16

10.1K 766 7
                                    

Chitta berdiri didepan sebuah rumah kosong yang kondisinya cukup membuat Chitta meringis ngeri ketika melihat bangunan yang tak terawat dan terlihat sudah bagaikan puing-puing tak tertolong. Terbesit bayangan bagaimana tak nyamannya Mark harus ada ditempat seperti ini. Mark itu sangat sensitif pada debu dan kotoran apalagi dia tak pernah tinggal di tempat berdebu atau duduk di lantai kotor dalam hidupnya. chitta bersumpah jika saja ada satu bentol merah ditubuh Mark maka dia akan membunuh wanita sialan itu.

Tanpa pikir panjang dia memasuki bagunan tak layak huni itu. Namun yang ia lihat didalam sana membuat dadanya terasa sesak dan amarahnya mendidih dengan begitu drastis. Bagaimana tidak, didepan mata kepalanya sendiri dia melihat bagaimana tak warasnya Nadia membentak Mark yang menangis di dalam baby boxnya sesekali menendang baby box itu yang justru membuat Mark semakin menangis.
Chitta menyesal sempat mempercayakan Mark pada wanita dengan gangguan jiwa seperti Nadia.

"Oh!! Chitta" panggilan dengan nada remeh itu membuyarkan lamunannya tentang penyesalan kepada Mark. Nadia menatap remeh kearah Chitta seakan tak ada rasa takut sama sekali dari air mukanya. Memang gadis gila.

"Lepasin Mark" ucap Chitta datar.

Nadia tertawa congkak, di keluarkanya sebuah pistol dan diputar-putar nya lewat jari sebelum menempelkan moncong pistol itu ke kepala Mark. "Siapa lo merintah gua Chitta?, Disini gua penguasa nya".

Chitta menelan ludah dengan susah, ia merasa harus lebih berhati-hati karena sedikit saja kecerobohan dia akan berakhir dipemakaman anak untuk yang kedua kalinya.

"Apa yang lo mau Nadia??" Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Chitta.

Nadia tersenyum sinis "Johnny"

"Gua mau Johnny Chitta, tapi selama ini Johnny gak pernah luluh sama perlakuan lembut gua, siapa tau aja kan bakal berpaling ke gua dengan cara ekstrim" ucapnya dengan senyuman gila, cukup untuk membuat Chitta bergidik dan tersadar bahwa yang didepannya ini psikopat bukan manusia normal.

"Tapi gak gini caranya Nadia!!"

Nadia tertawa semakin keras, terdengar begitu mengerikan lalu tiba-tiba berhenti dan memasang wajah datar layaknya pengidap bipolar "terus gua harus gimana??, 6 tahun Chitta, 6 tahun gua berusaha buat bikin Johnny jatuh cinta sama gua tapi dia bahkan gak pernah natap gua lebih dari 5 detik!! Sedangkan lo dan mantan istri sialanya itu dengan gampang nya buat dia luluh!?!" Ucapnya berapi-api membuat Chitta menjadi lebih waspada.

"Setidaknya kalo gua gak bisa jadi kenangan baik buat Johnny, kenangan buruk pun gak masalah, kalo dia gak bisa tertawa bahagia ketika mengingat gua, gua gak masalah kalo dia bakal nangis histeris tiap nginget gua" ucap Nadia kemudian mendekatkan moncong pistol ditangannya dan mengelusnya ke wajah Mark, sensasi dingin dari beri itu membuat Mark tersentak dan menangis.

Brak!!

"DIEM LO ANAK SIALAN!! KALO BUKAN KARENA LO JOHNNY PASTI JADI PUNYA GUA!!!" Teriak Nadia tepat diwajah Mark membuat tangisan Mark semakin kencang sedangkan Nadia tertawa semakin lebar.

"Berani-beraninya" geraman tertahan itu rupanya masih terdengar Oleh Nadia yang secara spontan berbalik kearah Chitta dan seketika gemetar ketika melihat mata Chitta yang negitu datar dan tajam dengan sebuah balok seukuran telapak tangan di genggaman nya.

"Mau ngapain lo?!" Ucap Nadia dengan panik, dia kemudian menodongkan pistol kedahi Mark dengan gemetar.

"Jangan berani mendekat kalo--"

Syush

Brak

"Strike" ucap Chitta tersenyum miring ketika lemparan nya tepat mengenai wajah Nadia dan menghantam keras hingga wanita gila itu terjungkal kebelakang. Chitta berjalan mendekat dengan santai lalu mengambil pistol yang tergeletak di samping tangan Nadia yang terbaring pingsan.

BABYSITTER [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang