Sebuah kencan antara Danish dan Trana. Bukan kencan dadakan seperti sebelumnya, tetapi kencan sungguhan yang terencana. Sesuai yang direncanakan, hari ini Danish dan Trana akan kencan yang dimulai pukul 7 malam. Danish menyelesaikan schedule-nya pukul 6 tepat, lalu Magenta mengantarnya pergi ke kantor WE untuk menjemput Trana dan tiba sekitar pukul 7 kurang. Alih-alih masuk menunggu Trana di dalam kantor, Danish memilih menunggu di mobil Magenta sampai Trana keluar.
Alasannya karena Danish tidak ingin membuat kehebohan sebelum kencan benar-benar dimulai, jadi dengan sabar menanti keluarnya Trana dari kantor. Tidak hanya ada Magenta di mobil, Gia pun hadir karena rencana kali ini tidak hanya Danish yang kencan dengan Trana, tetapi melibatkan orang terdekat mereka juga. Alasannya tentu karena Danish tetap butuh dilindungi saat sedang pergi berdua dengan Trana. Ini bukan keinginan Danish, melainkan Trana. Katanya kencan ke tempat ramai tidak akan terlalu aman, jadi Danish tetap butuh Magenta untuk melindunginya bila kondisi sudah tidak terkendali.
"Nanti lo sama Gia nonton berdua, ya. Jangan dekat-dekat gue sama Trana banget pokoknya. Kasih jarak beberapa meter biar gue bisa berduaan sama Trana. Terus nontonnya beda film, jangan sama. Udah gue pesanin tiketnya, jadi kalian tinggal nonton berdua."
Magenta berdecak kesal karena Danish memerintahnya, sementara Gia di samping Magenta justru tersenyum semringah karena tahu kalau Danish ingin mengambil kesempatan berduaan dengan Trana.
"Lo emang naksir sama Mbak Trana, 'kan? Jangan ngelak lagi, ya. Gue hapal banget sama lo yang nggak mungkin tiba-tiba mau dekat perempuan kalau bukan tertarik. Nah, masalahnya lo bukan sekadar tertarik sama Mbak Trana, tapi udah kayak cinta maㅡanjir!"
Magenta memekik hingga tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Danish dengan sengaja memukul lengannya sekencang mungkin, tidak tahan dengan segala ucapan manajernya soal perasaan, apalagi di depan Gia. Magenta meringis, tetapi segera berhenti saat Gia mengelus lengannya sambil terkikik geli. Magenta langsung melunak saat Gia menyentuhnya ringan, lalu bungkam seribu bahasa karena tidak ingin tampak salah tingkah di hadapan gadis yang ditaksirnya sejak lama.
Danish diam-diam tersenyum karena tahu kalau Magenta sudah lemah. Badan saja yang besar, kalau sudah bersama Gia, Magenta tidak bisa berkutik. Setelah menunggu dengan sabar, akhirnya Trana keluar dari kantor pukul 7 tepat. Trana keluar bersama Celline yang kemudian pergi lebih dulu untuk pulang. Sebelumnya Danish sudah memberi tahu di mana mobil Magenta terparkir, jadi Trana langsung menemukannya dan berjalan mendekati mobil.
"Tuh, pujaan hati lo," ucap Magenta penuh penekanan.
Gia bersiul. Fokusnya sekarang adalah style Trana yang tampak keren. "Ini udah malam, tapi Mbak Trana masih rapi dan cantik. Style-nya itu lho, bikin naksir."
Danish setuju. Blouse putih, blazer dan celana biru satin merupakan penampilan sederhana, tetapi amat cocok untuk Trana. Ditambah heels berwarna peach setinggi 3 cm, makin membuatnya menonjol saat malam. Danish cukup hapal kalau biasanya Trana mengenakan rok setiap bekerja, tetapi khusus hari iniㅡsepertinyaㅡTrana sengaja mengenakan celana agar nyaman saat kencan.
"Ingat, jaga jarak." Itu yang dikatakan Danish pada Magenta dan Gia sebelum akhirnya keluar setelah Trana makin dekat.
Magenta berdecak sambil menggeleng pelan. "Danish ini naksirnya udah keterlaluan, sih. Lo lihat tuh matanya penuh cinta pas berhadapan Mbak Trana."
Gia mengangguk setuju. Tatapan mata Danish tidak berbohong. "Beruntungnya Mbak Trana ditaksir sama Mas Danish. Gue jadi iri."
"Kenapa iri?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumor
FanfictionDanish, seorang penyanyi sukses yang sudah berkecimpung di dunia tarik suara selama 10 tahun, harus menerima kariernya yang hampir hancur karena rumor mengenai dirinya. Di saat kariernya tengah dalam kondisi yang gawat, Trana--atasan agensi yang men...