Hujan di Mimpi (1)

39 3 0
                                    

Mungkin ini sedikit gila, tetapi benar saja aku masih merindukanmu, merindukan sosokmu yang telah bersama dia yang kamu anggap membahagiakan. Kita yang lama tak bertemu, asaku yang tertumpuk debu kini menyatu dalam satu waktu. Kamu datang menemuiku tersenyum dengan langkah yang mulai mendekatiku, dengan raut wajah yang aku kenal seperti dahulu. Aku pikir kamu akan mengajakku namun pernyataanmu kian menamparku kembali, ucapanmu meminta hubungan ini untuk mengenal usai dan hujan yang mengguyur menghentikan langkah seolah kumembeku. Perlahan-lahan kamu melangkah pergi dan menoleh kembali dengan senyuman yang sama dan raut wajah yang tak lagi ingin kukenal. Ingin sekali kumengejarmu, memastikan perkataan itu sekadar gurau namun tetap aku menjadi kaku. Laluku terbangun, itu hanyalah mimpi burukku, mimpi buruk yang telah menjadi nyata. Sungguh aku merindukanmu, aku benar ingin memastikan dirimu apakah ingin membohongi atau sekadar membodohi, tetapi aku merasa bodoh percaya ini menunggu demi sesuatu hal yang tak pasti dan mungkin aku juga telah dibohongi tentang janji temu yang sebenarnya sekadar mimpi. Aku benar ingin berharap mencintaimu, namun hanya sekadar mimpi karena nyata mencintaimu tidak dapat kusebut pantas lagi.




"Aku benar ingin berharap mencintaimu, namun hanya sekadar mimpi karena nyata mencintaimu tidak dapat kusebut pantas lagi."-May

Raindu (Hujan dan Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang