Baiklah bolehkah Chitta menarik kata-katanya waktu itu???.
"CHITTAAAA INI DASI AKU KEMANA ASTAGA?!?!"
"CHITT KAOS KAKI AKU JUGA GAK ADAAAAAAA"
"LAH INI BERKASNYA KEMANA KOK GAK ADA?!?!!!!!"
OEEEEEKKKK OEEEEEEEEKKK
Chitta menatap datar kedepan, menghela nafas dan......
BRAK!!!
Chitta membanting pisau yang sedang dia pegang tadi lalu bergegas menuju kekamar si kecil Mark. Mendekat kearah Mark yang mungkin terbangun karena terkejut mendengar teriakan papanya itu.
Dengan pelan Chitta menimang si bayi untuk menenangkannya. Setelah menimangnya sebentar Chitta mendudukan dirinya diatas kasur dan mulai menyusui Mark sambil mengelus sayang wajah si bayi yang begitu menggemaskan.
Setelah menyusui Mark dan menidurkan nya kembali ke atas kasur, dia mengelus pelan pipi Mark agar dia lebih lelap tertidur.
"CHITT--" panggilan Jhonny terpotong karena Chitta menatapnya dengan pandangan tajam. Seketika dia menundukan kepala, tidak berani menatap kearah Chitta yang sudah siap untuk mencakarnya dengan senang hati.
"Mas gak bisa pelan gitu ngomongnya??, lupa kalo dirumah ada bayi??, Untung aja bisa didiemin, coba kalo enggak, itu sarapannya gak jadi-jadi!!, Mas mau pagi ini enggak sarapan?!?!" Omel Chitta. Demi tuhan dia lelah karena dia baru tertidur pukul 1 pagi karena Mark tiba-tiba rewel kemarin. Ditambah lagi dia harus bangun pukul 5 subuh untuk membereskan rumah dan menyiapkan sarapan, belum lagi menyiapkan pakaian si tuan rumah. Lalu saat ia memasak, Jhonny dengan tidak ada akhlak nya berteriak seakan melupakan atensinya tentang adanya bayi dirumah.
"Maaf, habisnya aku panik gak nemuin berkas mana udah mau telat lagi, kamu banguninnya telat lagi" ucap Jhonny pelan. Sungguh meskipun Chitta ini orang yang lemah lembut, ketika dia marah kedudukan Jhonny tidak ada artinya.
"Owh, jadi mas telat bangun itu salah aku???, Siapa yang suruh kemarin main PS ma Jeffrey sampe jam 12 nggak inget pulang?!, Lagian kan aku dah bilang dasi, sepatu, berkas sama barang-barang penting jangan ditaro sembarangan!!, Dasi mas taro di rak sepatu, sepatu mas geletakin di bawah kasur, berkas kamu tinggalin di meja dapur!!. Mas ngajak ribut?!".
"Iya Chitt mas minta maaf" Jhonny cuma ngeremes jari nya sendiri.
Lihatkan. Kalo Chitta dah marah, mau seberapa tingginya kedudukan Jhonny dia bakal tetep nunduk patuh kalo Chitta udah berpidato.
Merasa kasihan kepada Jhonny yang sudah kena marah pagi-pagi Chitta menghela nafasnya panjang. "Dasi mas aku taro dimeja TV, kaos kaki mas aku taro di laci no 2 paling bawah, kalo berkas mas udah aku taro di dalam tas, aku tau mas suka lupa buat bawa berkas" ucap Chitta lembut sambil tersenyum manis.
Jhonny mendongak dan membalas tatapan Chitta yang tersenyum hangat kepadanya. Secara refleks sudut bibir Jhonny tertarik keatas. "Makasih Chit" katanya lalu bergegas menuju kamar.
"Eumm Chitt. Bantuin pasangin dasi dong" ucap Jhonny dari balik pintu sambil memasang cengiran bodohnya yang khas. Chitta memutar bola matanya malas, dengan segera dia menghampiri Jhonny dan membantu mengenakan Dasinya itu.
°°°°°°°°°
"Berkas sudah semua mas bawa??, Apa ada yang ketinggalan??" Tanya Chitta didepan pintu sambil memperhatikan penampilan Jhonny takut ada yang kurang.
"Tidak semuanya lengkap"
"Hati-hati dijalan, aku gak mau ya kalo tiba-tiba ada yang nelpon aku terus bilang mas nabrak tiang listrik kayak 3 bulan lalu" ucap Chita sambil mendelikan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABYSITTER [ END ]
RandomBerawal dari rasa sakit hati Chitta yang kehilangan bayinya pasca melahirkan karena gagal jantung. mempertemukannya dengan dua orang baru yang yang akan menggantikan kebahagiaan yang sebelumnya tak dia dapatkan. Jhonny. Seorang duda anak satu yang k...