"Daddy bentar lagi pulang, tunggu sambil nonton tv yuk" Jihyo mengetuk pintu ruang bermain anaknya.
Seora dan Seojun segera berlari melintasi tangga menurun dan duduk disofa, tak lama kemudian berebut remot control untuk menonton televisi.
"Mom kakak tu gak mau ngalah" sewot Seora kesal karena kalah merebut remot.
"Gantian dek, kakak mau liat toy story" dengan gesit Seojun menencet remotnya untuk memutar film toy story.
Namun baru satu menit duduk manis pintu lift terbuka menunjukan Daniel yang memegang banyak kantong belanja di tangannya.
Seojun tidak lagi tertarik dengan toy story langsung berlari memeluk Daniel dengan cepat, Seora dengan itu mengambil kantong belanja Daniel dan tersenyum senang.
Daniel beralih pada wanitanya yang duduk di meja makan sambil tersenyum menyambut Daniel.
Daniel melangkah mendekat, memeluk erat Jihyo yang kini tersenyum lugu di pelukan Daniel.
"Gimana, hari ini capek?" Jihyo mengelus kepala lelaki itu yang sudah menyeretnya duduk di sofa.
Sambil menenggelamkan kepalanya di leher Jihyo, Daniel mengangguk halus.
"Capek, banyak kerjaan" eluh Daniel mengeratkan pelukannya pada pinggang Jihyo.
"Laper gak? Mau makan?" Tanya Jihyo lembut.
Daniel menggeleng, tetap erat memeluk Jihyo yang bersender pada sofa.
"Masih kenyang" ucap Daniel yang membuat Jihyo sedikit bingung.
Tidak biasanya lelaki ini makan sebelum dirinya pulang kerumah, sudah selama ini baru kali ini terjadi.
"Tadi tememku ada yang ulang tahun" ucapnya setelah itu membuat Jihyo bernafas lega.
Daniel masih memeluk tubuh Jihyo erat, sama sekali tidak terganggu dengan ocehan Seora dan Seojun mengenai betapa bagusnya mainan yang dibawa olehnya.
"Mau jalan berdua sama kamu ya" ucap Daniel halus.
Bulu kuduk Jihyo meremang, mendengar Daniel berbicara padanya dengan nada rendah yang sebelumnya tidak pernah didengar olehnya.
"Anak anak gimana?" Tanya Jihyo balik.
Daniel berdiri, mengelus kepala Jihyo santai sambil mengusapnya pelan, menatapnya seperti hari terakhir dia melihat Jihyo.
"Sebentar doang kok, nanti ada yang jagain" Daniel membuat Jihyo mengangguk percaya.
Jihyo berlari mengganti piamanya menjadi dres cantik yang sudah lama tidak dia kenakan, padahal dulu selalu saling menyapa di kesempatan tertentu.
...
Daniel mengeratkan tangannya kepada tangan Jihyo yang bergantung bebas, membawa wanita yang bermasker dan berkacamata itu menuju meja pesanannya.
Langkahnya terlihat sangat ringan, tidak ada candaan namun saling memperhatikan, tidak ada kerugian yang menaikan mereka semakin menjauh.
"bagaimana? ada yang kau ingin makan?" Daniel membuka buku menu yang sudah .
"Tidak ada, pesan sesuatu tanpa ikan air laut" jawab Jihyo tenang.
Keduanya duduk sembari menunggu pesanan yang sudah dipesan Daniel, menatap matanya yang sudah terlihat lelah karena bekerja sejak pagi tadi.
Jihyo tersenyum, mengukir wajahnya yang masih terlihat fresh dan menyegarkan, walaupun pikirannya yang sudah terbang mengikuti kalimat yang terngiang ngiang di kepalanya.
"Aku ke kamar mandi sebentar" ucap Jihyo bangun, berdiri mencari tanda yang menunjukan kamar mandi.
Berjalan mengikuti wanita yang merupakan karyawan dan menawarkan pengantaran menuju kamar mandi yang terletak di lantai 2.
Menuju bilik kosong dan kembali bercermin sebentar, melihat betapa merahnya wajahnya yang tak tahan menyembunyikan rasa senangnya.
"Jihyo?" Langkahnya terhenti saat beberapa langkah keluar dari kamar mandi.
Jihyo berbalik, mencari tahu siapa identitas yang mengenali dirinya dengan pakaian yang sama sekali bukan gayanya.
...
"Gimana kak Jihyo?" Jinyoung meraih kentang goreng yang baru dipesan Nayeon melalui aplikasi pesan antar.
"Udah hampir dua minggu, abang cuma kasih tau kalo Kak Jihyo sama si kembar baik baik aja" jawab Nayeon, membuka kemasan saus untuk dimakannya bersama ayam.
"Kira kira berapa bulan mereka bakal kaya gitu?" Tanya Jinyoung bingung, membayangkannya saja sudah ngeri.
"Entah, surat pengunduran ka Jihyo ga diterima sama papa, papa nyadar dia juga salah tentang Si kembar" jawab Nayeon memakan ayamnya dengan santai.
"Papa belum ngeluarin ka Jihyo?" Tanya Jinyoung terkejut.
"Iya, kerjaannya numpuk jadi nyebar ke kita semua, divisi periklanan hampir runtuh kalo aku ga cari asisten buat bantu" kesal Nayeon mengingat kembali tentang pekerjaannya yang menumpuk di kantor.
"Fighting sayangnya aku, semangat kerjanya" Jinyoung mengepalkan tangannya menyemangati Nayeon.
Nayeon mengangguk sambil melahap ayam yang sudah dicelupkan kedalam saus.
"Hari ini mau ke apartmen apa disini aja?" Jinyoung ikut memakan Ayam yang sudah sedikit mendingin.
"Bayangin aja dua lantai sendirian jie, gak ngeri lagi ini mah" ucapnya menatap seisi ruangan yang sudah terganti total dengan sebelumnya, menghilangkan sentuhan Jihyo dimanapun sudut ruangannya.
Nayeon tidak ingin meninggalkan rumah ini sampai dua tahun lamanya, walaupun sudah tidak ada barang yang menunjukan jejak Jihyo, dia ingin mengelabuhi semua orang yang bertanya tentangnya.
"Mau ditemenin?" Tanya Jinyoung menawarkan diri.
"Ok, deal" jawab Nayeon senang.
...
"Cari sampai dapat!" Teriak Sehun kesal, melempar gelas yang berisi wine ke tembok di ruangannya.
"Baik tuan, kita akan berusaha sebaik mungkin" lelaki yang menggunakan setelan hitam itu berdiri.
Menunduk sembilanpuluh derajat bersama kelima bawahannya, undur diri dari ruangan Sehun sebelum lelaki itu marah dan membanting semya barang ke wajah mereka.
"Ada yang sudah kau dapatkan?" Sehun meninggikan suaranya, mendekatkan mulutnya dengan speaker.
"Jejak terakhir Nona Jihyo dan Tuan Daniel berbeda, tidak tepat dengan apa yang sudah diperkirakan" jawabnya menjelaskan.
"Aish kalau itu aku juga tahu brengsek, beri aku yang baru" kesal Sehun menggebrak meja kerjanya.
"Sulit memata matai anakmu juga brengsek, dia lebih baik dan bersih dari yang kuperkirakan" jawabnya kembali dengan kesal, membalas mengumpat dengan keluhan yang membuat Sehun memegangi kepalanya.
"Ada perkiraan lain?" Tanya Sehun pasrah.
"Anakmu sendiri yang menyembunyikannya" jawab lelaki tersebut blak blakan.
"KAU GILA?!" Teriak Sehun kesal, dia sendiri masih ingat bagaimana raut wajah anaknya saat membaca surat pengunduran diri milik Jihyo.
Wajahnya terlalu sedih untuk dikatakan pergi sementara dengan kedua anaknya, tidak mungkin lelaki itu menyembunyikan wanitanya sendiri.
"Ku akhiri, mobil Daniel berjalan keluar" lelaki tersebut menutup panggilan dengan cepat, membuat Sehun kembali menenggak wine mahal miliknya.
...
Beneran ini kemarin pada bilang minta book ini untuk segera up, Mana Ini Orangnyaaa!😼
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi Total] (Bu)kan Mommy twins - Daniel • Jihyo
DiversosJihyo galak banget, tapi sama twins udah bersahabat, apa karena itu anaknya Daniel? Apa harusnya jihyo gak usah nerima twaran Nayeon waktu itu buat ngerawat dua bayi? Terlanjur Kang Seora sama Kang Seojung terlanjur panggil Park Jihyo dengan sebutan...