28 - New Home

314 53 0
                                    

"Mommy dari mana? Kenapa baru pulang?" Seora lari memeluk Jihyo.

Seojun yang sedaritadi fokus ke game di tablet pc yang baru dibeliin Daniel langsung berdiri lari ikut meluk Jihyo.

Jihyo mulai mencoba beradaptasi, hidupnya diperbarui sejak kemarin malam oleh perkataan Daniel, sebegitu berpengaruhnya.

"Mommy kemarin ke rumah Grandma, kalian gapapa kan sama aunty?" Jihyo mengelus kepala Seora dan Seojun secara bergantian.

"kita nurut sama aunty kok, pasti gapapa" ucap Seora gembira, Jihyo tersenyum manis.

"Tadi malam Seojun minum susunya sampai habis Mommy"  Seojun ikut membanggakan dirinya, Jihyo menatap Seojun gemas.

"Woah really? Kemarin makan malam sama siapa?" Tanya Jihyo sambil menggiring kedua anaknya untuk duduk bersama diatas sofa empuk.

Seojun tampak sibuk kembali dengan tablet pc yang baru dibelikan ayahnya, walaupun dirinya bersandar penuh pada tubuh Jihyo.

"Sama aunty terus Uncle Jinyoung di kafe deket Sekolah Seora yang banyak mainannya" jawab Seora gembira.

Senjata paling ampuh untuk membuat kedua anaknya makan dengan lahap dan gampang diajak bicara setidaknya satu minggu, kafe anak ditengah kota.

Nayeon menjaga kedua anaknya dengan baik, tidak perlu diragukan lagi untuk hal itu.

Hatinya bimbang, haruskah dia bercerita tentang apa yang terjadi semalam pada Nayeon, atau tutup mulut sampai dirinya benar benar menghilang.

"Ka Jihyo ,udah pulang?" Nayeon turun dari

"Udah, maaf ya ngerepotin" senyum Jihyo halus.

"Gak ada yang direpotin kak, aku udah tau semuanya, tugasku jaga kakak sampai hari itu datang, sampai kakak kembali" ucap Nayeon menggiring Jihyo ke ruangan kerjanya.

"Maaf kalau kakak lancang" Jihyo menunduk, merasa bersalah telah mengiyakan pernyataan Daniel.

"Aku dukung kakak, gimanapun kakak gak punya salah kok, jatuh hati bisa dimana aja kak" Nayeon mencoba menenangkan Jihyo yang terlihat lemas.

"Kakak kapan pergi?" Tanya Nayeon turut sedih.

"Sore ini" ucap Jihyo berusaha tersenyum.

"Abang udah beli apartemen buat Nay, aku disuruh buat ngosongin tempat ini biar gak ada jejak" jawaban Nayeon benar, meninggalkan jejak di satu tempat juga bukan ide yang baik.

"Aku janji akan tutup mulut sampai aku mati kak, aku janji"

"Yang penting kamu jaga diri ya, kakak janji bakal balik dengan aman" jawab Jihyo mempercai ucapan Nayeon.

"Kakak jaga diri, ini bukan hal main main kak" ucapan Nayeon membuat Jihyo kembali berfikir keras.

Haruskah dia pergi atau menetap dengan tenang sampai kedua anaknya dibawa pergi?

"Kakak bicara sama anak anak dulu" Jihyo meninggalkan ruang kerjanya menuju lantai atas.

"Ok kak, aku siaga" lantas Nayeon beralih pergi menunggu di sofa sambil bersiaga.

Segala keperluan sekarang tak penting, tinggal Jihyo dan kedua anaknya yang harus menghilangkan diri dari sini.

"Seora, are you here?" Jihyo mengetuk pintu kamar Seora berkali kali, namun tetap saja tidak dibuka.

Dirinya mulai khawatir dengan apa yang akan terjadi kedepan, Jihyo mengetuk lagi dengan keras tanpa henti.

"Mommy Seora kita disiniii" teriak Seora dari kamar mandi.

Jihyo menghela nafas panjang, mengapa belum ada apapun dirinya sudah tenggelam dalam panik seperti melakukan kesalahan.

"Seora segera berpakaian lalu temui Mommy dibawah" ucap Jihyo sedikit tegas.

Seora yang menyadari keadaan langsung keluar dari kamar mandi lalu segera berpakaian, melihat kakaknya yang terburu buru berpakaian membuatnya ikut terburu.

"Mommy apa ada masalah?" Tanya Seora kebingungan.

Jihyo menggeleng, menarik kedua anaknya kedalam dekapannya, sulit untuknya pergi begitu cepat untuk sekarang, terlalu sulit.

"Mommy akan menjelaskan sesuatu, sekarang dengarkan dengan baik" Seora dan Seojun mengangguk bersamaan.

Jihyo mengedarkan pandangannya, merasa sudah diawasi dia sedikit memelankan suaranya.

"Kita akan pulang kerumah Daddy sekarang, dengan beberapa hal yang gak bisa dijelaskan, Mommy cuma mau bilang" Jihyo menghentikan perkataannya sejenak.

"Jangan panggil Mommy, panggil Ajhuma jika ada seseorang lain selain orang yang melihat kita, arraseo?" Jihyo memohon dengan tulus.

"Ada apa Mommy?" Seora merasa heran dan asing.

"Nanti Mommy jelaskan setelah kita sampai disana" cekat Jihyo segera mengambil salah satu tas selempangnnya.

Nayeon datang dengan berisyarat sesuatu, Jihyo menyadari dan langsung mengikutinya, menarik tangan Seora dan Seojun dengan kencang.

"Panggil aku Ajhuma, arraseo?" Ucap Jihyo sekali lagi.

Seora dan Seojun dengan cepat mengangguk, mengikuti Jihyo pergi ke pintu belakang rumah yang sudah terpakrkir van hitam dengan plat putih.

Mobil meleasat pergi dari rumahnya, meninggalkan kenangan kecil Seora dan Seojun yang kini dibawanya dengan hati hati.

Seora dan Seojun tidak mengeluarkan sepatah katapun, membuat Jihyo tenang karena kepahaman mereka.

Cukup lama sampai masuk kedalam perumahan elite yang sama sekali belum Jihyo lihat bentuknya.

Melewati rumah pertama yang terlihat kosong, rumah kedua, ketiga dan keempat yang lagi lagi kosong, lalu berhenti di rumah kelima.

Jihyo terkejut saat tiba tiba rumput terbuka dan membuatnya masuk kedalam bawah tanah rumah nomor kelima.

Menemukan Daniel yang sudah berdiri di depan mobilnya membuatnya mengangguk segera membawa Seora dan Seojun keluar.

"Daddy!" Seora dengan kencang berlari memeluk Daniel.

Seojun ikut memeluk Daddynya, lalu kembali pada Jihyo yang berdiri dengan sedikit waswas.

"Kau tidak bisa tenang?" Tanya daniel.

"Kita dalam pelarian" ucap Jihyo lemas.

Daniel menarik tangan Jihyo dan mendekapnya dalam pelukannya, menepuk kepala wanitanya dengan tenang.

"Lupakan semua yang lalu, kini kau disini, bukan pada masa lalumu lagi" Daniel berbisik di telinga Jihyo.

Daniel menuntun Seora dan Seojun untuk berjalan menuju rumah nomor tiga melewati bawah tanah, menggenggam tangan Jihyo erat.

"Kita tinggal disini" Daniel memencet tombol elevator untuk membawa mereka ke rumah yang sebenarnya.

"Temukan kamar kalian Sendiri" Daniel membuat Seora dan Seojun mencari keberadaan kamar mereka.

Menggandeng Jihyo menuju ruang tengah dengan lembut, duduk diatas sofa coklat dengan tenang, mengelus kepalanya berkali kali sampai Jihyo tenang didalam pelukannya.

Banya typo pasti, soalny ak sekali take gapake revisi, maaf ya lama ga update, semoga kalian masih stay

[Revisi Total] (Bu)kan Mommy twins - Daniel • Jihyo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang