10 - Mommy Is A Doctor

613 107 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


VOTE ✨
COMENT✨
FOLLOW ME✨

•••


Mereka hampir sampai di rumah, Jihyo bisa melihat pantulan kaca depan yang menunjukan wajah Daniel, Jihyo sangat tahu bahwa lelaki itu sedang sepenuhnya Khawatir.

Percaya atau tidak, Seojun sebenarnya hanya kelelahan karena kurang istirahat, baru satu hari yang lalu dia berlibur di pemandian air panas, esok harinya dia menghabiskan energi di kebun binatang sudah hampir setengah hari.

Jihyo sebenarnya sudah biasa dengan keadaan ini, kekuatan fisik Seojun tidak sebagus fisik Seora, bahkan anak lelaki itu bisa sakit tanpa alasan, Jihyo sudah mengenalnya.

"Jihyo, tolong di telepon Dokter pribadi Seojun" ucap Daniel khawatir.

"di rumah saja, kita biarkan dia Istirahat dulu" jawab Jihyo.

"tapi dia sakit, kamu lihat sendiri" ucap Daniel agak keras karena perintahnya diabaikan oleh Jihyo.

Jihyo diam beberapa saat, dia hendak berbicara namun tindakan Daniel yang langsung menelepon seseorang disana membuatnya terkejut dan tidak berniat untuk membalas.

"tolong panggilkan dokter ke rumah yang tadi pagi" ucap Daniel tegas, Jihyo tahu itu sekertaris seokjin.

"cepat" ucap Daniel agak teriak.

Setelah sampai dirumah, Daniel terburu buru membuka pintu rumah dan memasukan Seojun kedalam kamarnya, kembali kebawah dan menelepon Seokjin sekali lagi.

"anaku sakit bodoh, cepat!" tegasnya.

Jihyo yang mendengarnya hanya tersenyum, dia kembali fokus kepada buburnya yang hampir matang, oh dia melupakan sesuatu yang penting, Seojun sangat suka ayam, harusnya dia menambahkan ayam saat memasaknya tadi, terpaksa harus memasaknya secara terpisah.

Jihyo memanggang ayamnya dengan sempurna, memotonya menjadi dadu lalu memasukannya bersama bubur, memanaskan kembali di microwave selama satu menit.

Dia masuk kedalam kamarnya lalu mengambil sebuah tas yang sudah lumayan lama dia tidak pegang, mengambil sebuah stetoskop dan termometer yang menjadi sangat akrab dengannya karena seseorang membelikannya.

Jihyo mengangkat jas kerjanya yang berwarna putih, Jihyo merasa itu sudah sangat tidak cocok lagi dibadanya, kini dia menukarnya dengan jas kain tipis berwarna hitam, lalu memasukan kelengkapannya didalam saku.

Dokter yang dipanggil oleh Daniel sepertinya sudah datang lihat saja pintu kamarnya terbuka, Jihyo mengambil bubur di dapur lalu kembali ke Kamar Seojun dengan terburu buru.

"kak Jihyo" ucap seseorang dengan Jas putih, dokter yang dipanggil kak seokjin.

"Jisoo-yaaa" Jihyo yang terkejut langsung memberikan mangkoknya ke Daniel dan berpelukan dengan Jisoo.

"kakak disini ternyata, udah nikah ya makannya berhenti, kenapa gak ngundang aku sih" Jisoo menyenggol bahu Jihyo.

Jihyo hanya mengangguk, dia sendiri bingung harus menjawab apa dengan pertanyaan sebegitu menyeramkan untuknya, tidak sungguh dia tidak suka.

"kalau begitu kenapa kau memanggilku, istrimu lebih pandai daripada aku" ucap Jisoo menghdap kearah Daniel yang masih bingung sambil memegangi mangkoknya.

"maksudnya?" tanya Daniel

"kau tidak tahu, dia adalah bosku saat aku sedang magang sebelum jadi dokter" ucap Jisoo.

"Kau benar benar tak mau sembuhkan anaku?, pergi saja sana!" ucap Jihyo bercanda sambil mendorong Jisoo pelan.

"tidak, ini suruhan kekasihku padahal aku sedang istirahat" jawab Jisoo. mengangkat bahunya

"kau berkunjung lain kali, biar aku saja yang memeriksa" ucap Jihyo lalu mendekat kearah Seojun.

Jihyo mengeluarkan stetoskop dari sakunya, Daniel yang melihatnya kaget, dia tidak menyangka bahwa apa yang tadi Jihyo katakan adalah dirinya sendiri, tentu saja Jihyo bisa merawat anaknya dengan baik.

Matanya terpaku saat Jihyo mulai menggerakan tanganya, memanggil nama Seojun dengan lembut lalu membuka bajunya sedikit untuk menghitung detak jantungnya, wajahnya yang manis itu semakin terlihat, kenapa dari tadi dia tidak mengatakannya saja sih, batin Daniel.

Dia merasa bersalah, Jihyo adalah Seorang Dokter tapi kenapa dia ikut bekerja bersama Nayeon di perusahan ayahnya, Daniel tidak diberi tahu apapun tentang ini oleh adiknya.

"sebenarnya aku tahu semua kisah kalian, buatlah Jihyo senang" Jisoo membisikan kalimat itu tepat di telinga Daniel.

"Jihyo, aku pulang dulu" Jisoo menyalami Jihyo lalu keluar dari rumah itu.

Daniel merasa bersalah sekarang, harusnya tadi dia tidak terlalu kasar saat sedang khawatir, itu pasti sangat menyakiti hati Jihyo, dia harus minta maaf.

[Revisi Total] (Bu)kan Mommy twins - Daniel • Jihyo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang