19

155 30 11
                                    

Didalam sebuah kamar bernuansa hitam putih terdapat seorang gadis yang tengah memarahi lelaki dihadapannya. Sorot matanya yang tajam menandakan jika gadis ini tidak menyukai tindakan lelaki dihadapannya yang sangat ceroboh.

"Sejak kapan Lo jadi jagoan kaya gini?" Tanyanya seraya mengobati luka memar di area wajah lelaki itu.

Dengan telaten gadis ini mengobati luka lelaki dihadapannya. Akan tetapi ia selalu dibuat kesal mendengar jawaban lelaki itu yang sangat menyebalkan. Dengan sengaja ia menekan kapas di pipi kanan lelaki itu membuat sang lelaki meringis pelan karena ulahnya.

"Sejak kemaren" Jawabnya ngasal membuat Nara semakin menekan keras tangannya yang sedang memegang kapas di pipi lelaki itu.

"Ssshh. . Sakit raa" Ringisnya pelan yang tak di pedulikan oleh gadis dihadapannya itu.

"Kalo udah tau sakit ngapain sok sok an berantem sana sini ha?!!" Ujarnya dengan galak sembari memberikan death glear pada Kendra.

Iya lelaki yang sedang diobati lukanya itu adalah Kendra, Kalian penasaran bagaimana bisa Nara mengobati luka Kendra? Waktu itu Nara tak sengaja mendengar berita bahwa Theo dan teman-temanya mengeroyok Virgo lagi waktu pulang, dan Kendra tidak terima jika adek sepupunya mendapat perlakuan seperti itu dari Theo. Alhasil  Kendra menolong Virgo yang sudah terkapar lemah di tanah. Melihat banyaknya luka di wajah Kendra membuat hati kecil Nara tergores. Mau bagaimanapun Kendra adalah sahabatnya, jika tidak ada dirinya Nara gatau siapa yang akan membantunya untuk mencarikan informasi seputar Raditya. Jadi jikalau Kendra sakit maka dia tak segan untuk menolongnya.

Rasa bersalah menyelimuti diri Kendra, ia tau ini semua salahnya. Namun Kendra lebih merasa bersalah lagi jika ia tak membantu Virgo yang sedang di keroyok itu. Sudahlah mau bagaimanapun gadis galak dihadapannya tidak akan diam begitu mudah. Nara akan terus mengoceh hingga dia cape sendirinya. Jadi nikmati aja, lagipula raut wajah yang ditunjukkan Nara bukannya membuat Kendra takut justru hal itu membuat ia ingin mencubit pipi gembul milik Nara. Pipinya gembul, gue mau cubit tapi takut dia ngamuk. Batinnya gemas melihat Nara.

"Niat gue kan baik Ra, gue mau bantu adik sepupu gue yang lagi di keroyok. . masa ada temen yang susah kita ga nolong? Kan parah" Sesekali ia menjelaskan kronologi agar Nara mengerti dan tak memarahinya.

"Masih bisa jawab ya Lo!"

"Nggih ndoro Ngapunten. " Kalo udah gini Kendra udah pasrah.

Setelah mengatakan itu Kendra merapatkan bibirnya agar ia tak kena semprot oleh Nara lagi. Percuma juga debat dengan gadis ini, yang ada Nara malah tambah nge reog.

Sebenarnya Nara juga kasihan ngelihat Kendra yang tengah kesakitan ditambah lagi dengan omelan nya yang tak mau berhenti itu. Habisnya Nara tuh khawatir dengannya, namun lelaki itu mengabaikan kekhawatirannya. Alhasil hati Nara kesal dibuatnya.

"Ndraa. . " Panggil Nara pelan membuat lelaki itu menoleh kearahnya.

Mendengar panggilan Nara untuknya membuat Kendra meresponnya dengan alis yang bertaut seolah bertanya ada apa.

"Jangan luka lagi. . G-gue khawatir" Cicitnya yang mana membuat Kendra terkejut namun ia segera menormalkan mimik wajahnya.

"Tumbenan banget Lo khawatir sama gue, ada gerangan apa nih?" Tanya Kendra dengan wajah jahilnya.

"Gue serius ih!!! Lo mah suka banget bercanda." Cerocosnya membuat Kendra menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Iya iya jangan marah gitu dong, coba Lo senyum pasti cantik" Bujuknya pada Nara yang kini tengah menatapnya horor.

"Selain ngeselin Lo juga pinter ngerayu ya?" Tanyanya dengan mata memicing ke arah Kendra. Kendra yang mendapat tuduhan itu malah menarik turunkan alisnya. Entahlah kenapa dirinya suka sekali menjahili gadis dihadapannya itu.

Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang