Badai (1)

74 2 0
                                    

Hujan yang menghentikan langkahku untuk mencarimu dari celah di antara kisah duka tentang cinta. Aku yang memaksa asa, namun hujan seolah menyatu bersama raga hingga ia menjadi sosok yang mengerti jika yang aku lakukan hanya menguras tenaga dan menjadi sia-sia.

Kamu pernah berkata setiap masalah ataupun duka akan berlalu, ini hanya persoalan waktu seperti badai yang pasti berlalu. Tetapi aku tidak mempermasalahkan tentang waktu, sebab yang menjadi pembahasan adalah tentang yang berlalu dan yang menjadi kacau aku tidak pernah inginkan kamu menjadi sosok yang lain tetapi mengapa kamu bersikap seperti badai semaumu menghancurkan kemudian berlalu, meruntuhkan yang telah kubangun sejak lama atau karena fondasi yang telah lemah sebab janji yang terurai, mengurai tanpa sempat menepati.

Aku yang tertinggal di masa ini merasa sangat sepi dan seperti kuingin ditempa oleh badai agar aku lekas berlalu dan kamu mampu merasakan kehancuran yang sama, kamu yang tak memedulikan diri ini semoga tak merindu atau ingin kembali seperti badai yang hanya datang untuk menghancurkan kemudian usai dan berlalu. Cukup kamu menjadi hujan yang hanya jatuh di permukaan yang mengalir hingga ke lautan atau menjadi tergenang dan mengering menyisakan kenangan.

Harapku berhentilah menjadi bencana cukup aku yang menjadi korban, korban perasaan atau semoga kamu tidak merasakan yang sama, sebab tidak ada yang menyenangkan tentang terluka dan aku tidak mampu lagi menjadi sosok yang mengobati luka sebab aku mempunyai luka yang lebih menganga yang pulihnya butuh waktu yang lama.




"Semoga kamu tidak merasakan yang sama, sebab tidak ada yang menyenangkan tentang terluka."-May

Raindu (Hujan dan Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang