.
.
.
Detik berganti menit, menit berganti jam dan jam berganti hari. Raisya terus menanti, bahkan sampai saat ini. Sampai saat di mana Raisya tidak tahu kemana pria itu pergi. Tak ada kabar padahal jelas Kim Taehyung tadi memunculkan batang hidungnya di perusahaan. Namun kenapa tak ada yang memberikan informasi padanya? Di mana Jimin? Dimana kekasihnya? Kenapa pria itu tak memberinya kabar? Kenapa sampai detik ini Jimin tak memberikan pesan padanya? Padahal Raisya menantikan rentetan kalimat manis yang biasa Jimin kirimkan padanya.
Raisya menghembuskan napasnya, sepertinya ini bukan pertanda baik. Semua orang seolah tengah menyembunyikan keberadaan Jimin. Raisya tahu jika Jimin sudah kembali, tapi untuk alasan mengapa pria itu tak mengabari dirinya, Raisya tidak tahu. Saat ini ia hanya ingin mendengar suara Jimin, dan untuk itulah ia terus menelepon Jimin karena cemas.
Status panggilannya hanya memanggil dan bahkan tidak berdering, apakah ponsel pria itu mati? Apakah wajar jika ponselnya mati seharian ini? Atau ponselnya rusak? Ganti ponsel? Ganti kartu SIM?
Raisya kembali menghembuskan napasnya, ini takkan berhasil. Jimin seolah ingin menyembunyikan diri dan tak ingin bertemu dirinya. Raisya hanya bisa berpikir sampai di sana, pilihan paling buruk adalah pikiran terakhirnya. Tapi, kenapa? Jika memang itu benar, apa alasannya?
Raisya mengusak rambutnya, rasanya ia jadi pusing sekarang. Ia khawatir dan juga bingung. Saat pulang tadi, ia sempat bertanya pada Hoseok, namun pria itu bilang jika dirinya juga tidak tahu di mana keberadaan Jimin. Hoseok bilang jika mungkin saja Jimin ada pekerjaan mendadak di luar kota, tapi jika memang begitu kenapa Jimin tidak mengabari dirinya? Biasanya Jimin selalu mengatakan apapun yang akan ia lakukan.
"Kemana dirimu?" Monolog Raisya seraya memandangi beberapa foto Jimin yang ada di ponselnya. Raisya suka memotret pria itu dibanding memotret dirinya. Jadi, galeri ponselnya lebih banyak menyimpan foto Jimin dibanding foto dirinya.
Raisya kini hanya memandangi layar ponselnya. Sebenarnya, ia harus menyelesaikan naskahnya karena deadline yang sudah disepakati sudah hampir datang. Tapi, ia sama sekali tak bisa bekerja sekarang. Katakan saja ia tidak profesional, tapi itu adalah keadaannya. Saat bekerja, Raisya membutuhkan ketenangan dan fokus yang cukup agar hasil dari pekerjaannya memuaskan. Jika dalam kondisi seperti ini, Raisya jelas takkan mengerjakan pekerjaan yang pada akhirnya hanya akan semakin berantakan.
Raisya tak ingin menyerah, ia kini kembali membuka ponselnya guna mengirimi Jimin pesan meski itu tak terlalu berguna sebenarnya.
RAISYASYA
Sajangnim?Kemana?
Kau sudah pulang?
Atau kau harus kembali bekerja?
KAMU SEDANG MEMBACA
EQUANIMITY S2 ✴ PJM ✓
Fanfiction[C O M P L E T E D] Sixth story' by : Jim_Noona Setelah semuanya terungkap, Raisya menghukum pria itu dengan hubungannya yang tidak jelas. Raisya tidak pergi dan juga tidak kembali. Raisya membiarkan Jimin tersiksa karena ia merasa jika itu adalah h...