12. Chaos

3.5K 515 59
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya, Yorobun 💚
Biar aku makin semangat 💚

*

 



 
"Ada perempuan ngaku-ngaku kalau dia jadi orang di foto dan korban pelecehan lo!"
 
Lutut Danish lemas, bahkan nyaris mati rasa karena dia tidak merasakan kakinya menapaki lantai. Pegangan pada ponselnya melemah, hingga nyaris saja terlepas dari tangan. Danish benar-benar kehilangan tenaganya ketika mendengar kabar yang bagaikan mimpi buruk baginya. Hanya ada satu kata yang terlintas di pikirannya sekarang; perempuan. Siapa orangnya, Danish tidak tahu. Namun, bila memang yang dikatakan Magenta benar, maka rumor buruk yang disebarkan tentangnya sudah keterlaluan.

Kepala Danish mendadak pusing, makin tidak bisa berdiri tegak sampai dia jatuh terduduk tepat di sofa. Trana tidak tahu siapa yang menghubungi dan apa yang Danish dengar, tetapi dia bisa menebak kalau itu bukanlah kabar baik karena reaksi pria di hadapannya sangat tidak biasa. Ponsel Danish terlepas begitu saja hingga jatuh ke lantai, membuat Trana tidak bisa diam ketika sang pria tiba-tiba bergetar hebat. Trana duduk tepat di samping Danish, lalu ia rangkul bahu pria itu dan mengelus pelan untuk menenangkannya, berharap akan mendapatkan hasil yang diharapkan. Sayang, Danish tidak bisa tenang karena kabar yang sudah berlebihan ini jauh dari dugaannya.
 
Trana tidak bisa mengatakan apa-apa, termasuk kata-kata motivasi yang baginya itu percuma karena Danish tidak mungkin mendengarkan. Rungunya tuli, lisannya terkunci, perasanya mati, namun tetap pedih di hati. Saat mendengar isak kecil, Trana menarik Danish ke dalam dekapannya untuk bersandar bagaikan anak kecil yang membutuhkan perlindungan. Begitu merasakan dekapan yang hangat pada tubuhnya, Danish berhenti terisak, lalu dia menangis tanpa bersuara sambil merasakan tepukan pelan pada punggungnya yang tidak bertenaga untuk menopang tubuh gagahnya.
 
"Trana ...."
 
"Hmm?"
 
"Maaf."  
 
"Buat apa?"
 
Tidak ada jawaban, karena detik berikutnya, Danish hilang kesadaran.
 

 Sinar mentari pagi menyelinap di balik celah jendela, membuat mata yang terpejam terpaksa terbuka sedikit demi sedikit karena tidurnya jadi terganggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
Sinar mentari pagi menyelinap di balik celah jendela, membuat mata yang terpejam terpaksa terbuka sedikit demi sedikit karena tidurnya jadi terganggu. Mata Danish terasa berat, bukan karena matanya bengkak selepas menangis atau kehilangan kesadaran, melainkan telanjur nyaman dengan tidurnya yang damai. Kasur yang empuk dengan guling di samping kanan dan kirinya, selimut hangat membalut tubuhnya, serta wangi lavender yangㅡtunggu! Lavender?

Danish sontak membuka matanya lebar-lebar ketika mencium wewangian di kamar yang tidak pernah ada sebelumnya. Danish bangkit dan duduk, lalu melihat sekeliling kamar yang beda sekali dengan kamarnya di rumah. Kamar luas dengan isi ala kadarnya itu jelas bukanlah kamarnya dan dia pun yakin tidak ada di rumah Magenta. Kalau memang di rumah Magenta, tidak mungkin isinya rapi.
 
Tidak ada petunjuk di mana dia sekarang, ditambah Danish pun tidak ingat apa yang terjadi semalam. Satu yang pasti, ketika Danish menunduk untuk melihat penampilannya, dia masih mengenakan pakaian yang sama seperti saat pergi ke penthouse Trana. Lantas, apa mungkin Danish masih berada di tempat Trana sekarang?

RumorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang