26 - Tidak Ada Hak

413 67 4
                                    

VOTE ✨COMENT✨FOLLOW ME✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE ✨
COMENT✨
FOLLOW ME✨

•••

"kakak mau liat gak?" tanya Nayeon mengetuk ngetuk meja Jihyo yang sibuk dengan tumpukan layar di komputernya.

"kamu liat aja sana, siapa tau mau dibuka juga kalo kamu anak CEO" ucap Jihyo mengalihkan pandangannya dari netra Nayeon.

Nayeon tau, pasti Jihyo lagi berpikir keras gimana kedepannya tentang anak anak, Daniel dan Kak Sowon yang ganggu hidupnya, atau mungkin kak Jihyo yang berpikir dia penganggunya.

"yaudah aku kebawah ya, ucapan kakak siapa tau ada benernya juga" Jawab Nayeon asal.

Tidak mungkin, Nayeon sudah keras memaksa ayah dan kakaknya tentang dirinya yang memang menolak dikenalkan sebagai anak darah perusahan.

Nayeon berpikir, mungkin Jihyo butuh waktu untuk sendiri, butuh waktu untuk menyesap dan mencerca fikirannya sendiri, sampai akhirnya dia meninggalkan Jihyo.

Jihyo menghela nafasnya, Jihyo benar benar lemas hanya untuk jalan kearah kamar mandi, rasanya dirinya sempoyongan seperti habis minum satu botol wine mahal milik papanya.

Jihyo melihat sekeliling ruangan, sudah sepi karena semua orang berkumpul di lantai dasar untuk calon bos baru mereka.

Haruskah dia ikut menontonya?

•••

Jihyo mematung, bukannya ingin menangis karena dihianati, bukan seperti itu.

"kakak gapapa?" itu pasti Nayeon.

"gapapa, kamu hari ini jemput si kembar ya, kakak mau pulang ke rumah dulu tadi mama minta" teriak Jihyo lemas.

"kakak tenang aja ya, ntar aku bilangin Kak Daniel masalah ini" ucap Nayeon kesal.

"gausah Nay, kamu pulang jaga mereka berdua aja ya jangan sampai diminta, demi kakak" Jihyo meneteskan air matanya.

"kakak tenang aja, aku jaga mereka demi kakak" Nayeon lemas.

Beraninya lelaki yang pulang langsung memeluk Jihyo itu kini sedang berheimpitan dengan wanita itu.

Jihyo punya hak apa untuk marah?

Bukankah Sowon adalah ibu kandung dari Seora dan Seojun yang memang pantas untuk bersanding bersama Daniel?

Lalu atas hak apa dia merasa kesal?

Jihyo menggeram, harusnya dia tidak segera mempercayai ucapan lelaki dengan cukup banyak bualan itu.

"take your time kak, aku izin pulang duluan buat jaga mereka, aku udah izinin kakak juga kakak Istirahat ya" suara langkah Nayeon terdengar menjauh.

Jihyo menangis, mengeluarkan segala kekesalannya untuk membuat dirinya sendiri lebih tenang kali ini, semoga saja begitu.

Ah haruskah dia deskripsikan bagaimana tadi melihat dua orang yang salah satunya dia cintai, mungkin? Pergi bergandengan tangan bersama orang lain sambil disoraki kebahagiaan.

Ugh sungguh menjijikan, janji lelaki itu sangat sampah bukan? Mencoba menjadi seorang lelaki dihadapannya itu tidak sama sekali lucu.

Ingat apa janjinya?

Kesempatan untuk mencintainya, dia akan mencobanya.

Baiklah dia sekarang terjebak dalam permainan kata lelaki itu, hanya mencoba jika gagal bukan salah siapa siapa, namun korbannya Jihyo.

Untuk apa dia patah hati?

Jihyo bangkit lalu segera membasuh wajahnya agar tidak terlihat habis menangis, bagaimana jika orang bertanya sesuatu?

Segera kembali ke ruangannya yang langsung mendapat tatapan dari beberapa karyawan lainnya.

"kak Jihyo dari mana?" tanya Ryunjin salah satu rekan kerjanya.

"kamar mandi, aku sakit hari ini jadi aku izin tidak masuk untuk setengah hari" Jihyo segera membereskan barangnya dan memasukan kedalam tas.

"tadi kak Nayeon udah bilang ko kak, kakak hati hati dijalan ya" Chaeryoung berdiri lalu menunduk memberi salam.

Jihyo tersenyum manis, tidak ada alasan lain untuk tidak berbahagia hari ini, mungkin dia akan menghabiskan beberapa alkohol di apartemen lamanya.

"Terimakasih ya, kalian kerja yang bener jangan ngerumpi terus" sindir Jihyo lalu segera pergi dari tempat tersebut.

Jihyo melangkah kearah tempat parkir, ah sialan dia memiliki sedikit memori bagus dengan Daniel disini, seandainya bisa terulang.

Jihyo memencet kunci mobilnya mencari keberadaan mobilnya yang terparikir rapih.

Belum sampai membuka pintu mobilnya dia dibekap oleh seseorang, mulutnya ditutup dengan sapu tangan yang membuat Jihyo menghirup semua bius yang sudah diletakan.

"bawa dia cepat, jangan pergi sampai aku datang"

[Revisi Total] (Bu)kan Mommy twins - Daniel • Jihyo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang