Bagian 1-Fara POV

76 10 1
                                    

Aku masih saja berjalan menunduk. Aku benar-benar tidak memiliki keberanian untuk mengangkat pandanganku ke depan. Semua orang memerhatikanku. Bukan karna kagum ataupun terpana dengan kehadiranku. Akan tetapi, satu pemandangan aneh telah melintas di hadapan mereka. Coba kalian bayangkan saja jika dalam lingkup yang berpenampilan modern ada seorang wanita berkerudung panjang hingga siku, baju yang panjang sampai kelutut, dengan rok hingga mata kaki. Itu aku, penampilanku berbanding terbalik dengan siswa-siswi di sekolah ini. Mungkin mereka mengira aku adalah anak yang tersesat di sekolah elite kota ini. Atau pemikiran positifnya mereka adalah penggemar beratku, yang gengsi mengakui hal itu. Haha. Hey! Kalian boleh meminta foto bersamaku saat ini juga. Sungguh, aku tidak akan keberatan.

"Lihatlah gadis pemalu itu. dia mengira sekarang sedang musim dingin. Sepertinya pakaianmu masih kurang tebal, Nak." Lelaki di pojok koridor sekolah menertawakanku, disusul oleh murid-murid yang lainnya. Jelas saja aku malu, mereka menatapku penuh intimidasi seakan aku memang punya kesalahan. Tawa mereka terdengar begitu menggiurkan. Membuat anak-anak yang bersembunyi di balik tembok ruangan kelas keluar menyaksikan. Apakah aku terlihat sangat menggemaskan? Yang di sana tolong beri aku jawaban!

Aku tetap menunduk, tak berani mengarahkan pandanganku kemanapun. Kecuali kearah pintu-pintu kelas yang aku lewati. Aku sedang mencari kelas yang diberitahukan oleh salah satu guru di sekolah ini. Kelas baruku. Di sekolah baruku.

Seorang guru sudah masuk ke dalam kelas terlebih dahulu bahkan sebelum bel berbunyi. Apa yang dilakukan guru ini? apakah dia sedang memeriksa kebersihan sekolah seperti kebiasaan guru-guru di sekolahku dulu? Mungkin dia guru yang mengoordinasi bagian kebersihan sekolah.

Guru itu tersenyum ramah padaku. Aku mengangkat sedikit pandanganku membalas senyumnya. Dia adalah guru serta orang pertama kali tersenyum padaku di sekolah ini. Bahkan guru yang pertama kali aku temui tadi saat menanyakan di mana kelasku tidak tersenyum meskipun sedikit. Mirip sekali dengan cikgu besar yang ada dalam kartun melayu 'Upin dan Ipin'. Mungkin di sekolah ini tidak diajarkan bagaimana cara tersenyum. Ataupun mereka memang diperintahkan untuk pelit senyuman.

"Ayo kemari, Nak! Aku akan menyambutmu dengan baik di sekolah ini."

Aku berjalan kikuk mendekatinya. Siswa siswi yang lain menatapku aneh, sama seperti siswa-siswi yang ada di koridor tadi. Sama herannya dengan kehadiran siswi baru berpakaian musim dingin sepertiku.

"Baiklah, anak-anak. Hari ini kalian kedatangan siswi baru. Dia berasal dari kota Daerus. Itulah kenapa pakaiannya berbeda dengan kalian." Bu guru menatapku sejenak, seakan rasa suka cita ada saat aku datang. "Nah, kalian harus bisa menghargai penampilannya. Tidak ada peraturan di sekolah ini yang melarangnya berpakaian tertutup."

Murid-murid tidak ada yang menjawab, hanya terdiam dikursi mereka masih menatapku aneh.

"Baiklah, Nak. Perkenalkan dirimu!"

Aku masih menunduk, dari tadi tidak berani menatap lurus ke depan atau sekedar melirik. Jangan bilang aku penakut, karna aku memang benar-benar takut. Aku takut membayangkan respon murid di kelas ini saat aku menyebutkan namaku. Aku menarik nafas panjang. Jumlah siswi sedikit lebih banyak dari pada jumlah siswa. Dengan mengumpulkan segala keberanianku, aku meluruskan pandanganku kedepan. "Perkenalkan nama saya Farasya Rimasenja. Saya biasa dipanggil Fara," ujarku.

"Apa ibumu menyukai Rimasenja sehingga namamu diberi nama Rimasenja? penyanyi solo pada zaman dahulu kala itu." Seorang lelaki di kursi belakang tertawa menertawai namaku. Sebenarnya tak ada yang lucu dengan namaku. Dari awal sampai akhir biasa-biasa saja. Heran.'Sebenarnya apa yang di tertawakan olehnya? Tidak ada yang lucu.' Mereka hanya sedang mengejek namaku.

Aku hanya menunduk tak membantah, aku tak memerhatikan kalau lelaki di sampingnya malah menjitak kepala temannya yang mengejekku. Mungkin dia sedikit banyak lebih tau masalah sopan santun untuk tidak menertawai orang lain.

Kupu-kupu dan Senja ~TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang