01

391 71 6
                                    

Sinar mentari masuk melalui celah-celah gorden yang sengaja dibuka oleh wanita paruh baya guna membangunkan putrinya.Wanita paruh baya ini berkacak pinggang melihat putrinya yang masih asyik berada didalam selimut tebal miliknya.Tangannya ia gunakan untuk mengguncang badan gadis ini dengan pelan, berharap putrinya terbangun.

"Jenara bangun sayang,ini sudah jam berapa?nanti kamu bisa telat" Ucapnya, namun yang ia lihat tak ada pergerakan sama sekali dari putrinya, oh rupanya anaknya itu ingin sekali diguyur dengan air dingin.

Kebetulan sekali di atas nakas terdapat sebotol air,mencipratkan sedikit air ke wajah anaknya ternyata manjur juga yaa, buktinya putrinya sedang menggeliat serta bergumam dalam tidurnya.

"Eunghhh" Erangnya.Gadis yang asyik bersembunyi dibalik selimut ini mulai menampakkan wujudnya, ia pun menyibak selimut tebal nan halusnya dengan pelan seraya membuka matanya dengan pelan.

Hal yang pertama kali ia lihat adalah ibu nya yang sedang berkacak pinggang sembari memegang sebotol air minum. Ah apa tadi ibunya yang sengaja mencipratkan air kedalam wajahnya ini?wah jika begitu,tega sekali ibunya itu.Pikir gadis ini.

"Eunghh ibu...Nara kan masih ngantuk" Ucapnya pelan seraya mengucek kedua matanya yang sedikit buram sehabis bangun tidur.

"Apa katamu tadi?ngantuk?Jenara,anak ibu sayang, kamu itu harus disiplin jangan sampai telat masuk sekolah! Ini sudah jam berapa sayangku hm" Cerca ibu gadis ini,tatapan kesal ia layangkan kepada putrinya itu.

Jenara Cassandra Queenza,kalian bisa memanggilnya Nara,seorang gadis sederhana yang mempunyai banyak tingkah laku,menurut ibunya sendiri Nara itu adalah sosok anak yang periang,ceria,penurut,baik dan sedikit bandel.Tak jarang ayah maupun ibunya sudah lelah menasehati putrinya itu,putrinya itu sangat menyebalkan tetapi kedua orang tuanya sangat menyayangi Jenara.Ayahnya bekerja sebagai seorang buruh tani,hasil pertanian milik ayahnya sangat berkembang pesat.

meskipun begitu ayahnya tidak sombong dan menghambur-hamburkan uang,justru bapak Ardian ini menghemat uangnya untuk keperluan kedua anaknya agar mereka berdua bisa melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.

perjuangan kedua orang tua tidaklah main-main jadi kita harus bisa menghargai usaha mereka—.

Sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga,meskipun begitu ibunya kerap sekali membantu suaminya untuk bercocok tanam di sawah mereka.Selain sawah,bapak Ardian ini juga mempunyai beberapa perkebunan dan juga ladang yang ia tanami berbagai macam sayuran agar suatu saat nanti jika waktunya panen mereka bisa menjualnya ke pasar-pasar terdekat.Inilah kehidupan Nara yang bisa dibilang sederhana tapi menyenangkan.

Hidup dalam lingkungan yang seperti ini membuatnya nyaman,apalagi setiap pagi ia akan berjalan-jalan untuk menghirup udara sejuk di pagi hari.Nara memang hidup di kota tapi tidak menutup kemungkinan jika ia bisa merasakan kehidupan Pedesaan yang amat menyenangkan dan damai.

"Huh, ibu sudah menyiapkan semua kebutuhan kamu, cepat mandi dan bersiap! Ibu tunggu dibawah" Titahnya yang diangguki oleh Nara.

Ibunya itu bawel sekali,tak mau mendapat amukan yang kedua kalinya Nara pun segera bangkit dari tidurnya,tidak lupa ia merapikan tempat tidurnya dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit Nara sudah selesai bersiap,memoles wajahnya dengan sedikit make up dan tak lupa ia memakai sedikit pewarna bibir Natural,namun terkesan mempesona.Memang aslinya juga sudah cantik,apa boleh buat jika gadis ini memang terlahir dengan parasnya yang rupawan?.

Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang