07

105 42 0
                                    

Keheningan mulai tercipta diantara mereka berdua. Tak ada yang mau memulai percakapan, lidah Nara mendadak Kelu ia bingung mau membicarakan apa. Berbeda dengan Raditya yang tenang tanpa memikirkan hal yang membuatnya pusing.

Hingga pertanyaan keluar dari mulut Nara membuat Raditya enggan menjawabnya.

"Gimana hubungan Lo sama dia?" Tanya Nara pelan.

Diam seribu bahasa itulah yang sedang dilakukan oleh Raditya. Mengetahui jika pertanyaanya membuat sang empu diam Nara segera meminta maaf pada Raditya.

"Maaf kalo terkesan lancang, gausah dijawab gapapa ko" lanjutnya, untuk kali ini Nara merasa bersalah dengan pertanyaan yang baru saja ia ajukan.

Menghela nafas pelan Raditya akhirnya menjawab pertanyaan Nara tentang hubungannya juga gadis pujaan hatinya.

" Hubungan kami baik" ujarnya singkat.

"Akhir-akhir ini kami jarang ketemu, karena memang kami mempunyai kesibukan masing-masing dan mungkin jika saatnya, kami akan bertemu lagi" tak disangka Raditya menjawab pertanyaan yang diajukannya.

Sakit, itulah yang dirasakan Nara saat ini. Bagaimana tidak mereka akan bertemu jika waktu luang, itu artinya kedekatan mereka akan dimulai dengan sebuah hubungan spesial. Mungkinkah itu terjadi?

"Gue ikut seneng dengernya, semoga hubungan lo tetap harmonis seperti awal pertemuan lo dengannya"  Meskipun hatinya menahan sakit, sebagai seorang sahabat Nara akan tetap mendukung kebahagiaan lelaki kesayangannya itu.

"Thanks atas doanya".  Jawabnya sembari mengacak rambut milik Nara.

Hal itu membuat sang pemiliknya terkejut bukan main, hatinya dag Dig dug mendapat perlakuan seperti itu. Dalam hati Nara menjerit keras,sungguh perlakuan Raditya kepadanya sangatlah manis. Katakan  padanya bagaimana Nara tidak berharap lebih?

Menyadari ekspresi Nara atas tindakannya tadi, Raditya pun menurunkan tangannya dan tersenyum kikuk. Kemudian Lelaki ini  beranjak dari duduknya, sebelum itu ia berpamitan dengan Nara untuk pergi ke kelasnya.

"Yaudah gue ke kelas dulu ya"

"Iyaa, btw makasih ya tadi udah nemenin hehe"

"Santai aja kali, bye mbul" Jawabnya sebelum pergi meninggalkan Nara yang sendirian di taman.

Entah apa yang merasuki Raditya, lelaki itu memanggil Nara dengan sebutan 'mbul' yang mana berarti gembul. Tunggu-tunggu berarti dia mempersiapkan panggilan itu untuknya? Yaa meskipun menurut Nara hal itu membuat dirinya agak kesal tapi jika yang memanggil doi apa boleh buat haha.

Teeett

Teeett

Bel masuk berbunyi, Nara segera merapikan novel-novelnya dan pergi meninggalkan taman untuk memulai pelajaran di kelasnya.

Melewati koridor yang tampak sepi dikarenakan semua siswa maupun siswi sudah masuk ke kelas masing-masing hanya tinggal dirinya yang sedang berjalan menuju XI IPS-1.

Sambil bersenandung pelan, Nara terlihat sangat santai. Padahal jam pertama adalah pelajaran geografi yang mana di pegang oleh Bu alma sang guru killer di sekolah.

Selang beberapa menit kemudian ia sampai di depan kelasnya yang terdengar bising. Nara pun masuk ke dalam kelas yang terlihat santai bahkan ada salah satu temannya yang tidur, ada juga yang bergosip ria di bangku belakang, ada yang main tiktok dan lain-lain. Mungkin jam kosong pikirnya.

"Tumben amat Lo telat dateng raa" celetuk Radella.

Sebelum menjawab pertanyaan temannya itu, Nara menaruh tas di atas mejanya juga dua novel yang ia baca. " Gue tadi abis di taman baca novel, jadinya agak lama Dateng ke kelasnya" jelasnya

Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang