sisain buat chap next aja. Biarin aja dulu si bujon nangis-nangis ampe berdarah-darah tu mata!!
Hahahahahahahha
Duh kejam bund🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
BABYSITTER [ END ]
RandomBerawal dari rasa sakit hati Chitta yang kehilangan bayinya pasca melahirkan karena gagal jantung. mempertemukannya dengan dua orang baru yang yang akan menggantikan kebahagiaan yang sebelumnya tak dia dapatkan. Jhonny. Seorang duda anak satu yang k...