23 • 24/7

455 79 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.



          Pagi ini, tepat pukul delapan pagi, ia sudah berdiri di depan perusahaan. Memegang jantungnya dan berdoa agar ia masih di tempatnya sampai akhir pekerjaan hari ini.

          Raisya bisa gila. Jimin terlalu sempurna untuk menjadi kekasihnya.

          Raisya melangkahkan kakinya ke arah tempat finger print sebelum masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai empat.

          Tidak ada kelas untuk malam ini, jadi Raisya hanya membawa sebuah mini backpack yang kini tersampir di punggungnya.

          Raisya berlari kecil saat ia melewati ruangan Jimin dan kembali menormalkan langkahnya saat berada di depan ruangan Taehyung dan Hoseok.

          Kondisi ruangan sudah ramai, bahkan Kyungmi sudah ada ditempatnya tengah tersenyum ke arahnya.

          Raisya membalas senyuman si gadis sebelum akhirnya kembali tersenyum simpul ke arah Yuri dan duduk di kursinya. Sejauh ini dirinya masih aman.

         "Raisya-yya? Kau berjalan kemari? Kenapa berkeringat begitu banyak?" Tanya Yuri yang kini menyodorkan sebuah kotak tisu pada Raisya.

          Si gadis mengambil dua lembar dan menyeka wajahnya. Perasaan tadi ia tidak berkeringat, tapi sekarang cairan itu malah membungkus wajahnya dan beberapa bagian tubuhnya.

        "Aku naik bus kok, omong-omong Yuri eonni, pekerjaanmu sudah selesai?" Tanya Raisya dengan bodohnya.

        Yuri juga terkejut Raisya bertanya seperti itu. Pasalnya, ini masih pagi dan Yuri dikenal menjadi seorang karyawan yang tidak pernah membawa pekerjaan ke dalam rumahnya.

          Raisya sendiri kini menghembuskan napasnya. Otaknya jadi tidak berfungsi dengan baik sekarang.

       "Kau sakit? Jika iya aku akan membuatkanmu surat izin," ucap Yuri.

         Raisya menggelengkan kepalanya lembut. "Tidak eonni. Aku hanya kurang fokus, kurasa aku hanya butuh minum."

          Yuri menganggukkan kepalanya. Dari apa yang ia lihat, gadis itu nampak berbeda dan Yuri tidak tahu apa yang terjadi dengan temannya itu.

          Raisya sendiri kini bangkit dari duduknya lantas berjalan kearah dapur yang ada di lantai empat. Saat ia akan masuk, Raisya langsung membalikkan tubuhnya dan bersembunyi di balik tembok kendati ia tahu itu tidak akan berdampak apapun.

         Ada Jimin di sana tengah bersandar pada rak dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada. Dan Raisya yakin pria itu tahu keberadaannya.

EQUANIMITY S2 ✴ PJM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang