12

11K 788 12
                                    


Lagi.....

Sekali lagi Chitta terjebak dalam ruangan kantor Johnny yang sepi. Menatap sembari menangkup dagu dengan tatapan bosan kearah meja kerja Johnny dimana Johnny dan Mark sedang bercanda bersama.

Chitta benar-benar tak habis pikir dengan apa yang Mark lakukan, anak itu terus menempel pada Johnny sepanjang satu minggu ini, tapi dia juga tak mau Chitta tinggalkan. Chitta jadi serba salah, dia ingin pergi dari sini tapi nanti Marknya nangis tapi kalo disini nanti Chitta yang tak bisa mengendalikan perasaan yang sudah berakar dalam di hatinya.

"M-ma mma"
Chitta seketika berdiri ketika melihat Mark memanggil namanya dengan gestur berusaha untuk menjujuhnya.
Baiklah anak ini haus setelah bermain selama hampir 2 jam dengan sang ayah.

"Haus ya sayang, sini nak minum dulu yah" monolog Chitta ketika Mark sudah ada dalam gendongan nya, dan tanpa bicara langsung berjalan menuju kamar yang ada di ruangan itu. Dan ya, tanpa mempedulikan wajah Johnny yang sudah memelas layaknya Cinderella yang disiksa ibu tiri.

"Duhh pengen peluk tapi doi lagi ngambek, mending ngelonin guling aja kali yah:(" lirih Johnny dengan segala kenistaan. Johnny tak kuat, ia merasa kesepian dan tak bertenaga tanpa memeluk gadis mungil itu dalam dekapannya. Bagaimana bisa dia hidup tanpa Chitta sebelumnya??. Yatuhan jika diminta harus kembali ke masa sendiri tanpa Chitta, Johnny pasti akan menolak mentah-mentah.

Karena setelah dia mengetahui bagaimana bahagianya bersama seseorang, dia tak ingin kesepian lagi.

---------------------------

30 menit kemudian Chitta keluar dari kamar tersebut lalu melenggang pergi tanpa melihat adanya eksistensi Johnny 1 meter di sampingnya. Johnny yang tau Chitta akan pergi lagi dan mungkin akan kehilangan kesempatannya untuk kesekian kali seketika berdiri dan meraih tangan chitta dalam genggamannya.

"Chit maafin mas"

"......"

"Chit mas tau ini salah mas yang egois, tapi tolong jangan kayak gini, mas gak bisa kamu cuekin"

Chitta menatap Johnny dengan pandangan datar "maaf saya tak mengerti maksud bapak".

Sakit coyyyyy hati Johnny rasanya tuh ahh mantap:)

Chitta melepaskan genggaman Johnny pada pergelangan tangannya dan melenggang pergi dan kali ini tak ada perlawanan, Johnny membiarkan tangan lentik nan kecil itu terlepas dari jari-jari tangannya yang kasar.

"Mas sayang sama kamu Chit, mas cinta sama kamu, tapi mas gak bisa untuk berada dalam hubungan yang lebih serius untuk saat ini".

Tentu, Chitta seketika menegang mendengar pernyataan cinta tak resmi Johnny namun bahunya kembali melemas dengan kalimat terakhir.

Ceklek

"John!!"

Pintu terbuka diikuti dengan seruan seorang wanita didepan pintu yang sedang melambaikan tangan nya semangat kearah Johnny. Wanita dengan rambut bergelombang, tubuh semampai dan make up bold yang semakin mengeluarkan aura dewasa itu langsung mendekati Johnny dan menggandeng lengannya mesra tanpa memperdulikan adanya Chitta dan atmosfer dramatis diruangan itu.

"Aku kangen" ucap wanita itu manja sembari menyender pada Johnny tanpa menyadari raut panik yang Johnny keluarkan.

Chitta sudah menghadapkan badan nya sempurna kearah dua orang beda gender tersebut dan menatap dengan datar. Wanita di samping Johnny itu akhirnya men notice keberadaan Chitta. "Kamu siapa??" Tanya nya yang hanya dibalas tatapan datar oleh Chitta.

"Eumm, aku pacarnya, Nadia" ucap wanita itu dengan senyuman polos yang entah kenapa membuat Chitta sangat ingin mencabik-cabik mulut nya itu.

Chitta mendengus miris lalu menatap Johnny dengan pandangan merendahkan "ini yang mas bilang cinta??" Ucapnya lalu keluar dari sana, membiarkan setetes air matanya terjatuh tepat didepan pintu ruangan Johnny.

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang