1. Awal Yang Mengejutkan

6.4K 342 27
                                    

Happy reading ❤️

Susan turun tergesa-gesa dari tangga. Perempuan itu pergi ke meja makan, yang dimana ada Arum yang tengah menyiapkan sarapan.

"Aku jalan duluan, ya," pamit Susan.

"Eh, sarapan dulu, San. Masa kamu kerja dengan perut kosong," ujar Arum.

"Duh, aku udah telat banget nih, Rum."

Perempuan itu menyomot satu buah sandwich yang teronggok di atas meja.

"Duluan, ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Arum sambil menggelengkan kepalanya.

***

Di depan gerbang rumahnya, Susan langsung menepuk jidat.

"Oh iya, 'kan mobil aku masih di bengkel, kalo minta anterin Mas Rama 'kan ga mungkin." Perempuan itu mengigit kukunya cemas.

Angkutan umum sangat sulit di sini, mau tak mau perempuan itu harus berlari ke perempatan depan.

"Lari aja deh, daripada ketinggalan." Susan berlari dengan susah payah, sebab perempuan itu mengenakan high heels.

Sambil mengunyah, perempuan itu terus memacu kecepatan berlarinya. Saking cepatnya, ia sampai menabrak seorang pria yang tengah berdiri di depan warung pecel lele, tempat dimana ia lewat.

"Aduh, duh. Aduh," ringis Susan memegang bahunya.

"Maaf, ya, pak. Saya bener-bener buru-buru. Permisi, pak." Susan langsung melanjutkan aksi berlarinya.

Sementara itu, pria berjas yang Susan tabrak tadi memandang punggung Susan yang mulai menjauh.

"Aneh," gumamnya pelan.

"Sepertinya saya pernah melihat dia, tapi dimana?" lanjut pria itu bergumam.

Susan yang sampai di perempatan merasa lega kala ia melihat taksi yang sedang menganggur. Tanpa membuang waktu, perempuan itu langsung menaiki taksi tersebut.

"Ke kantor di Jalan Melati ya, pak."

"Siap, mba."

Tak lama kemudian, Ia telah sampai di kantor dimana ia bekerja. Setelah membayar argo, Susan langsung keluar dari taksi tersebut.

Susan melangkah kakinya pelan ke dalam kantor itu, tumitnya terasa kram.

"Eh, Pak Ardi udah dateng?" tanya Susan kepada rekan kerjanya, Eka.

Perempuan yang tengah memoleskan make up itu menoleh.

"Eh, tumben baru dateng, San. Gue kira lo ga masuk."

"Ck, gue kesiangan tadi, huft!" Susan membuang nafasnya kasar dan duduk di kursinya.

Susan membuka heelsnya dan melihat tumitnya yang memerah. Ia mengusap-ngusapnya perlahan.

"Eh, tau ga, San. Kita 'kan udah ganti bos," celetuk Wina menghampiri Susan.

Susan yang tengah sibuk dengan kakinya itu langsung mendongak.

"Serius? Kok gue baru tau," ungkap Susan.

"Empat hari yang lalu tuh acara peresmian pengangkatan bos baru kita. Lo sih empat hari kemarenan ngga masuk, rugi loh ngga liat muka gantengnya," ujar Wina.

"Di grup pada ngomongin itu tau, makanya lo sering-sering nimbrung grup, jangan dibisuin tuh grup," lanjutnya.

"Iya kan gue kemarinan sakit, Win," jawab Susan gemas.

Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang