Extra Part

1.7K 115 3
                                    

Happy reading ❤️❤️

Leo berlari dengan cepat memasuki rumahnya, bocah itu menuju ke arah kamar Susan, seakan memang sudah tahu dimana keberadaan sang mama. Terlihat Susan yang tengah duduk di pinggir kasur sembari menyusui bayinya.

"Mama!" teriak Leo begitu memasuki kamar Susan.

Susan buru-buru mengisyaratkan Leo agar tidak berisik, takut membangunkan sang adik yang hampir terlelap. Leo dengan langkah pelan menghampiri Susan dan adiknya.

"Abang belum bersih-bersih badan ya pasti?" tebak Susan begitu Leo duduk di sebelahnya, tas ransel yang masih Leo gemblok, serta seragam yang masih melekat di tubuh anak itu, membuat tebakan wanita itu menguat.

Anak itu menyengir, menunjukkan deretan gigi susunya. "Belum, Mah."

Susan menjawil hidung Leo. "Kan mama bilang, kalau mau ketemu Adel, abang harus bersih-bersih dulu, apalagi abang baru dari luar kan."

Leo mengangguk mengerti. "Yaudah, mah. Leo mau mandi dulu ya, mah."

Susan mengusap kepala Leo. "Iya, sayang."

Leo segera keluar dari kamar, kemudian beralih menuju ke kamarnya. Ia mandi dengan begitu cepat, sebab tak sabar ingin menemui Adel.

Sementara Susan tersenyum melihat betapa semangatnya Leo. Sebelum Susan melahirkan saja, bocah itu sudah sangat antusias menyambut kelahiran Adel. Leo juga meminta kepada Susan dan Wisnu agar memanggilnya abang saat adiknya itu sudah lahir, tentu saja permintaan itu dikabulkan oleh Susan dan Wisnu.

Dua bulan yang lalu, Susan melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan, yang diberi nama Adelia Safa Maharani. Begitu banyak lika-liku yang ia hadapi kala mengandung buah hatinya itu. Mulai dari ngidamnya, lalu hambatan beraktivitas yang Susan lakukan kala usia kandungannya bertambah. Tetapi Wisnu selalu menemani Susan, melayani sang istri, seperti menggunting kuku kaki Susan, memijat kakinya, mengantarkan dia ke kamar mandi, bahkan membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Meskipun sudah ada ART yang bekerja, Wisnu tetap kekeh ingin membantu Susan. Pria itu memang seakan tidak ada lelahnya saja. Susan merasa bersyukur karena memiliki sosok suami seperti Wisnu.

***

Keesokannya, pada malam hari, Leo meminta Susan agar menemaninya tidur. Anak itu mengeluh kepada Susan, jika semenjak kelahiran Adel, Susan jadi kurang memperhatikan Leo. Wanita itu paham, Leo sedikit iri dengan perhatian penuh yang Susan berikan kepada Adel, namun tak diberikan juga kepada Leo.

Susan jadi merasa bersalah, padahal meskipun Leo bukan lahir dari rahimnya, seharusnya ia juga dapat berlaku adil, baik untuk Leo maupun Adel. Seperti sekarang, Susan tengah duduk di kasur Leo, jari lentiknya mengusap-usap kepala anak itu.

"Mama minta maaf ya, sayang. Abang mau maafin mama, kan?" Tak henti-hentinya Susan mencium kening dan pipi Leo.

Leo terkikik geli, "ngga apa-apa, mah. Leo sadar, Leo kan sekarang udah jadi abang. Berarti Leo udah besar, jadinya harus ngertiin mama. Adel kan masih kecil, wajar aja kalau mama lebih perhatiin Adel." Leo menyengir.

Susan tersenyum haru, "anak mama pinter banget. Makasih atas pengertiannya ya, sayang."

Susan mencium pipi Leo lagi.

"Hmm, emangnya kalo abang ditemenin bobo sama papa kenapa?" Susan iseng-iseng bertanya.

Kening Leo mengkerut, "papa kalo ceritain dongeng ke Leo suka ngga nyambung, mah. Papa juga kalo usap-usap kepala Leo ngga ada lembut-lembutnya. Gimana Leo mau bobo coba," sungutnya.

Susan terhenyak mendengar hal tersebut. Jawaban yang Leo berikan benar-benar di luar dugaannya.

"Leo kenapa ngomong gitu? Mama kaget loh dengernya, mama kira Leo ngga mau ditemenin bobo sama papa karena Leo kangen mama. Leo jangan bicara kaya gitu ya. Ngga boleh loh, papa kan juga udah berusaha, kan? Ngga boleh ya, sayang," tutur Susan dengan lembut.

"Mama sama papa pasti kan beda, sayang. Papa laki-laki, mama perempuan. Cara papa urus Leo sama cara mama pun bakalan beda. Hargain usaha papa ya, sayang?"

"Maafin Leo ya, mah. Janji deh ngga gitu lagi." Leo menunjukkan senyuman setelah mengatakan hal itu.

Susan tidak menjawab, ia mencium kening anak itu. Setelahnya, wanita itu kembali mengelus rambut Leo, menghantarkan bocah itu agar segera tidur.

Wisnu menyaksikan semuanya, pria itu hendak masuk ke kamar Leo, namun diurungkan. Wisnu hanya terdiam di depan pintu kamar Leo yang terbuka sedikit. Ia tersenyum, hatinya sangat menghangat. Pilihannya untuk melabuhkan hati ke Susan bukanlah hal yang salah.







***

Alhamdulillah, akhirnya selesai juga kisah cinta antara Susan dan Wisnu. Meskipun agak lama kelarnya, karena aku juga lama banget kemarin-kemarin ga update. Maapkeun ya gais:v

Intinya aku mau ucapin makasih banget, buat kalian yang udah baca and support cerita ini❤️❤️. Jadi semisal cerita ini ada kekurangannya, mohon berikan kritik dan masukkan ya temen-temen. Supaya aku bisa perbaikin lagi kedepannya 🤩.

Aku juga mau ngucapin selamat menjalankan ibadah puasa ya kawan-kawan 💖.



Fate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang