1. Kabar Buruk

9.2K 852 114
                                    

Jangan lupa dukungannya, Yorobun 💚
Biar aku makin semangat 💚

Selamat datang di chapter pertama Rumor 💚

Warning!

⚠️

*




Satu malam sebelum rumor menyebar.

Danish Dignataㅡatau yang lebih akrab disapa Danish sebagai nama panggungnyaㅡmemejamkan mata ketika dia dalam perjalanan pulang ke rumah setelah tampil di acara musik tengah malam. Ia lelah karena hari ini pekerjaannya padat. Mulai dari pemotretan untuk sampul majalah, diundang ke acara talkshow yang ditayangkan secara live, menjadi pengisi acara di resepsi pernikahan, lalu yang terakhir acara musik tengah malam ini.

Danish duduk di kursi belakang, sementara Magentaㅡmanajernyaㅡdi kursi depan bersama supir yang membawanya pulang. Jalanan tengah malam kosong, jadi perjalanan pulang akan memakan waktu singkat dan Danish bisa segera istirahat.

"Magenta," panggil Danish, "besok ada jadwal?"

"Free sampai lusa," jawab Magenta singkat karena dia pun lelah. "Tapi lusa malam perayaan ulang tahun agensi dan lo harus datang."

"Itu nggak free namanya," balas Danish seraya membuka mata. "Bilang sekalian kalau ada kerja," tambahnya ketus.

"Lo ke sana nggak perlu nyanyi dan nggak dibayar juga kali, Danish. Jadi bener dong kalau gue bilang lo free. Lo datang atau nggak juga bukan masalah," kata Magenta enteng tanpa tersinggung dengan nada ketus Danish. Sudah 7 tahun bekerja dengan Danish, tentunya Magenta tahu tabiat rekannya.

Di atas panggung dan di depan penggemar, Danish akan menjadi pria pujaan setiap perempuan yang melihatnya. Penampilan memukau, paras yang rupawan, suara yang merdu, kemahirannya bermain ekspresi ketika menyanyi, lagu-lagu ballad dengan lirik yang menyayat hati, tentunya menjadi pesona Danishㅡpenyanyi yang sudah berkiprah selama 10 tahun dan belum ada yang menggeser posisinya meski banyak artis baru berdatangan ke dunia hiburan.

Namun, di belakang semua itu beda lagi. Danish sebenarnya orang yang sedikit angkuh dan mau bertindak sesukanya bila tidak terikat dengan kontrak atau pekerjaan. Danish juga seringkali bersikap tidak sopan pada Magenta yang mana tiga tahun lebih tua darinya. Sifatnya yang menyebalkan sering membuat Magenta kesal, tetapi hebatnya dia bisa sabar sampai 7 tahun.

Meski begitu, Danish masih tahu batas dan bisa bersikap profesional kalau sudah soal kariernya yang masih melejit hingga saat ini. Danish juga tetap hati-hati bersikap pada staf, karena khawatir akan menjadi boomerang untuknya.

"Lusa dia ikut nggak?"

Magenta menoleh sekilas ke arah Danish. "Siapa?"

"Pacar lo."

"Maksudnya Gia?" tanya Magenta yang ditujukan pada penata rambut Danish.

Danish berdecak karena Magenta tidak mengerti maksudnya. "Trana, Ta. Ikut nggak?"

Baru mendengar namanya, reaksi Magenta langsung berubah dan tentunya itu bukan reaksi yang positif. Nama Trana bukan nama yang asing, tetapi juga tidak ramah untuk didengar. Bukan hanya untuk Magenta, tetapi untuk semua karyawan di agensi tempat Danish bernaung.

"D-dia pasti ikutlah," jawab Magenta sedikit terbata. "Kenapa lo masih nanya?"

"Kali aja dia nggak ikut. Kan kalau dia ikut, gue jadi semangat ikut, Ta," balas Danish jujur.

RumorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang