Hujan Klasik (1)

29 1 0
                                    

Aku paham tentang hujan, hujan yang membawa kerinduan, aku mungkin sebatas kenangan bagi kamu yang meninggalkan. Aku paham tentang reda, reda yang menjadikanku didera dan ditempa oleh dilema, antara tetap di sini atau lekas pergi, antara memercayai atau berhenti. Kamu bukanlah cinta pertamaku tetapi aku baru mencintai sedalam ini dan untukmu yang telah lama bermain dengan cinta tak melihat ketulusan itu, sungguh klasik. Hujan yang semakin deras seperti berteriak agar kumemandang lama, kamu membuat rindu dan hujan dalam sebuah permainan yang seolah rasa ini menjadi umpan dan mengikatku bersama kenangan.

Memperhatikan jatuhnya di permukaan tiba-tiba saja mengalihkan pandanganku dengan secangkir kopi yang ada di hadapanku, buih yang berputar telah teraduk seperti kenangan yang berputar di pikiran dari hati yang menahan sedang berkecamuk. Sesekali kuteguk tidak terasa pahit ataupun manis tetapi tertelan begitu saja, sama dengan kamu yang tidak kutahu lagi dapat kusebut seperti apa, sebab tak ada yang pantas untukmu, sebab aku terlanjur membanggakanmu, terlanjur mengharapkanmu dan kamu yang terlanjur meninggalkanku menjadikan aku didera oleh rindu, rindu yang inginku berlalu. Hujan yang tiba-tiba saja mereda mengalihkan kembali pandangan ini seolah memberi isyarat jika telah cukup sampai di sini dan cinta tidak hanya untuk kamu dera semata, aku menguatkan langkah ini sebab hidupku bukan hanya menampung tentangmu yang telah membuang tentangku, bukan hanya untuk yang berlalu.




"Aku terlanjur membanggakanmu, terlanjur mengharapkanmu dan kamu yang terlanjur meninggalkanku menjadikan aku didera oleh rindu, rindu yang inginku berlalu."-May

Raindu (Hujan dan Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang