22. The Truth Behind

2.9K 438 200
                                    

Chapter ini ada beberapa flashback, jadi harap fokus. Ada juga bahasan yang sedikit sensitif, jadi mohon disikapi secara bijak.

 Ada juga bahasan yang sedikit sensitif, jadi mohon disikapi secara bijak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










H-45 sebelum rumor pertama Danish.


Celline mengetuk pintu ruangan Gana dengan percaya diri. Hari ini dia akan berkhianat setelah lima tahun mengabdi menjadi sekretaris Trana. Gana yang sebelumnya sudah diberi tahu Celline secara pribadi soal kedatangannya, tentu langsung memberikan izin masuk. Celline membuka pintu, lalu masuk dan melihat Gana yang duduk di kursi kebesarannya. Celline tersenyum seraya menghampiri Gana yang memicingkan mata, bersikap waspada melihat keramahan Celline yang notabene orang terdekat Trana. Tanpa diperintah, Celline duduk di hadapan Gana yang masih terus menaruh curiga, seakan kedatangan wanita ini penuh dengan ancaman.

"Ada apa, Mbak Celline?"

"Celline. Pak Gana boleh panggil saya seperti itu."

"Oke, Celline. Ada perlu apa Anda ketemu saya?"

"Apa saya harus basa-basi dulu? Siapa tahu Pak Gana mau kita lebih akrab karena kelihatannya Anda nggak nyaman sama kehadiran saya."

Gana berdeham, berusaha menampik tuduhan Celline dengan perangainya yang tenang. Gana menegakkan posisi duduknya agar Celline tidak merasa sedang dicurigai, tetapi dia tidak ingin tampil ramah karena bagaimanapun kedatangan Celline yang aneh ini tidak bisa dianggap biasa.

"Saya suka orang yang to the point. Jadi, silakan langsung kasih tahu ada perlu apa Anda ke sini."

Celline melihat sekeliling ruangan Gana yang sederhana dengan cat berwarna putih, sofa abu-abu untuk mengadakan pertemuan dengan rekannya, kamar mandi dalam, dan pantry kecil untuk membuat kopi. Setelah puas memandangi ruangan yang tentunya tidak sebesar ruangan Trana, Celline kembali memusatkan perhatiannya pada Gana.

"Trana Anindya tahu soal prostitusi yang sedang Anda jalankan, Pak Gana."

Gana terkesiap dan nyaris tidak bisa mengendalikan ekspresinya. Tubuhnya menegang, hingga untuk beberapa saat dia terdiam karena tidak mampu bereaksi dengan baik agar bisa menutupi kedoknya di hadapan Celline.

"Saya nggak ngerti maksud Anda, Celline," kilah Gana pura-pura bingung.

"Jangan pura-pura tidak tahu, Pak. Trana sudah mencurigai Pak Gana dan berencana untuk menyelidiki Anda lebih banyak."

Gana makin tidak tenang dan keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. "Sebenarnya apa motivasi Anda datang, Celline?"

"Sederhana. Saya mau gabung jadi komplotan Anda, Pak Gana," jawab Celline dengan seringai tipis di bibirnya. "Saya bakal mengabdi sama Anda sebagai informan. Mengingat Trana sudah tahu pergerakan Pak Gana, pastinya Anda butuh orang untuk menyelidiki CEO WE sebelum tahu lebih banyak soal Anda."

RumorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang