Malam Raindu (1)

38 1 0
                                    

Suatu malam aku merindukanmu dan hujan menjadi pengiring khayalku, sebuah cahaya yang menyorot tetesan-tetesan itu menjelaskan bagaimana derasnya, derasnya yang jatuh berkali-kali pada permukaan. Jika aku berada di bawah sorotan cahaya yang sama mungkinkah kamu dapat melihat bagaimana rindu ini menantimu, menanti kedatanganmu. Aku tertunduk melihat tetesan hujan yang jatuh menyentuh tanah ini, tanah yang menjadi permukaan untuk menyempurnakan jatuhnya, lalu di manakah aku dapat melihat titisan kerinduan untuk menyempurnakan asaku, mungkin tidak ada, sebab pertemuan tidak kudapati di sini hanya aliran hujan yang derasnya terus menghanyutkan, menghanyutkan asa yang mulai membeku di relung pikiran. Sekali-kali aku memejamkan mata untuk mendengarkan suara harapku ada suara lain di sela derasnya, seperti waktu dulu yang memanggil namaku namun hanya suara hujan yang jatuh di permukaan yang terdengar seperti bersorak sambil mengatakan lupakan saja.

Hujan dan rindu di malam adalah suasana yang mengesankan, mengesankan sebab berhasil memporak-porandakan perasaan, mungkin kamu di sana telah bermimpi di dalam selimut yang menghangatkan dan kamu tidak lagi memedulikan aku, aku yang telah menjadi dingin, dingin yang tidak bisa menjadi hangat ataupun menjadi beku, sebuah dingin yang tidak dapat kujelaskan. Kembali lagi kumenatap sorotan tetesan rintik yang mulai mereda, kembali juga kupejamkan mata untuk mendengarkan suara, kini yang terdengar senyap dan lebih dari sepi yang mestinya tidak perlu kudengarkan sebab telah menempa pada perasaan, perihal merindukanmu bagiku sangat menyusahkan lebih dari soal ujian matematika yang harus diselesaikan, aku yang pernah berkata jika kamu tidak mampu kuberi nilai dengan angka sebagai hal yang berharga, aku baru menyadari jika itu bukan ungkapan biasa sebab kini terbukti jika itu adalah benar bahwa nilai angka adalah pasti dan aku yang tidak mampu menilaimu menjawab makna ungkapanku sendiri bila kamu bukanlah hal yang pasti termasuk menjawab penantian dalam rindu ini.




"Perihal merindukanmu bagiku sangat menyusahkan lebih dari soal ujian matematika yang harus diselesaikan."-May

Raindu (Hujan dan Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang