Teringat kembali tentang kita yang berada pada sebuah jeda, jeda yang menyimpulkan perpisahan pada akhirnya, kamu yang memberi jawaban begitu rumit dengan mengungkit masalah yang tak seharusnya dan tak perlu kamu besarkan demi menyimpulkan kalimat jika hubungan ini tidak perlu kita tautkan lagi, katamu cukup sampai di sini. Kamu mendefinisikan dirimu berada di titik yang tidak kamu sanggupi lagi untuk meneruskan, bagimu kamu tidak bisa menerima sikapku yang kamu anggap keterlaluan dan kamu lupa sikapmu sekarang lebih dari keterlaluan sesungguhnya aku tidak pernah berubah dan mengapa baru saat ini kamu mengatakannya, padahal dulu kamu begitu mendefinisikan dirimu sebagai pengagum yang ingin aku menyadari dan berkata ingin bersama. Lalu, sekarang kamu tiba-tiba saja pergi dan bersikap seperti ini di saat aku berada pada titik yang mengagumi dan ingin bersamamu. Apa ini definisi dari terluka atau dibodohi. Hingga aku lama baru menyadari kamu ingin pergi sebab ada titik lain yang menjadi tujuanmu, aku merasa ingin menghempas rasa ini tetapi separuh jiwa ini belum bisa menerima tentang kamu yang meninggalkan, tidak peduli tentang kosongnya hati yang hanya kamu singgahi untuk sebuah bahagia yang akhirnya terkikis karena didera dan terluka.
Aku harap kamu jangan pernah temui aku lagi sebab aku tak ingin dipungut kembali oleh seseorang yang hanya terbiasa mematahkan hati dan mahir untuk datang dan pergi. Beberapa waktu yang tidak cukup lama kamu kembali memohon seperti awal kisah di saat aku telah perlahan mematikan perasaan yang pernah tumbuh, sebab rasa yang mengakar menjadikannya sulit terlepas. Sungguh aku yang berada pada titik yang tidak bisa kusanggupi denganmu yang pernah sangat berarti, darimu aku yang hanya sebagai pengobat hati sejenakku terpikir kembali bahwa kamu pergi seperti hujan ini yang mereda kemudian deras kembali, sesungguhnya kamu yang telah memilih untuk seperti ini, tahukah aku sudah meyakinkan diri jika diriku bukan tempat kamu kembali, kamu seperti 1/3 hujan yang hanya pergi di sela redanya lalu kembali saat derasnya menerpa.
Cukup sampai di sini, kita tidak perlu menautkan ingatan ataupun kenangan kembali, bukankah dulu kamu mengatakannya, bukankah ini hanya tentang bertukar posisi saja, aku mencoba menerima keputusanmu saat itu, jadi harapku kamu terima dan sadari keputusanmu yang aku kembalikan padamu, ini tidak seperti hujan yang telah pasti menjadi pilihanmu untuk berteduh di saat deras menerpamu, meski aku telah menjadi tempat yang teduh tetapi tidak untuk menampung luka.
"Aku harap kamu jangan pernah temui aku lagi sebab aku tak ingin dipungut kembali oleh seseorang yang hanya terbiasa mematahkan hati dan mahir untuk datang dan pergi."-May
KAMU SEDANG MEMBACA
Raindu (Hujan dan Rindu)
Romance-Sejak Agustus 2018- #1-Kata (13 Maret 2019) #1-Syair (22 Nov - 3 Des) 2018 #1-Poem (28 Des -) #2-Sajak #2-Quotes (18 Jan 2019) #4-Puisi #4-Poetry (31 Jan 2019) .