VOTE ✨
COMENT✨
FOLLOW ME✨•••
"kau sudah bangun"
Jihyo terperangah, matanya dia edarkan ke seluruh penjuru ruangan yang terasa sangat asing dihadapannya.
Daniel disana, setelan santai dengan secangkir kopi di ujung tangannya membuat Jihyo tertegun sampai lupa kenapa dia bisa sampai disini.
"aku dimana?" tanya Jihyo bangun dari kasur.
Kemudian menyadari bahwa ini rumah Daniel yang dulu pernah dia kunjungi bersama lelaki itu, namun bukan kamar utama, tidak ada kumpulan foto itu disini.
"dimana tas ku? Anak anak pasti mencariku"
Jihyo panik mengingat keadaan, kalau perkiraannya tidak salah maka anaknya pasti sudah menunggunya dengan keributan yang pasti merepotkan Nayeon.
"mereka gak papa, gausah khawatir" Daniel berdiam diri setelah beberapa saat, lalu menghampiri Jihyo yang menatapnya tajam.
Jihyo menatapnya dengan tajam, putaran di otaknya membuatnya semakin menggila dengan keadaan.
Mungkin begitu, Jihyo pasti benar kalau mengira semua yang dia lakukan hanya untuk anaknya, bukan untuknya.
"kak, kembaliin tas aku" ucap Jihyo lantang.
Daniel sedang apa sebenarnya, kelakuannya tidak dapat ditebak sedari tadi karena terlalu mempesona.
"gak bisa, disini aja" Daniel mendekat melebarkan tangannya mencoba memeluk Jihyo.
Jihyo mendorongnya, menolak keras pelukan Daniel yang nanti pasti membuatnya berharap terlalu banyak.
Segera mendekati pintu dan mengetuknya keras, menariknya mencoba membuka beberapa kali.
Berteriak dengan keras sambil menggebrakan tangannya dipintu, lalu menyerah karena tidak ada orang yang mendengarnya.
"tuan tolong buka kan pintu, anakku menunggu" pinta Jihyo dengan senyuman paksa.
"tapi itu anakku" jawab Daniel membenahi kata kata Jihyo.
Jihyo terdiam, tidak menyangka ucapan seperti apa yang barusan dikeluarkan oleh Daniel, terasa sangat asing namun mulai menggerogoti hatinya.
Menunduk dengan lemas, menyenderkan dirinya dibalik pintu.
Lalu menangis, meratapi betapa buruknya nasih hidupnya sampai harus melewati seribu rintangan.
Daniel yang melihatnya dengan jelas langsung merasa iba dan memeluknya erat, walaupun sempat ditolak dengan pukulan kecil, namun sekarang Jihyo masih terisak di pelukannya.
"maafin kakak ya" Daniel mencoba menenangkan.
Mengelus punggung Jihyo lalu sesekali menghapus air mata Jihyo menggunakan ujung jarinya.
"kakak jahat" Jihyo memeluknya kembali seperti seorang lelaki.
"aku kurang pantes ya buat kakak?" tanya Jihyo masih terisak, mencoba menemukan kejujuran dimata Daniel.
Daniel terdiam, kata kata yang barusan dikatakan Jihyo sangat membuat dirinya merasa bersalah.
Kalau ini semua benar, Daniel dua kali merasa bersalah, apa tanggung jawabnya tidak bisa diselesaikan dengan hal kemarin?
"kalau gitu biar aku yang pergi kak, aku gak akan ganggu lagi" Jihyo melepas pelukan Daniel, mengusap matanya yang penuh dengan air mata, agh hidupnya buruk.
Mengalihkan pandangannya dari Daniel yang juga tersungkur, Jihyo meregangkan tubuhnya bersiap bangkit.
Belum sempat bangkit, Daniel mendahuluinya lalu berjalan kearah jendela kamar yang langsung mengarah ketaman dirumahnya.
"ayo besarin si kembar tanpa sepengetahuan Sowon" Daniel menatapnya sendu.
Jihyo memandangi kebingungan, membenarkan posisi duduknya agar bisa memperhatikan Daniel lebih detail.
"maksud kakak?"
"Seora sama Seojun gabisa dikenalin sebagai anaku kecuali aku rujuk sama Sowon" jawab Daniel tenang.
Jihyo mengerinyit, mencoba memahami maksud Daniel dengan kalimatnya yang begitu rumit.
"bukan masalah kak, aku bisa jaga mereka dengan baik" balas Jihyo menaikan nadanya.
"jangan egois Jihyo, dia tetap anakku" Daniel memeperingatkan.
Jihyo membuang nafasnya, kenapa harus merasakan hal seperti ini dalam hidupnya yang dulu dianggap selancar aliran air.
"kakak gak lagi ngajak aku jadi orang dibalik kepercayaan publik kan?" tanya Jihyo.
Daniel membeku, kalau benar begitu mengapa harus sesakit ini.
"aku rela kalau itu bikin kakak seneng" Jihyo tersenyum, membayangkan betapa jatuh hatinya semenjak pertama kali bertemu dengan lelaki ini.
Jantung Daniel berdetak kencang, dari ucapaan Jihyo pasti dia rela memberikan apapun untuknya, sama seperti apa yang akan Daniel lakukan.
"aku bisa kok, selingkuhannya kakak" Jihyo tersenyum lebar, bahkan tidak menandakan dia habis menangis.
"Jihyo, aku dan Sowon sudah berpisah" ucap Daniel membenarkan ucapan Jihyo.
"semua publik udah tau kalau dia istri kakak, lalu kalau bukan selingkuhan aku siapa?" Ucap Jihyo yang diakhiri tawa kecil.
Daniel menghampiri Jihyo, memeluknya erat sambil mengelus punggung menenangkan, mengapa rasanya tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.
"tunggu ya, beri waktu aku satu tahun" ucap Daniel tepat ditelinga Jihyo.
Jihyo tersenyum, entah harus percaya atau curiga intinya dia senang merasakan suasana yang sudah didambakannya sejak hari itu.
Daniel mengecup bibir Jihyo singkat, mendekapnya dalam pelukan sangat erat seperti untuk yang terakhir kalinya.
…
Dengan dikeluarkannya chapter ini, ayo semangatin aku biar rajin update sambil merevisi chapter yang cringe :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi Total] (Bu)kan Mommy twins - Daniel • Jihyo
AlteleJihyo galak banget, tapi sama twins udah bersahabat, apa karena itu anaknya Daniel? Apa harusnya jihyo gak usah nerima twaran Nayeon waktu itu buat ngerawat dua bayi? Terlanjur Kang Seora sama Kang Seojung terlanjur panggil Park Jihyo dengan sebutan...