Seorang gadis kini duduk termenung di bawah pepohonan rindang yang berada di belakang rumahnya. Entah apa yang tengah dipikirkannya, gadis itu diketahui adalah Nara. Langit pun berubah menjadi jingga dan sinar matahari mulai meredup menandakan jika sang fajar akan segera tenggelam. Tapi, Nara tetaplah diam melamun memikirkan kejadian kemaren pagi di taman sekolah.
Ucapan seorang pria terngiang di kepalanya, pria yang merupakan tambatan hatinya. Kala itu Nara sedang asyik membaca novel di tangannya lalu kemudian datanglah seorang pria dari arah belakang dan menghampirinya.Tiada angin tiada hujan pujaan hatinya datang menghampiri membuat Nara gugup setengah mati.
Flashback on
"Suasananya seger banget ya, apalagi hari ini guru pada rapat. " Monolog Nara
"Baru tau?"
Hingga suara berat milik seorang terdengar ditelinga nya. Nara pun menoleh dan mendapati sosok lelaki yang ia kagumi sedang berjalan ke arahnya.
Memasukkan tangannya di saku, Raditya pun duduk di samping Nara yang terduduk kaku ditempatnya. Radit tak menyadari jika gadis disampingnya kini sedang menahan kegugupan yang melandanya, sebab tiada angin dan hujan doi datang tanpa diminta.
"A-ahh i-iya." Sepertinya kegugupan Nara kentara sekali ya? Semua orang juga bisa menilai ekspresi seseorang dengan sekali liat.
"Tiap hari gini?" Tanya Raditya lagi.
"Umm apanya?" Jawab Nara bingung. Gimana nggak bingung orang Raditya nanya ya ga jelas gitu.
Dasar kulkas berjalan!
"Baca novel, suka banget?" Terang Raditya membuat Nara menganggukkan kepalanya canggung.
"Ya gituu, suka hehe."
"Suka genre apa aja?"
Seneng sih seneng, tapi canggungnya itu lho yang nggak bisa hilang. Didatengin doi secara tiba-tiba udah buat jantung Nara deg-degan apalagi berada sedekat ini.
Boleh terbang ga sihh?
"Semuanya sih tapi lebih ke romantis. Yaaa Lo tau kan cewe sukanya yang bucin-bucin gitu" Balas Nara dengan sesekali terkekeh pelan.
"Termasuk Lo?" Tebak Raditya.
"Gue? Suka banget tapi ga berlaku di kehidupan gue." Ceplos Nara membuat Raditya menatapnya tanpa ekspresi.
Untuk kali ini biarlah dia mengatakan yang sebenarnya, toh emang benar kan jika percintaannya tak semulus seperti novel yang ia baca. Lelaki ini hanya diam memperhatikan ekspresi Nara yang menurutnya ada pancaran kesedihan di mata gadis itu.
Tidak usah di kode, Raditya pun juga tau bahwasanya gadis di sampingnya ini mempunyai perasaan lebih pada dirinya. Namun untuk saat ini, ia tak bisa menerimanya, Lebih tepatnya belum memikirkan sampai ke tahap itu.
"Btw, tumben banget Lo kesini? Mau curhat? atau apa nih" Tanya Nara berbasa-basi.
"Nyantai aja, sumpek di kelas semuanya pada rame." Jawab Raditya seadanya.
"Oooo."
Keheningan mulai tercipta diantara mereka berdua. Tak ada yang mau memulai percakapan, lidah Nara mendadak Kelu. Ia bingung mau membicarakan apa. Berbeda dengan Raditya yang tenang tanpa memikirkan hal rumit.
Hingga pertanyaan keluar dari mulut Nara membuat Raditya enggan menjawabnya.
"Gimana hubungan Lo sama dia?" Tanya Nara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pujaan Hati
Подростковая литератураGadis berparas cantik, bertutur kata lembut, baik hati dan juga mempunyai hati sekuat baja. Namun sayang gadis ini terjebak dalam perasaan aneh yang mengharuskannya menahan rasa sakit ketika seorang pria yang amat berarti dalam hidupnya mencintai ga...