14 - Mama?

579 91 2
                                    

VOTE ✨COMENT✨FOLLOW ME✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE ✨
COMENT✨
FOLLOW ME✨

•••


"maaf, mama terlalau banyak bertanya" Seulgi langsung duduk di kursi tamu.

"aku mau keluar dulu, jika ada perlu tanykan saja padanya" ucap Daniel menunjuk Seokjin yang berdiri di belakangnya.

"ayo" Daniel menarik tangan Jihyo menjauh dari rumahnya, menggandengnya memasuki mobilnya di kursi deretan kedua.

segera meraih air putih di dashboard mobil dan diberikannya pada Jihyo, wajah Jihyo pucat pasi, matanya terus memandang rumah Daniel seperti ada sesuatu.

"maafkan saya, Nayeon sudah memberitahukan tentang itu" Daniel membukakan sebotol air minum.

Memberikannya kepada Jihyo dengan tenang, Mengelus kepala Jihyo dengan pelan lalu memeluk Jihyo yang jantungnya berpacu dengan cepat.

Daniel bodoh, harusnya dia mengingat cerita Nayeon yang dikirim dalam bentuk pesan suara empat tahun lalu, dia benar-benar tidak mengingatnya sampai Jihyo meremas tangannya erat tadi.

"nangis aja gapapa" Daniel memeluk Jihyo dengan erat.

Nafas Jihyo tidak teratur, Jantungnya berpacu lebih cepat daripada biasanya dicampur dengan keringat dingin di tubuhnya, Jihyo menangis terisak keras di pelukan Daniel.

"saya minta maaf lagi" ucap Daniel lalu menghela nafasnya.

Jihyo hanya terisak di pelukan Daniel, tangan Daniel yang terus mengusap kepalanya membuatnya tertidur tenang di pelukannya, Jihyo tertidur dengan wajah yang terguyur air mata.

Tangan Daniel perlahan meraih handphonenya di saku dan menelepon Seokjin untuk segera mengusir wanita itu, ucapaanya kadang terlalu menyakiti Jihyo.

"buruan usir tu nenek lampir, gamau tau" ucap Daniel berbisik.

"Gimana coba, lo tau sendiri kan
Tante Seulgi itu emak emak sosialita, officially fucking hard niel" Jin berteriak kesal lalu segera membujuk Seulgi untuk pulang.

"gue gamau tau, buruan lo kesini anterin gue pulang" Daniel mematikan panggilnya pada Seokjin.

Daniel memnadangi wajah Jihyo yang masih sedikit basah karena air matanya, sebenarnya Daniel sendiri bingung apa yang terjadi pada dirinya sampai memperlakukan Jihyo seperti tadi, dia juga malu.

Lima menit setelah mobil Seulgi keluar dari teras rumah Daniel, Seokjin langsung menghampirinya dan duduk di bangku kemudi.

"ada masalah apa?" tanya Seokjin

"Seulgi minta anak gue secara paksa waktu itu, masa lo lupa" Ucap Daniel sedikit kesal karena Jin sendiri yang memberitahukannya tentang itu.

"oh yaudah sekarang anterin dia kerumah aja" Jin mulai menjalankan mobilnya.

...

"maaf, anda siapa ya?" Jihyo menutup pintunya dan membiarkan dirinya berhadapan langsung dengan wanita asing.

"saya ibunya Daniel, saya mau minta anaknya sekarang" ucap Wanita itu dengan tegas.

"maaf saya tidak bisa memberikannya, perjanjiannya belum terpenuhi dan dia sendiri yang akan mengambil anaknya" ucap Jihyo mengingat tanda tanganya yang sudah dia bubuhkan diatas Materai hari itu.

"kamu gak usah sok, bawa sini anak Daniel saya neneknya" ucap Wanita itu sambil berusaha membuka pintunya dibelakang badan Jihyo.

"maaf jika saya lancang, tapi baru kemarin aku bertemu Ibu Daniel, dia memutuskan untuk menjadi warga negara Italia" ucap Jihyo dengan cepat mengunci pintu dan memasukannya kedalam saku.

"ya benar saya ibu tirinya, saya masih berhak untuk mengambil cucu saya" Wanita itu berusaha mencari kunci rumahnya Di tangan Jihyo.

"saya sudah berjanji, maaf saya tidak bisa melakukan apapun tanpa suruhan langung dari Daniel" ucap Jihyo kesal.

"MEMANGNYA KAU INI SIAPA, AKU NENEKNYA MEMANG KAU SIAPA HAH?!" Seulgi berteriak kesal.

"apa maumu hah?, Saya hanya mengikuti perintah" Ucap Jihyo tak kalah teriak.

Nayeon menyadari suara Jihyo yang sedang berdebat dengan seseorang secara jelas diluar, tidak tahu pasti siapa yang menjadi lawan tapi itu sedikit akan mengganggu tidur sikembar.

"kak" Nayeon mengetok pintu apartemen karena tidak bisa dibuka dari dalam.

Jihyo membukannya lalu membjarkan Nayeon keluar dan melihat apa yang terjadi, Jihyo dengan sigap menutup kembali pintunya.

"ada urusan apa kau datang kesini?" tanya Nayeon melihat ibu tirinya.

"aku mau merawat anak kakakmu, biarkan aku saja kau harus kuliah" ucap Seulgi sedikit memaksa.

"itu bukan urusanmu, lagipula aku sudah lulus bulan lalu" ucap Nayeon menyilangkan kedua tanganya di depan dada.

"kau harusnya tau sopan santun, aku akan merawatnya dengan baik tidak sepertimu" Ucap Seulgi lalu ikut menyilangkan kedua tangannya.

"aku tidak perlu jalang sepertimu, dan aku bisa merawat diriku sendiri dari umurku delapan tahun" ucap Nayeon mendekat dan mengucapkannya di telinga Seulgi.

"silahkan pergi, atau aku akan panggil satpam" ucap Nayeon mengangkat handphonenya.

"AISH" Seulgi menghentakan kakinya dilantai lalu pergi menjauh.

Kalau kalian kira itu sudah selesai maka Jawabannya belum, Seulgi selalu mencari cara untuk mendapatkan anak Daniel dengan cara apapun.

Dari mengirim beberapa orang dengan identitas Daniel dan menyuruhnya menyerahkan bayinya sampai membawa beberapa bodyguard untuk mendampinginya beradu mulut.

Yang terparah hari itu, dia sedang membeli beberapa bahan makanan dan susu untuk makan Bayi kembar yang hampir berumur satu tahun Itu.

Dari arah belakang Jihyo ditabrak dari samping oleh mobil hitam yang dikendarai sendiri oleh Seulgi, tanganya patah langsung dibantu oleh orang-orang menuju rumah sakit.

Jihyo sama sekali tidak tahu bahwa Nayeon sedang panik karena seseorang berbadan besar terus mengetuk pintunya secara kasar, dia mengganjalnya dengan lemari.

Sampai akhirnya Jinyoung pacar Nayeon datang dan menelpon polisi karena kumpulan lelaki tadi mengganggu keamanan para pemakai apartemen.

Setelah Nayeon dikabari oleh suster dan Jihyo meminta keras untuk membawa kedua anaknya, Jihyo jadi takut Seulgi akan bergerak lebih kejam.

Nayeon bercerita kepada asisten kakaknya lewat voice mail dalam waktu tiga puluh menit non stop, apa yang dia katakan Jihyo tidak tahu, dia jadi takut untuk bertemu Seulgi lagi.

[Revisi Total] (Bu)kan Mommy twins - Daniel • Jihyo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang