Happy reading ❤️❤️
Rintik-rintik hujan yang turun, disertai langit kelabu, seakan benar-benar mendukung suasana hati seseorang yang kini tengah berdiam di dalam mobil.
Lukman, selepas pulang dari rumah sakit, ia tidak langsung kembali ke rumahnya. Pria itu menepikan mobil di pinggir jalanan yang sepi. Suasana sore yang seakan sepi ini membuat kegundahan hatinya semakin bertambah. Suara radio yang Lukman putar sedari awal, tidak berpengaruh apapun.
Semua yang Lukman impikan sudah ia gapai. Menjadi dokter, memiliki segalanya. Tetapi ada satu hal yang Lukman butuhkan, yakni pasangan hidup. Jujur saja, dirinya merasa kesepian selama ini. Dulu pria itu hampir mendapatkan Arum sebagai pasangannya. Padahal saat itu bisa saja, Lukman egois, dengan tidak membiarkan Rama memiliki Arum.
Tetapi Lukman bukanlah pria seperti itu. Ia tidak ingin menjadi orang jahat demi kepentingannya sendiri. Tiba-tiba wajah seseorang berkelana di pikiran pria itu.
Senyuman lebar terukir di wajahnya, Lukman tahu, masih ada satu kesempatan. Ia mengirimkan pesan kepada seseorang melalui handphone. Berharap mendapatkan balasan positif dari seberang sana. Setelahnya, Lukman kembali melajukan mobil dengan penuh harapan.
***
Langkah Susan terhenti sesaat di lobi kantor, ia melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah jam lima sore. Akhir-akhir ini Susan malas membawa mobil, padahal Rama sudah mengingatkan perempuan itu berkali-kali.
Jarinya bergerak lincah membuka aplikasi ojek online, namun ia urungkan, ketika ia melihat adanya sebuah pesan masuk. Perempuan itu mengerutkan kening.
Lukman
San, Sabtu ini ada waktu, ngga? Saya mau ketemu kamu.Tangan Susan diam, perempuan itu bingung mau membalas apa. Hingga akhirnya, saat ia akan mengetik balasan, seseorang merampas ponselnya.
"Pak Wisnu!"
Wisnu mendorong dahi Susan dengan telunjuknya pelan, "panggil apa tadi?"
Susan tersenyum masam, "masih di kantor, Mas."
Alis Wisnu terangkat satu, "memang kenapa? Salah?"
Susan menggeleng cepat. Ia mendekati Wisnu, hendak merebut ponselnya, tapi Wisnu sudah bergerak mundur. Pria itu membuka ponsel Susan, satu pesan yang masuk barusan membuatnya sedikit kesal.
"Apa ini?" tanyanya.
Susan tidak bisa menjawab, karena memang ia tidak tahu apa tujuan Lukman bertanya begitu. Dirinya tidak sadar, jika sedari tadi Wisnu menatap tajam ke arahnya.
"Ekhem!"
Susan mengerjapkan mata, netranya langsung bertatapan dengan netra Wisnu.
"Kenapa sih, Mas? Ngeliatinnya gitu banget," protes Susan.
Susan terpekik saat Wisnu menarik pinggangnya, ia meronta-ronta minta dilepaskan.
"Blok aja nomornya Lukman!"
Susan menganga, tak percaya bila Wisnu mengatakan itu. Perempuan itu sedikit lega kala Wisnu menarik tangan dari pinggangnya. Dengan santai, pria itu memasukkan ponsel Susan ke dalam saku celananya.
"Ayo! Kamu udah janji mau ketemu Leo."
Susan pasrah saja mengikuti Wisnu yang membawanya menuju basement.
..
.
Susan membiarkan tangannya digenggam oleh Wisnu, pria itu nampak fokus menyetir mobilnya. Sesekali juga tangan itu dikecup, yang membuat Susan merasa senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [End]
RomanceVector by: @Niluluu Note: Disarankan membaca cerita Arumi terlebih dahulu. *** Susan Priscilla Bagaskoro, perempuan muda yang terikat dengan benang merah masa lalunya yang kelam, kini harus berjuang untuk melupakan masa-masa suram yang pernah ia lal...