Happy reading ❤️❤️
Sepulangnya dari rumah Wisnu, Susan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Butuh waktu kurang lebih lima belas menit untuk perempuan itu menyelesaikan mandinya.
Masih dengan menggunakan bathrobe biru muda yang melekat di tubuhnya, ia mengambil ponsel yang terletak di atas meja. Seulas senyum langsung terbit saat mendapati pesan dari seseorang. Segera saja, jarinya dengan cepat membuka pesan itu.
Mas Wisnu
Lagi apa, San?
Baru aja selesai mandi, MasMas Wisnu
Ohh okay, good night. Have a nice dream😘
Night tooSusan tersenyum geli, ia jadi teringat akan raut wajah masam Wisnu saat nama kontaknya di handphone Susan belum diubah.
"Kok masih pak, sih! Mas kan bukan bapak kamu, San."
Susan terduduk di kasur sembari menyentuh dadanya, perasaan hangat semakin menyelusup ke dalam hati. Susan akui, Wisnu sudah memiliki tempat di hatinya, malahan menempati posisi spesial sekarang. Tetapi Susan masih sulit terbuka pada Wisnu, karena ia benar-benar malu terhadap pria itu. Yang ia lakukan dulu, adalah aib. Tidak semudah itu untuk mengatakan segalanya.
Cukup lama berkutat dengan pikirannya, lantas ia memutuskan berdiri dan berganti pakaian dengan piama berwarna biru. Setelahnya, Susan duduk sambil bersandar di kepala kasur. Dia membuka halaman demi halaman novel romansa yang dipinjam kemarin dari Kiara. Suara pintu terbuka, mengalihkan perhatian perempuan itu.
Sosok Arum muncul di pintu dengan senyum manis yang terpatri, di tangannya juga terdapat nampan. Susan dapat lihat jika Arum membawakan segelas susu dan biskuit.
"Hai, San. Maaf ganggu, hehe. Ini, cobain deh, biskuit buatan aku." Arum meletakkannya di nakas sebelah kasur.
Susan menaruh novel yang sedang ia baca. Tersenyum, kemudian ia mengambil satu biskuit dan mulai menggigitnya perlahan. Arum harap-harap cemas menunggu respon dari tester pertamanya itu.
Kedua alis Susan menyatu, sedetik kemudian ia tersenyum lebar. "Enak, Rum! Kamu pinter banget si bikinnya, manisnya juga pas. The best deh pokoknya." Susan mengacungkan jempol.
Arum bertepuk tangan, "Alhamdulillah kalo emang begitu. Yaudah deh, aku ke kamar dulu ya. Jangan lupa susunya dihabisin."
"Sip deh." Setelah mendapat balasan dari Susan, Arum bergegas keluar dari sana.
Bukannya melanjutkan membaca novel, perhatian Susan malah tertuju pada notifikasi pop-up yang masuk. Ia menepuk jidatnya. Pesan dari Lukman sampai lupa dibalas.
Lukman
Maaf, San. Kamu sibuk banget, ya? Jadi, gimana? Kamu ada waktu luang kah Sabtu ini?Eh, maaf, Mas. Chat-nya tenggelam tadi.
Ada kok, Mas. Memang kenapa?Lukman
Kita ketemuan, yuk! Nanti tempatnya saya shareloc. Gimana?Susan menimang-nimang ajakan Lukman. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengetikkan sesuatu.
Oke
Hanya itu yang Susan ketik, kemudian ia menaruh handphone-nya dan menarik selimut untuk tidur.
***
Hari Sabtu...
Susan mengamati interior kafe tempat ia dan Lukman akan bertemu pagi ini. Kafe yang terletak di pinggiran kota Jakarta itu tidak terlalu jauh juga, jadinya Susan terima-terima saja ajakan Lukman.
![](https://img.wattpad.com/cover/253853475-288-k566664.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [End]
RomanceVector by: @Niluluu Note: Disarankan membaca cerita Arumi terlebih dahulu. *** Susan Priscilla Bagaskoro, perempuan muda yang terikat dengan benang merah masa lalunya yang kelam, kini harus berjuang untuk melupakan masa-masa suram yang pernah ia lal...