24 • HOLD SOMETHING

492 86 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

        Raisya kini berada di apartemen Jimin. Sore ini ia tidak kuliah dan yang meminta izin langsung adalah Jimin. Siapa yang akan menentang jika pria ini sudah turun tangan?

         Jadi sekarang, di sinilah Raisya. Di walk besar milik Jimin yang ditempati banyak sekali benda mahal.

         Raisya membantu Jimin untuk packing karena pria ini akan ke Jepang selama empat hari. Jimin bertanya apakah dirinya ingin ikut atau tidak, tapi Raisya tentu menolak.

         Jika Jimin pergi ke Jepang untuk liburan, mungkin Raisya akan berpikir ulang. Tapi pria itu pergi ke Jepang untuk bekerja dan dirinya di sinipun masih memiliki jadwal bekerja dan kuliah.

          Raisya memasukkan beberapa kemeja formal dan juga jas Jimin. Memasukkan beberapa peralatan mandi dan juga kaos kaki. Jimin bilang, tidak perlu membawa sepatu karena pria itu akan beli saja di sana.

           Banyak uang.

          Raisya meletakkan dua koper berwarna hitam yang sudah ia susun itu di pojok ruangan. Ia sedari tadi sibuk menyiapkan semuanya, sementara pria itu kini malah menatapnya sambil duduk di kursi dan bersandar. Melipat kedua tangannya di depan tubuh dan tersenyum ke arahnya.

           Sudah biasa. Raisya malah jadi seperti babu sekarang.

          "Sudah selesai. Aku akan pulang," ucap Raisya yang kini berniat mengambil mantelnya yang ia gantung di sebuah stand hanger yang dibuat dari kayu Lignium Vitae yang biasanya tumbuh di Amerika bagian tengah.

         Jimin menahan pergelangan tangan Raisya. Menariknya hingga si gadis kini setengah terbaring di pangkuannya. Jimin tersenyum. Bukankah rencananya hebat. Menggoda Raisya itu menyenangkan.

          Raisya menahan agar Jimin tidak mendekat. Sebelah tangan Jimin kini ada di belakang punggungnya untuk menahan sementara sebelah lagi ia gunakan untuk merengkuh erat pinggangnya.

           Gila. Raisya gugup sekarang. Kenapa Jimin berubah jadi seromantis dan seagresif ini?

          "Sa... Sajang-nim,sa... saya... harus... pulang," ucap Raisya terbata. Jelas jika Raisya sekarang mulai berubah. Sikapnya bahkan tidak mencerminkan Raisya yang sesungguhnya di hadapan Jimin.

          "Memang aku memperbolehkan dirimu pulang?"

          Bagus. Raisya tidak tahu harus melakukan apa sekarang.

           "Tapi persiapanmu sudah selesai, lalu apa alasan Sajang-nim tidak memperbolehkan aku pulang?" Cicit Raisya takut.

          Jimin semakin tersenyum. Menyadari jika si gadisnya cukup tidak nyaman dan merasa was-was, Jimin cukup menikmati ekspresinya.

EQUANIMITY S2 ✴ PJM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang