Danish berjalan dengan santai memasuki kantor WE untuk latihan pagi sebelum syuting Indonesian Idol siang nanti. Sebenarnya Danish berangkat bersama manajernya, tetapi Magenta memilih pergi ke kafetaria untuk sarapan. Danish ingat hari ini Trana berangkat pagi-pagi ke kantor, jadi seharusnya sekarang sudah berada di ruangannya. Setelah masuk ke lift, tujuan Danish bukanlah practice room, melainkan lantai di mana Trana berada. Saking paginya Trana pergi, Danish sampai belum menyapa atasan sekaligus pacar gadungannya. Bahkan Danish saja tidak tahu tepatnya pukul berapa Trana pergi karena saat keluar kamar, wanita itu sudah menghilang dari jangkauan.
Begitu tiba dan keluar dari lift, Danish melihat Chandra yang sedang mendekati ruangan Trana sambil membawa satu buket bunga mawar. Melihat Chandra saja sudah sering membuat Danish marah, sekarang ditambah membawa bunga dan langkah ringannya menuju ruangan Trana, makin membuat Danish kebakaran jenggot. Danish segera mendekati Chandra, lalu mendahului hingga kini berdiri di hadapan pria yang selalu membuatnya kesal setiap kali bertemu. Mendapati Danish di hadapannya, Chandra hanya tersenyum seolah tidak menaruh curiga. Padahal jelas-jelas tatapan nyalang Danish siap memakan Chandra kapan pun.
"Ngapain lo ke ruangan pacar gue?" tanya Danish tanpa basa-basi. "Pake bawa bunga segala. Mau ngelamar lo?"
Chandra dengan tenang menjawab, "Cuma mau ngasih hadiah pagi kayak biasa ke Mbak Trana. Belakangan ini Mbak Trana sibuk ngurusin kerjaan, khususnya kasus kamu. Jadi, nggak ada salahnya aku ngasih bunga supaya Mbak Trana sedikit terhibur."
Danish tertawa mengejek, menganggap alasan Chandra omong kosong belaka dan ia sepenuhnya yakin ada hal lain yang sebenarnya ingin dilakukan selain memberikan bunga. Sadar ada CCTV yang mengawasi, Danish menarik Chandra menjauh ke sudut ruangan, sengaja memojokkannya agar tidak ada saksi mataㅡyaitu CCVㅡsaat Danish mengambil aksi untuk memberi pelajaran pada Chandra yang sudah di luar batas. Danish merenggut buket bunga dari Chandra, hebatnya tidak membuat sang pemilik kesal ataupun ciut. Chandra justru meladeni amarah Danish pagi ini dengan tenang dan siap untuk mendengar segala ujaran kebencian yang ditujukan untuknya.
"Udah berapa kali lo ngasih bunga buat pacar gue?"
"Lima, I guess."
Danish mengeluarkan sesuatu dari buket. Bukan bunga, melainkan kamera kecil yang menjadi kecurigaan Danish saat melihat Chandra mau repot-repot membawakan bunga. "Dan sekarang lo bawa kamera? Ngapain? Lo penguntit?"
Chandra mengedikkan bahu. "Terserah kamu mau anggap aku apa, tapi ini nggak ada urusannya sama kamu."
Danish mendorong dada Chandra hingga punggung pria itu membentur dinding di belakangnya dengan keras. Chandra meringis pelan, tetapi berhasil kembali berdiri tegak meski tidak ada niat untuk melawan Danish yang masih dikabuti oleh amarah.
"Dari dulu gue nggak pernah suka sama lo dan sekarang gue bener-bener makin nggak suka sama lo."
"Well, sejak awal kita bukan teman dan rasanya nggak heran kalau kamu nggak suka sama aku."
"Bukan masalah lo teman gue ataupun bukan, tapi apa yang udah lo lakuin ke gue, Chandra. Lo punya image yang baik, manis, tapi ternyata lo munafik. Lo jauh lebih buruk dari yang orang duga. Seandainya gue udah sejahat lo, gue pasti bakal jujur ke awak media, bahkan mungkin ke pacar gue yang jauh lebih percaya sama gue daripada lo."
Chandra menyeringai, lantas tertawa pelan sebagai ejekan. "Pacar gue?" tanya Chandra sambil mengikuti cara Danish memanggil Trana di depannya. "Trana bukan pacar kamu, Danish, dan jangan anggap dia seakan-akan pacar kamu yang sebenarnya."
"Terus karena lo tahu dia bukan pacar gue, lo mau asal rebut Trana gitu? Apa nggak cukup sama Tania? Apa lo harus rebut semua perempuan yang berhubungan sama gue? Lo ganteng, tapi nggak laku. Bisanya cuma jadi perebut perempuan orang yang gampang dibuai sama kata-kata manis dan muka ganteng lo. Tapi Trana nggak akan terpengaruh sama lo, Chandra. Jadi, nggak usah dekatin dia dan fokus sama pacar lo sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor
FanfictionDanish, seorang penyanyi sukses yang sudah berkecimpung di dunia tarik suara selama 10 tahun, harus menerima kariernya yang hampir hancur karena rumor mengenai dirinya. Di saat kariernya tengah dalam kondisi yang gawat, Trana--atasan agensi yang men...