Jihyo merenung, menyesap kopi paginya yang sudah mendingin, menyambut kalimat si kembar yang antusias menyambut guru barunya.
"Mommy, kalau awan terbuat dari air terus kenapa kalau naik pesawat ga kehujanan kitanya" celetuk Seora riang.
Seojun menatap adik perempuannya kesal, pertanyaan macam apa di benak seora sampai dikeluarkan sekarang.
"Itu karena belum tentu menyimpan air, kalau sudah banyak menyimpan air kan semuanya turun jadi hujan" jelas Jihyo perlahan.
Seora mengangguk paham, mengulangi inti perkataan Jihyo sambil menunjuk buku ceritanya, Jihyo menatap Seora dan Seojun senang.
Sudah satu minggu, dirinya tinggal bersama lelaki itu dengan banyak batasan, tidak ini dan tidak itu sudah menjadi kalimat yang cukup didengar olehnya.
Ya jujur saja dia jauh lebih bahagia, hari harinya kini lebih seperti surga buatan tangan yang tidak harus sempurna, daripada berkeliaran demi kedua anaknya yang tidak memiliki darah mengalir di keduanya.
Hatinya lebih tenang, lebih nyaman hanya dengan mendengar ocehan pagi Daniel dan kedua anaknya yang terus terusan bertanya ini itu kepadanya.
Daniel yang resah karena baju yang harus dipakainya, Seora yang bertanya hal unik tidak terpikirkan, juga Seojun yang kadang masih tidak bisa lepas darinya.
Nyaman, dirinya ingin ini cepat selesai dengan kewenangan tangannya sendiri, ingin menjadi satu satunya wanita yang bahagia denga keinginannya sendiri.
"Mommy sepertinya guruku sudah datang" Seora menarik ujung baju Jihyo ringan.
"Sepertinya begitu" jawab Jihyo, melihat nomor lift yang turun lalu kembali naik.
"Cepat bersiap" Seojun berdiri dan berlari menyambut guru barunya.
Pintu lift terbuka, seseorang wanita datang dengan tas besar yang berisi bahan ajar, Jihyo mendongak melihat wajah wanita tersebut.
"Dahyun?" Kaget Jihyo
Wanita yang dipanggil Dahyun oleh Jihyo juga terkejut, mata mereka saling bertemu lalu saling tersenyum riang.
"Kak Jihyo?" Dahyun menghampiri segera memeluk Jihyo dan menelantarkan barang bawaannya.
"Apa kabar?" Tanya Jihyo tulus.
Dahyun tersenyum, mengulaskan sesuatu yang semakin tidak bisa dijelaskan oleh kata kata.
"Ya kaya gini, perlahan mulai membaik" jawab Dahyun ramah.
Jihyo mulai merasa tidak enak, berkali berfikir apa yang harus dikatakan untuk membuatnya merasa tidak bersalah.
"Tenang kak, aku percaya kakak kok" Dahyun mengelus pundak kanan Jihyo sambil tersenyum.
Jihyo tak membuka mulutnya, pikirannya terus menutup mulutnya dengan lembaran lembaran masa lalu yang membuatnya merasa bersalah.
"Hallo, nama kakak Lim Dahyun" Dahyun mengulurkan tangannya kearah Seora dan Seojun sambil tersenyum.
Seora menerimanya dengan ragu ragu, sedangan Seojun sama sekali tidak mengulurkan tangannya, melihat Jihyo mematung setelah berbicara dengan Dahyun cukup membuatnya tidak tenang.
Jihyo berbalik, menciptakan senyumnya untuk mengembalikan kepercayaan Seojun yang terlihat terlalu kejam, dengan itu Seojun mau menerima tangan Dahyun dengan ringan.
"Ini ternyata temen Mommy, namanya Dahyun, kalian panggil Aunty aja biar gampang" ucap Jihyo merangkul Dahyun.
Dahyun ikut tersenyum, menyadari betapa hebatnya Jihyo dalam berbaur bisa membuatnya lebih tenang berada disini.
"Panggil saja begitu, aku juga tidak keberatan" jawab Dahyun.
"Miss, apa yang akan kita pelajari hari ini?" Sela Seojun, membuat Jihyo cukup tercengang dengan ucapan Seojun.
"Baik, ayo kita ke ruang belajar" ucap Dahyun lalu segera mengikuti arahan Seora.
Jihyo menenggak segelas air putihnya dengan kasar, rasanya pahit terbilang usahanya yang cukup besar untuk berlindung diatas kesalahannya.
kenyataan bahwa dia baru saja bertemu Dahyun, itu sudah cukup membuatnya setengah jalan terkejut.
Dirinya bahkan tidak bisa kembali fokus membaca, pikirannya sudah pergi mengikuti kemana dirinya dulu berada, bersama siapa dirinya dulu berada.
Setelah kelas kedua anaknya berakhir, Jihyo meminta Dahyun untuk berbicara sebentar di halaman rooftop terbuka.
"Ada apa kak?" Tanya Dahyun saat menyadari Jihyo juga sudah menyiapkan kopi untuk mereka berdua.
"Gak ada apa apa, cuma pengen ngomong" Jihyo menatap kopi di depannya datar.
"Kak Jaebum?" Tanya Dahyun final.
Jihyo perlahan mengangkat kepalanya, membenarkan ucapan Dahyun yang terkesan sangat acak.
"Kak Jaebum masih sama, masih nunggu kakak walaupun kakak nyatanya udah berkeluarga"
Ucapannya cukup membuatnya tergoyah, ingatannya kini benar benar kembali dan ingin pergi, melambat melaun seketika menegak.
"Kakak belum berkeluarga"
Entah untuk keperluan apa, kalimat itu datang sendirinya, entah berniat kembali atau hanya sekedar mengabari.
…
Beneran 10K makasihh huhu😭, kukira ini bakal makan waktu lama tapi ternyata emang iya huhu, semoga aku makin ga males update yaaa🐢
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi Total] (Bu)kan Mommy twins - Daniel • Jihyo
RandomJihyo galak banget, tapi sama twins udah bersahabat, apa karena itu anaknya Daniel? Apa harusnya jihyo gak usah nerima twaran Nayeon waktu itu buat ngerawat dua bayi? Terlanjur Kang Seora sama Kang Seojung terlanjur panggil Park Jihyo dengan sebutan...