Menanti Hujan (1)

41 1 0
                                    

Aku yang memperhatikan tetesannya sambil bertanya kapan ia mereda, khayalan yang mulai mengambang membentuk seperti tetesannya menjadikan penantian ini terasa lebih lama, aku pernah seperti ini berkali-kali dan sekarang terulang lagi. Mestinya aku berhenti dan menyadari kebodohan ini, kamu telah bahagia dengan keputusan untuk pergi. Jika yang kunanti memilih pergi lantas untuk apa aku di sini, berlama-lama menyiksa diri dan dia laki-laki yang menatapku dari kejauhan yang sering kali aku memalingkan pandangan terlihat seperti menanti atau sengaja berdiam diri sambil memperhatikan rintik yang sama yang perlahan mereda, dia kemudian pergi hilang dari pandangan seolah memberi isyarat jika aku harus mengikutinya untuk pergi, pergi melangkah dari tempat ini.

Rintik itu semakin deras hingga membuatku kembali lagi dan laki-laki itu tidak ikut untuk kembali, dia yang tidak kukenal mengingatkan suatu hal yang sama jika saat orang yang kucintai pergi dia tidak akan pernah berniat kembali lagi, dan aku yang terjatuh berkali-kali meski mencoba bangkit dan berdiri aku tetap terjatuh kembali, menanti kembali. Lalu pandangan itu entah mengapa laki-laki di kejauhan itu kembali, rupanya ia basah yang membuatnya kembali duduk di sana dan aku harap ini bukan hal yang sama sekalipun kamu basah karena hujan, aku tidak lagi menjadi tempatmu untuk berteduh dan kembali, aku hanya berharap kamu berbahagia tanpa merasa sia-sia.




"Mestinya aku berhenti dan menyadari kebodohan ini, kamu telah bahagia dengan keputusan untuk pergi."-May

Raindu (Hujan dan Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang